ISODEL 2021 Digelar Desember, Kemendikbudristek Targetkan 1.000 Partisipan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ( Kemendikbudristek ) akan menyelenggarakan International Symposium on Open, Distance and e-Learning, (ISODEL) Tahun 2021 pada 1-3 Desember 2021. Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kemdikbudristek Suharti menargetkan 1.000 partisipan mendaftar di ISODEL 2021.
Makalah-makalah yang terpilih dari para peserta akan diterbitkan secara gratis melalui mitra yang bekerja sama dengan jurnal yang terindeks oleh Scopus atau SINTA.
Scopus adalah pangkalan data pustaka yang mengandung abstrak dan sitiran artikel jurnal akademik. Scopus mengandung kurang lebih 22.000 judul dari 5.000 penerbit, 20.000 di antaranya merupakan jurnal tertelaah sejawat di bidang sains, teknik, kedokteran, dan ilmu sosial. Sedangkan Science and Technology Index (SINTA) fungsinya adalah untuk menilai kinerja jurnal berdasarkan standar akreditasi dan sitasi,
Makalah dapat dikirimkan melalui email [email protected] dan website isodel.kemdikbud.go.id. Sebagai sebuah bagian dari rangkaian ISODEL 2021, Pusdatin telah membuka registrasi di laman isodel.kemdikbud.go.id.
Tahun ini, ISODEL mengusung tema “Teknologi Pendidikan di Era Normal Baru Sekarang dan Akan Datang”. Dalam ajang tersebut, Pusdatin berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan pendidikan, peneliti, pendidik, akademi, komunitas dan praktisi di Indonesia maupun seluruh dunia menanggapi dinamika dan tantangan yang ada.
Dalam proses sejarah, agenda ISODEL ini sangat berkaitan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang hadir di masa-masa itu.
"Ini juga yang kemudian menginspirasi Pusdatin pada saat akan menyelenggarakan ISODEL di tahun 2021 ini, karena mengingat tentu saja perkembangan teknologi informasi, pemanfaatannya, distance dan e-learning ini menjadi sesuatu yang jamak dan menjamur, terlebih didorong dengan situasi pandemi Covid-19,” jelas Kapusdatin Kemendikbudristek M Hasan Chabibie pada Road to ISODEL 2021 melalui siaran pers, Jumat (29/10/2021).
Hasan menjelaskan, dinamika di sektor Pendidikan terkait pemanfaatan teknologi tidak dapat dipisahkan dengan transformasi pendidikan.
"Transformasi digital menjadi sebuah keharusan, kami sadar proses ini melibatkan banyak sekali aspek yang memungkinkan inovasi lebih lanjut disampaikan, yang bisa jadi belum ada sebelumnya, sehingga akan mengarah pada sebuah seruan bersama dan tindakan strategi bersama apa yang harus dilakukan,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Nizam menyampaikan, selama pandemi dua tahun ini, perguruan tinggi melakukan adaptasi yang sangat pesat sehingga mampu mengakselerasi pembelajaran secara daring.
“Selama ini kita mendukung mulai dari memperkuat jaringan internet melalui kerja sama dengan Kominfo, memperkuat moodle sebagai platform nasional melalui Sistem Pembelajaran Daring Indonesia (SPADA), serta Learning Management System (LMS) melalui Google Classroom,” terangnya.
Penguatan SPADA sebagai platform pembelajaran daring berskala nasional untuk digunakan oleh seluruh perguruan tinggi juga terus diupayakan. Sebab, Nizam meyakini hikmah yang diperoleh dari pandemi ini justru adanya akselerasi penggunaan teknologi digital di dalam pendidikan.
Ditjen Diktiristek sudah melakukan transformasi melalui Kampus Merdeka, yang salah satu programnya adalah pertukaran mahasiswa. Akselerasi ini didapat saat pandemi berlangsung.
Kemudian pembelajaran juga dilakukan bukan hanya pembelajaran daring, namun juga membentuk karakter dan perilaku serta akhlak para mahasiswa. Dan itu dilakukan dengan berbagai macam program kerelawanan, seperti untuk mitigasi pandemi, ekonomi, pembelajaran dari rumah, dan sebagainya.
Tak hanya itu, penelitian dari perguruan tinggi juga banyak dilakukan selama masa pandemi dengan melakukan riset-riset terapan yang menghilir. Kampus Mengajar juga berperan untuk memastikan pembelajaran berjalan untuk seluruh anak-anak.
