Orang Tua, Ini 10 Cara Mengetahui Minat dan Bakat Anak Sejak Dini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mengenali minat dan bakat anak perlu dilakukan sedini mungkin agar arah pendidikan bisa disinkronkan. Apakah ketika seorang anak selalu mendapatkan nilai tinggi saat pelajaran menggambar sudah pasti ia memiliki bakat menggambar? Belum tentu, ketahui cara mengetahui minat dan bakat anak yang sebenarnya.
Apa itu bakat? Banyak orang tua yang berpikir bahwa bakat adalah sesuatu di mana seseorang anak terlihat maksimal dengan potensinya, padahal definisi ini tidak tepat.
Ternyata yang dikatakan bakat adalah bukan hanya hasilnya yang maksimal tetapi anak terlihat enjoy dan senang dengan yang ia jalani, baik saat hasilnya unggul maupun tidak.
Sebenarnya jika ingin lebih cepat dan simpel, orang tua bisa mengikuti tes minat dan bakat anak melalui berbagai teknik pengujian yang ditawarkan secara komersial. Namun, hasil ini ternyata tidak mutlak.
Patokan yang mengikat terhadap hasil sebuah tes ternyata bisa menyebabkan tertutupnya ruang potensi lain pada anak. Maka ada cara natural yang bisa dilakukan secara bertahap untuk memastikan sesuatu yang menjadi minat dan bakat anak, apa saja?
1. Mengenalkan Anak dengan Berbagai Bidang
Sebelum orang tua mengambil kesimpulan jika anak Anda memiliki bakat A, B atau C, maka hal yang perlu dilakukan adalah mengenalkan anak pada semua bidang. Sains, seni, olahraga, sosial, dan sebagainya kenalkan pada anak sehingga terbuka pikiran dan pengetahuan anak pada sesuatu hal yang ada di sekitarnya.
Semakin banyak hal yang diketahui oleh anak maka akan semakin membuat orang tua bisa menilai, dari sekian banyak hal yang diketahui dan dilakukan anak ternyata yang anak terlihat enjoy dan hasilnya maksimal adalah bidang A. Ini langkah awal bagi orang tua membantu anak menemukan bakatnya.
2. Apa yang Paling Anak Nikmati dan Lihat Hasilnya
Setelah mengenalkan banyak hal pada anak, maka orang tua bisa melihat apa yang menjadi kesukaaan anak. Hal apa yang paling menggembirakan, paling bisa dinikmati dengan hasil yang beragam. Tak selamanya apa yang disukai akan memberikan hasil yang bagus, tetapi dengan sesuatu yang disukai akan membuat anak tetap bertahan dengan sesuatu tersebut.
3. Komunikasi dan Sosialisasi
Bagi orang tua tak ada salahnya menanyakan perkembangan bakat pada anak melalui hal-hal yang tampak sebagai sesuatu yang menjadi kecenderungan dan kesukaan. Berkomunikasilah dengan anak, tanyakan hal-hal yang bisa membuat orang tua semakin yakin jika hal tersebut adalah bakat anak.
Selain komunikasi yang baik, orang tua bisa membantu anak bersosialisasi di lingkungan lain yang menjadi bakat tersebut tidak hanya di rumah. Ajak anak mengikuti sanggar, pelatihan dan sejenisnya sesuai dengan kecenderungan bakat yang mulai nampak.
4. Mengikutkan Anak dengan Kompetisi
Sebelum mengikutkan anak pada kompetisi, ada baiknya orang tua memberikan pemahaman pada anak bahwa setiap perlombaan pada dasarnya diikuti untuk membantu anak meningkatkan skill dan kemampuan.
Soal hasil itu hanyalah efek. Perlombaan adalah sarana belajar dari waktu ke waktu sehingga pada saatnya nanti hasil dan kualitas akan lebih baik.
Usia kanak cenderung banyak yang tidak siap untuk mengikuti lomba. Anak mudah kecewa dengan hasil yang tidak sesuai harapan. Jadi, orang tua sangat penting memberikan pemahaman bahwa lomba bukanlah soal menang kalah, tetapi bagian dari proses mengasah dan meningkatkan kemampuan bakat.
