Guru Besar Unpad Paparkan Peran Penting Biosensor pada Penanganan Pandemi Covid-19

Senin, 07 Februari 2022 - 12:29 WIB
loading...
Guru Besar Unpad Paparkan...
Universitas Padjajaran (Unpad). Foto/Dok/Unpad
A A A
JAKARTA - Guru Besar Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran ( Unpad ) Prof. Dr. Yeni Wahyuni Hartati menjelaskan sebagai tahap awal dari perawatan medis, biosensor berperan penting di tahap diagnosis Covid-19 . Adanya perangkat ini menjadikan diagnosis Covid-19 menjadi lebih praktis dengan tetap memiliki tingkat sensitivitas tinggi, hasil cepat, hingga mudah digunakan.

“Jika dibandingkan dengan teknik laboratorium lainnya, pada umumnya memerlukan waktu lama dengan volume sampel yang tinggi, dan teknisi yang harus terlatih, begitu kompleks,” ujar Prof. Yeni melansir laman resmi Unpad di unpad.ac.id, Senin (7/2/2022).

Dalam tahap diagnosis, biosensor digunakan dalam tiga metode pengujian cepat Covid-19, yaitu pengujian dengan biomarker asam nukleat atau yang umum dilakukan berupa PCR , antigen, dan antibodi. Pengujian dengan biomarker dinilai lebih menjanjikan dibandingkan dengan metode analisis lainnya.

Baca: Pertama di Dunia, Unpad Ciptakan Propolis Powder dengan Teknik Mikroenkapsulasi

“Biosensor ini metode yang cepat, sensitif, bisa di tempat, dan tentunya harganya jauh lebih murah daripada metode yang lain,” kata Prof. Yeni.

Karena sifatnya yang andal untuk diagnosis dan pemantauan (tracing), piranti ini telah berperan penting dalam pengembangan vaksin Covid-19. Hal ini disebabkan, pengembangan vaksin sejatinya memiliki sejumlah tantangan, salah satunya membutuhkan alat pemantauan dari suatu penyakit yang andal.

Lebih lanjut Prof. Yeni menjelaskan, tidak hanya di tahap diagnosis, biosensor juga berperan dalam proses perawatan dan monitoring kesehatan. Bahkan, piranti ini dapat digunakan untuk monitoring dari rumah dan menyajikan data yang berkala.

Seiring kemajuan teknologi, telah ditemukan biosensor yang dapat dipakai langsung untuk memonitor konidis pasien Covid-19. Biosensor ini dapat ditempel di dada pasien tanpa perlu bantuan apa pun dan dapat langsung dibuang setelah dipakai.

Baca juga: Ranking 7 Webometrics, Telkom University Kembali Jadi PTS Terbaik di Indonesia

Piranti ini mampu mampu merekam suhu tubuh, laju pernapasan, saturasi oksigen, jejak EKG, hingga detak jantung pasien yang datanya dapat dikonversi dan disajikan secara berkala. “Ini juga bisa digunakan untuk melakukan analisis dampak kesehatan di masa depan,” imbunya.

Peran lainnya, kata Prof. Yeni, piranti ini dapat digunakan untuk memonitor kualitas nutrisi pasien, memonitor lingkungan untuk mendeteksi kadar virus di udara, pendeteksian bakteri bawaan pada pasien, hingga prediksi kesehatan di masa depan.

“Biosensor dapat digunakan sehari-hari tanpa mengganggu. Misalnya kita melihat detak jantung apakah sehat atau tidak bisa menggunakan biosensor,” pungkasnya.
(nz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2314 seconds (0.1#10.140)