Lihat Juga: Mahasiswa dan Dosen Merapat! Ini 35 Aplikasi AI Generatif yang Direkomendasikan Kemendikbudristek
Makalah-makalah yang terpilih dari para peserta akan diterbitkan secara gratis melalui mitra yang bekerja sama dengan jurnal yang terindeks oleh Scopus atau SINTA.
Scopus adalah pangkalan data pustaka yang mengandung abstrak dan sitiran artikel jurnal akademik. Scopus mengandung kurang lebih 22.000 judul dari 5.000 penerbit, 20.000 di antaranya merupakan jurnal tertelaah sejawat di bidang sains, teknik, kedokteran, dan ilmu sosial. Sedangkan Science and Technology Index (SINTA) fungsinya adalah untuk menilai kinerja jurnal berdasarkan standar akreditasi dan sitasi,
Makalah dapat dikirimkan melalui email [email protected] dan website isodel.kemdikbud.go.id. Sebagai sebuah bagian dari rangkaian ISODEL 2021, Pusdatin telah membuka registrasi di laman isodel.kemdikbud.go.id.
Tahun ini, ISODEL mengusung tema “Teknologi Pendidikan di Era Normal Baru Sekarang dan Akan Datang”. Dalam ajang tersebut, Pusdatin berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan pendidikan, peneliti, pendidik, akademi, komunitas dan praktisi di Indonesia maupun seluruh dunia menanggapi dinamika dan tantangan yang ada.
Dalam proses sejarah, agenda ISODEL ini sangat berkaitan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang hadir di masa-masa itu.
"Ini juga yang kemudian menginspirasi Pusdatin pada saat akan menyelenggarakan ISODEL di tahun 2021 ini, karena mengingat tentu saja perkembangan teknologi informasi, pemanfaatannya, distance dan e-learning ini menjadi sesuatu yang jamak dan menjamur, terlebih didorong dengan situasi pandemi Covid-19,” jelas Kapusdatin Kemendikbudristek M Hasan Chabibie pada Road to ISODEL 2021 melalui siaran pers, Jumat (29/10/2021).
Hasan menjelaskan, dinamika di sektor Pendidikan terkait pemanfaatan teknologi tidak dapat dipisahkan dengan transformasi pendidikan.
"Transformasi digital menjadi sebuah keharusan, kami sadar proses ini melibatkan banyak sekali aspek yang memungkinkan inovasi lebih lanjut disampaikan, yang bisa jadi belum ada sebelumnya, sehingga akan mengarah pada sebuah seruan bersama dan tindakan strategi bersama apa yang harus dilakukan,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Nizam menyampaikan, selama pandemi dua tahun ini, perguruan tinggi melakukan adaptasi yang sangat pesat sehingga mampu mengakselerasi pembelajaran secara daring.
“Selama ini kita mendukung mulai dari memperkuat jaringan internet melalui kerja sama dengan Kominfo, memperkuat moodle sebagai platform nasional melalui Sistem Pembelajaran Daring Indonesia (SPADA), serta Learning Management System (LMS) melalui Google Classroom,” terangnya.
Penguatan SPADA sebagai platform pembelajaran daring berskala nasional untuk digunakan oleh seluruh perguruan tinggi juga terus diupayakan. Sebab, Nizam meyakini hikmah yang diperoleh dari pandemi ini justru adanya akselerasi penggunaan teknologi digital di dalam pendidikan.
Ditjen Diktiristek sudah melakukan transformasi melalui Kampus Merdeka, yang salah satu programnya adalah pertukaran mahasiswa. Akselerasi ini didapat saat pandemi berlangsung.
Kemudian pembelajaran juga dilakukan bukan hanya pembelajaran daring, namun juga membentuk karakter dan perilaku serta akhlak para mahasiswa. Dan itu dilakukan dengan berbagai macam program kerelawanan, seperti untuk mitigasi pandemi, ekonomi, pembelajaran dari rumah, dan sebagainya.
Tak hanya itu, penelitian dari perguruan tinggi juga banyak dilakukan selama masa pandemi dengan melakukan riset-riset terapan yang menghilir. Kampus Mengajar juga berperan untuk memastikan pembelajaran berjalan untuk seluruh anak-anak.
Lihat Juga: Mahasiswa dan Dosen Merapat! Ini 35 Aplikasi AI Generatif yang Direkomendasikan Kemendikbudristek
(zik)