5. Membebaskan Anak Membuat Pilihan
Seringkali orang tua ingin anaknya menjadi seperti apa yang diinginkan, bukan apa yang menjadi keinginan anak. Inilah hal yang sering terjadi, bahkan sejak kecil. orang tua di satu ketika mungkin pernah memiliki obsesi untuk menjadi A, B atau yang lain, tetapi tidak tercapai. Mewariskan cita-cita tersebut pada anak bukanlah hal yang bijak.
Jika anak memang akhirnya memiliki kecenderungan yang sama dengan orang tua mungkin tak masalah, tetapi memaksakan apa yang menjadi keinginan bagi orang tua adalah sebuah kesalahan.
6. Tes Minat dan Bakat
Uji minat dan bakat anak tetap diperlukan. Soal bentuk tes ini dikembalikan pada orang tua sebab ada banyak teknik yang memberikan garansi keakuratan pembacaan minat dan bakat pada anak.
Orang tua bisa memilih mana yang paling sesuai dan paling diyakini. Tes ini pada dasarnya bertujuan untuk memastikan dugaan orang tua tidak salah terhadap apa yang sudah dilihat di lapangan.
7. Mendukung dan Memotivasi
Setelah orang tua yakin dan tahu pasti apa yang menjadi minat dan bakat anak, maka tugas terakhir adalah mendukung dan memotivasi anak untuk mengembangkan bakat tersebut.
Salah satu caranya bisa dengan memilihkan jalur pendidikan yang sesuai. Pendidikan adalah salah satu cara yang bisa dipilihkan orang tua untuk mendukung kemampuan anak.
Anak orang tua mungkin memiliki kecenderungan di dunia kesehatan, tak ada salahnya mendukung anak kuliah di Fakultas Kedokteran.
8. Menempatkan Anak di Posisi Terdekat
Biasanya bakat-bakat yang dimiliki oleh anak akan mudah terlihat saat kondisi anak sedang dalam keadaan terdesak atau terancam. Sehingga hal ini membuat kemampuan yang dimiliki selama ini dapat muncul. Cara ini banyak dilakukan para orang tua agar bisa mengetahui bakat terpendam dalam diri anak. Misalnya saja, coba untuk memberikan anak PR dalam jangka waktu yang mendesak. Kondisi ini bisa membuat anak mencoba berpikir cepat untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dimilikinya.
9. Mengajarkan Anak Untuk Bekerja Keras
Terkadang terdapat kondisi di mana bakat dan minat yang dimiliki anak bisa terlihat asalkan ada perlakuan yang khusus yang membuat bakat tersebut bisa muncul. Salah satu caranya adalah dengan mengajarkan anak untuk menjadi pribadi yang selalu bekerja keras.
Misalnya saja, ketika anak meminta uang kepada anda maka anda bisa mencoba untuk menumbuhkan sikap pekerja keras dalam diri anak anda. Untuk meminta uang, anda bisa meminta anak untuk melakukan pekerjaan terlebih dahulu seperti merapikan kamar, mencuci sepeda, belajar, dan lainnya. Tujuan dari cara ini adalah agar bisa mengajarkan kepada anak untuk mendapatkan sesuatu dibutuhkan kerja keras.
10. Berkonsultasi dengan Guru
Anda juga bisa mengetahui bakat yang dimiliki oleh anak melalui konsultasi dengan pihak guru di sekolah, terutama dengan guru kelas. Hal ini karena guru kelas memang memiliki tugas untuk mendidik dan mengajar anak anda setiap harinya di sekolah. Apalagi sebagi besar waktu anak dihabiskan di lingkungan sekolah, sehingga sebagian besar guru tentu mengetahui dan memahami bakat terpendam yang dimiliki anak.
Selain itu guru kelas juga pasti memahami apa saja yang menjadi kelemahan dan kelebihan hingga bakat yang dimiliki anak anda. Oleh karena itu anda bisa mencoba berkonsultasi dengan guru mengenai bakat yang dimiliki oleh anak sekaligus mendiskusikannya. Rajin-rajinlah berkomunikasi dengan guru atau wali kelas anak anda untuk mengetahui perkembangan anak anda sehari-harinya di sekolah.
