RSA Gelar Pendidikan Berbasis Digital Kembangkan Skill Generasi Muda Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Remote Skills Academy ( RSA ), sebuah program pendidikan berbasis daring yang fokus pada pengembangan skill generasi muda Indonesia dengan teknologi digital menginisiasi Remote Skills Summit Indonesia (RSSI). Program ini membekali peserta atau generasi muda dengan skill digital agar mampu mendapatkan alternatif pekerjaan dari sektor industri melalui re-skill, up-skill, dan remote working.
“Remote Skills Academy hadir di Indonesia untuk menginspirasi tenaga kerja, khususnya generasi muda , agar melatih keterampilan baru (re-skill) dan meningkatkan (up-skill) keterampilan mereka sehingga menjadi profesional yang cakap dan mampu bersaing di dunia digital saat ini,” kata Lavinia Iosub, Managing Partner di Livit dan Founder dari Remote Skills Academy.
RSA mengemas kurikulum pembelajaran digital menarik dalam bentuk teori dan juga praktik kepada peserta. Mulai dari Virtual Assistance, Digital Marketing, Project Management, Online Bussiness Manager, Scrum and Product Owner, SEO, hingga pengolahan media sosial dan pengelolaan website. Berbagai subyek ini disusun oleh fasilitator untuk mempersiapkan tenaga kerja beradaptasi hingga mampu meniti karier melalui remote working.
Platform ini pun dibentuk sejalan dengan tren nomad digital yang semakin populer sejak awal pandemi. Pada 2019 saja, Statista mencatat ada lebih dari 4.000 nomad digital yang berdomisili di Bali, jumlah tertinggi di wilayah Asia Tenggara. Ini menunjukkan bahwa adanya peluang yang sangat besar bagi tenaga kerja untuk mendapatkan penghasilan alternatif meski mata pencaharian utama mereka terdampak oleh pandemi.
Lebih lanjut, program ini juga dibentuk seiringan dengan upaya pemerintah melalui kolaborasi Pentahelix untuk memulihkan kembali kehidupan masyarakat Bali di tengah pandemi. Melalui acara RSSI, RSA berharap dapat mendukung program sinergitas Pentahelix, yaitu memetakan mata pencaharian alternatif dan meningkatkan jumlah angkatan kerja selama proses pemulihan ekonomi dengan semangat Bali KemBali dan Bali Bangkit.
“Masih banyak masyarakat Indonesia yang masih belum kembali bekerja, bahkan belum mampu untuk mendapatkan pekerjaan alternatif sejak terdampak pandemi. Upaya yang dilakukan oleh Remote Skills Indonesia untuk membantu masyarakat melalui pelatihan digital merupakan salah satu gebrakan solusi untuk penanganan situasi tersebut,” kata A.A Made Dewandra Reinhard, Koordinator Umum Bali KemBali.
“Kami sangat mengapresiasi Remote Skills Academy sebagai salah satu pencetus program pemberdayaan tenaga kerja dan dengan mengadakan Remote Skills Summit Indonesia. Adanya program ini mendorong percepatan proses pemulihan kehidupan masyarakat. Ke depannya, tentu kami berharap semakin banyak lagi pihak lain yang bekerja sama untuk membantu tenaga kerja di Indonesia, khususnya di Bali.”
Penyelenggaraan RSSI ini juga tidak lepas dari pencapaian yang telah diperoleh RSA sejak 2020. Dalam rentang dua tahun, RSA sudah memiliki 621 pendaftar, 434 alumni, serta 78 fasilitator yang bergabung untuk membina. Hasil nyata ini menjadi semangat dan pendorong bagi RSA untuk terus memberdayakan tenaga kerja di Indonesia.
“Remote Skills Academy hadir di Indonesia untuk menginspirasi tenaga kerja, khususnya generasi muda , agar melatih keterampilan baru (re-skill) dan meningkatkan (up-skill) keterampilan mereka sehingga menjadi profesional yang cakap dan mampu bersaing di dunia digital saat ini,” kata Lavinia Iosub, Managing Partner di Livit dan Founder dari Remote Skills Academy.
RSA mengemas kurikulum pembelajaran digital menarik dalam bentuk teori dan juga praktik kepada peserta. Mulai dari Virtual Assistance, Digital Marketing, Project Management, Online Bussiness Manager, Scrum and Product Owner, SEO, hingga pengolahan media sosial dan pengelolaan website. Berbagai subyek ini disusun oleh fasilitator untuk mempersiapkan tenaga kerja beradaptasi hingga mampu meniti karier melalui remote working.
Platform ini pun dibentuk sejalan dengan tren nomad digital yang semakin populer sejak awal pandemi. Pada 2019 saja, Statista mencatat ada lebih dari 4.000 nomad digital yang berdomisili di Bali, jumlah tertinggi di wilayah Asia Tenggara. Ini menunjukkan bahwa adanya peluang yang sangat besar bagi tenaga kerja untuk mendapatkan penghasilan alternatif meski mata pencaharian utama mereka terdampak oleh pandemi.
Lebih lanjut, program ini juga dibentuk seiringan dengan upaya pemerintah melalui kolaborasi Pentahelix untuk memulihkan kembali kehidupan masyarakat Bali di tengah pandemi. Melalui acara RSSI, RSA berharap dapat mendukung program sinergitas Pentahelix, yaitu memetakan mata pencaharian alternatif dan meningkatkan jumlah angkatan kerja selama proses pemulihan ekonomi dengan semangat Bali KemBali dan Bali Bangkit.
“Masih banyak masyarakat Indonesia yang masih belum kembali bekerja, bahkan belum mampu untuk mendapatkan pekerjaan alternatif sejak terdampak pandemi. Upaya yang dilakukan oleh Remote Skills Indonesia untuk membantu masyarakat melalui pelatihan digital merupakan salah satu gebrakan solusi untuk penanganan situasi tersebut,” kata A.A Made Dewandra Reinhard, Koordinator Umum Bali KemBali.
“Kami sangat mengapresiasi Remote Skills Academy sebagai salah satu pencetus program pemberdayaan tenaga kerja dan dengan mengadakan Remote Skills Summit Indonesia. Adanya program ini mendorong percepatan proses pemulihan kehidupan masyarakat. Ke depannya, tentu kami berharap semakin banyak lagi pihak lain yang bekerja sama untuk membantu tenaga kerja di Indonesia, khususnya di Bali.”
Penyelenggaraan RSSI ini juga tidak lepas dari pencapaian yang telah diperoleh RSA sejak 2020. Dalam rentang dua tahun, RSA sudah memiliki 621 pendaftar, 434 alumni, serta 78 fasilitator yang bergabung untuk membina. Hasil nyata ini menjadi semangat dan pendorong bagi RSA untuk terus memberdayakan tenaga kerja di Indonesia.