Teliti Limbah Batik, Siswa MAN 4 Bantul Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Siswa MAN 4 Bantul meraih juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) 2021. Pengumuman pemenang disampaikan oleh panitia secara online melalui Instagram, Senin (6/12/2021).
Dalam kompetisi yang digelar di Universitas Pekalongan ini, dua anggota tim riset MAN 4 Bantul yaitu Avivah Dwi Apriani (11 Mipa 2) dan Nailil Khilma (10 Mipa 1), meneliti tentang teknologi pengolahan limbah batik yang aplikatif.
Penelitian ini berangkat dari keresahan mereka saat melihat tempat produksi batik rumahan di Yogyakarta banyak membuang limbah tinta tanpa melalui pengolahan. "Kami ingin berkontribusi positif agar limbah seperti ini tidak mencemari lingkungan," kata Avivah Dwi Apriani.
Industri batik Yogyakarta merupakan pabrik rumahan yang memproduksi batik dalam skala rumah tangga, misalnya di Kampung Batik Giriloyo.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produsen rumahan batik sebagian masih membuang limbahnya secara langsung ke sungai, sebagian lagi membuangnya dalam sumur tanpa filtrasi. Namun ada pula yang telah memiliki tempat pembuangan yang memenuhi standar.
Pembuangan langsung ke tanah mengakibatkan tanaman di sekitarnya mati. Sedangkan pembuangan di dalam sumur tanah tanpa filtrasi menyebabkan pencemaran tanah dan dikhawatirkan mencemari air sumur terdekat.
Keduanya siswa jurusan IPA itu berinisiatif mengkaji partikel limbah batik tersebut, dan ternyata ditemukan bahwa limbah itu dapat diolah menjadi DSSC (Dye Sensitized Solar Cell) yaitu zat yang dapat menyerap tanaga matahari menjadi tenaga listrik.
Pembimbing Tim Riset MAN 4 Bantul, Uun Nashikhun, menjelaskan bahwa anak didiknya harus melawan 4 tim terbaik pada final LKTIN di Universitas Pekalongan. Pada babak final yang diselenggarakan pada 29 November 2021, semua peserta mendapat kesempatan melakukan presentasi selama 15 menit dan tanya jawab 20 menit.
“Hampir semua juri memuji penelitian ini. Kualitasnya melebihi usianya," tandas Uun Nasikhun dalam keterangannya seperti dilansir dari laman resmi Pendis Kemenag, kamis (9/12/2021).
Secara terpisah, Kepala MAN 4 Bantul Singgih Sampurno bersyukur atas prestasi yang diraih siswanya. Ia berharap penghargaan ini secara khusus dapat memotivasi yang bersangkutan dan menjadi inspirasi bagi siswa yang lainnya. “Kami selalu mendorong anak didik untuk peka terhadap permasalahan di sekitarnya. Terima kasih kami sampaikan kepada para guru dan pembimbing riset,” katanya.
Dalam kompetisi yang digelar di Universitas Pekalongan ini, dua anggota tim riset MAN 4 Bantul yaitu Avivah Dwi Apriani (11 Mipa 2) dan Nailil Khilma (10 Mipa 1), meneliti tentang teknologi pengolahan limbah batik yang aplikatif.
Penelitian ini berangkat dari keresahan mereka saat melihat tempat produksi batik rumahan di Yogyakarta banyak membuang limbah tinta tanpa melalui pengolahan. "Kami ingin berkontribusi positif agar limbah seperti ini tidak mencemari lingkungan," kata Avivah Dwi Apriani.
Industri batik Yogyakarta merupakan pabrik rumahan yang memproduksi batik dalam skala rumah tangga, misalnya di Kampung Batik Giriloyo.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produsen rumahan batik sebagian masih membuang limbahnya secara langsung ke sungai, sebagian lagi membuangnya dalam sumur tanpa filtrasi. Namun ada pula yang telah memiliki tempat pembuangan yang memenuhi standar.
Pembuangan langsung ke tanah mengakibatkan tanaman di sekitarnya mati. Sedangkan pembuangan di dalam sumur tanah tanpa filtrasi menyebabkan pencemaran tanah dan dikhawatirkan mencemari air sumur terdekat.
Keduanya siswa jurusan IPA itu berinisiatif mengkaji partikel limbah batik tersebut, dan ternyata ditemukan bahwa limbah itu dapat diolah menjadi DSSC (Dye Sensitized Solar Cell) yaitu zat yang dapat menyerap tanaga matahari menjadi tenaga listrik.
Pembimbing Tim Riset MAN 4 Bantul, Uun Nashikhun, menjelaskan bahwa anak didiknya harus melawan 4 tim terbaik pada final LKTIN di Universitas Pekalongan. Pada babak final yang diselenggarakan pada 29 November 2021, semua peserta mendapat kesempatan melakukan presentasi selama 15 menit dan tanya jawab 20 menit.
“Hampir semua juri memuji penelitian ini. Kualitasnya melebihi usianya," tandas Uun Nasikhun dalam keterangannya seperti dilansir dari laman resmi Pendis Kemenag, kamis (9/12/2021).
Secara terpisah, Kepala MAN 4 Bantul Singgih Sampurno bersyukur atas prestasi yang diraih siswanya. Ia berharap penghargaan ini secara khusus dapat memotivasi yang bersangkutan dan menjadi inspirasi bagi siswa yang lainnya. “Kami selalu mendorong anak didik untuk peka terhadap permasalahan di sekitarnya. Terima kasih kami sampaikan kepada para guru dan pembimbing riset,” katanya.
(mpw)