Lihat Juga: Menkomdigi Meutya Hafid Kunjungi NTT, Ajak Masyarakat Kawal Penggunaan Internet pada Anak
Apa itu bakat? Banyak orang tua yang berpikir bahwa bakat adalah sesuatu di mana seseorang anak terlihat maksimal dengan potensinya, padahal definisi ini tidak tepat.
Ternyata yang dikatakan bakat adalah bukan hanya hasilnya yang maksimal tetapi anak terlihat enjoy dan senang dengan yang ia jalani, baik saat hasilnya unggul maupun tidak.
Sebenarnya jika ingin lebih cepat dan simpel, orang tua bisa mengikuti tes minat dan bakat anak melalui berbagai teknik pengujian yang ditawarkan secara komersial. Namun, hasil ini ternyata tidak mutlak.
Patokan yang mengikat terhadap hasil sebuah tes ternyata bisa menyebabkan tertutupnya ruang potensi lain pada anak. Maka ada cara natural yang bisa dilakukan secara bertahap untuk memastikan sesuatu yang menjadi minat dan bakat anak, apa saja?
1. Mengenalkan Anak dengan Berbagai Bidang
Sebelum orang tua mengambil kesimpulan jika anak Anda memiliki bakat A, B atau C, maka hal yang perlu dilakukan adalah mengenalkan anak pada semua bidang. Sains, seni, olahraga, sosial, dan sebagainya kenalkan pada anak sehingga terbuka pikiran dan pengetahuan anak pada sesuatu hal yang ada di sekitarnya.
Semakin banyak hal yang diketahui oleh anak maka akan semakin membuat orang tua bisa menilai, dari sekian banyak hal yang diketahui dan dilakukan anak ternyata yang anak terlihat enjoy dan hasilnya maksimal adalah bidang A. Ini langkah awal bagi orang tua membantu anak menemukan bakatnya.
2. Apa yang Paling Anak Nikmati dan Lihat Hasilnya
Setelah mengenalkan banyak hal pada anak, maka orang tua bisa melihat apa yang menjadi kesukaaan anak. Hal apa yang paling menggembirakan, paling bisa dinikmati dengan hasil yang beragam. Tak selamanya apa yang disukai akan memberikan hasil yang bagus, tetapi dengan sesuatu yang disukai akan membuat anak tetap bertahan dengan sesuatu tersebut.
3. Komunikasi dan Sosialisasi
Bagi orang tua tak ada salahnya menanyakan perkembangan bakat pada anak melalui hal-hal yang tampak sebagai sesuatu yang menjadi kecenderungan dan kesukaan. Berkomunikasilah dengan anak, tanyakan hal-hal yang bisa membuat orang tua semakin yakin jika hal tersebut adalah bakat anak.
Selain komunikasi yang baik, orang tua bisa membantu anak bersosialisasi di lingkungan lain yang menjadi bakat tersebut tidak hanya di rumah. Ajak anak mengikuti sanggar, pelatihan dan sejenisnya sesuai dengan kecenderungan bakat yang mulai nampak.
4. Mengikutkan Anak dengan Kompetisi
Sebelum mengikutkan anak pada kompetisi, ada baiknya orang tua memberikan pemahaman pada anak bahwa setiap perlombaan pada dasarnya diikuti untuk membantu anak meningkatkan skill dan kemampuan.
Soal hasil itu hanyalah efek. Perlombaan adalah sarana belajar dari waktu ke waktu sehingga pada saatnya nanti hasil dan kualitas akan lebih baik.
Usia kanak cenderung banyak yang tidak siap untuk mengikuti lomba. Anak mudah kecewa dengan hasil yang tidak sesuai harapan. Jadi, orang tua sangat penting memberikan pemahaman bahwa lomba bukanlah soal menang kalah, tetapi bagian dari proses mengasah dan meningkatkan kemampuan bakat.
5. Membebaskan Anak Membuat Pilihan
Seringkali orang tua ingin anaknya menjadi seperti apa yang diinginkan, bukan apa yang menjadi keinginan anak. Inilah hal yang sering terjadi, bahkan sejak kecil. orang tua di satu ketika mungkin pernah memiliki obsesi untuk menjadi A, B atau yang lain, tetapi tidak tercapai. Mewariskan cita-cita tersebut pada anak bukanlah hal yang bijak.
Jika anak memang akhirnya memiliki kecenderungan yang sama dengan orang tua mungkin tak masalah, tetapi memaksakan apa yang menjadi keinginan bagi orang tua adalah sebuah kesalahan.
6. Tes Minat dan Bakat
Uji minat dan bakat anak tetap diperlukan. Soal bentuk tes ini dikembalikan pada orang tua sebab ada banyak teknik yang memberikan garansi keakuratan pembacaan minat dan bakat pada anak.
Orang tua bisa memilih mana yang paling sesuai dan paling diyakini. Tes ini pada dasarnya bertujuan untuk memastikan dugaan orang tua tidak salah terhadap apa yang sudah dilihat di lapangan.
7. Mendukung dan Memotivasi
Setelah orang tua yakin dan tahu pasti apa yang menjadi minat dan bakat anak, maka tugas terakhir adalah mendukung dan memotivasi anak untuk mengembangkan bakat tersebut.
Salah satu caranya bisa dengan memilihkan jalur pendidikan yang sesuai. Pendidikan adalah salah satu cara yang bisa dipilihkan orang tua untuk mendukung kemampuan anak.
Anak orang tua mungkin memiliki kecenderungan di dunia kesehatan, tak ada salahnya mendukung anak kuliah di Fakultas Kedokteran.
8. Menempatkan Anak di Posisi Terdekat
Biasanya bakat-bakat yang dimiliki oleh anak akan mudah terlihat saat kondisi anak sedang dalam keadaan terdesak atau terancam. Sehingga hal ini membuat kemampuan yang dimiliki selama ini dapat muncul. Cara ini banyak dilakukan para orang tua agar bisa mengetahui bakat terpendam dalam diri anak. Misalnya saja, coba untuk memberikan anak PR dalam jangka waktu yang mendesak. Kondisi ini bisa membuat anak mencoba berpikir cepat untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dimilikinya.
9. Mengajarkan Anak Untuk Bekerja Keras
Terkadang terdapat kondisi di mana bakat dan minat yang dimiliki anak bisa terlihat asalkan ada perlakuan yang khusus yang membuat bakat tersebut bisa muncul. Salah satu caranya adalah dengan mengajarkan anak untuk menjadi pribadi yang selalu bekerja keras.
Misalnya saja, ketika anak meminta uang kepada anda maka anda bisa mencoba untuk menumbuhkan sikap pekerja keras dalam diri anak anda. Untuk meminta uang, anda bisa meminta anak untuk melakukan pekerjaan terlebih dahulu seperti merapikan kamar, mencuci sepeda, belajar, dan lainnya. Tujuan dari cara ini adalah agar bisa mengajarkan kepada anak untuk mendapatkan sesuatu dibutuhkan kerja keras.
10. Berkonsultasi dengan Guru
Anda juga bisa mengetahui bakat yang dimiliki oleh anak melalui konsultasi dengan pihak guru di sekolah, terutama dengan guru kelas. Hal ini karena guru kelas memang memiliki tugas untuk mendidik dan mengajar anak anda setiap harinya di sekolah. Apalagi sebagi besar waktu anak dihabiskan di lingkungan sekolah, sehingga sebagian besar guru tentu mengetahui dan memahami bakat terpendam yang dimiliki anak.
Selain itu guru kelas juga pasti memahami apa saja yang menjadi kelemahan dan kelebihan hingga bakat yang dimiliki anak anda. Oleh karena itu anda bisa mencoba berkonsultasi dengan guru mengenai bakat yang dimiliki oleh anak sekaligus mendiskusikannya. Rajin-rajinlah berkomunikasi dengan guru atau wali kelas anak anda untuk mengetahui perkembangan anak anda sehari-harinya di sekolah.
Lihat Juga: Menkomdigi Meutya Hafid Kunjungi NTT, Ajak Masyarakat Kawal Penggunaan Internet pada Anak
(mpw)