Lustrum APJIKI, Kemenristekdikti: Dorong Peneliti Agar Menghasilkan Artikel yang Berkualitas
loading...
A
A
A
Menurutnya, para penulis harus mampu memahami aspek-aspek teknis dalam penulisan jurnal, seperti tool citation dan sebagainya. Penulis diharapkan tidak gaptek atau gagap teknologi dalam penulisan jurnal.
"Sebelum sampai kepada reviewer, editor akan melihat juga apakah artikel tersebut sudah sesuai dengan kebijakan-kebijakan redaksi terkait hal teknis seperti Aim dan Scope, style dan rules dari jurnalnya juga perhatikan” tutur Hanny.
Hanny menambahkan, artikel yang baik salah satunya lahir dari peneliti-peneliti yang rajin membaca artikel lainnya. Makanya, lanjut dia, dirinya sering mengajak para dosen atau peneliti agar sering-sering atau secara konsisten membaca artikel artikel yang berkualitas.
Hal tersebut akan memicu dosen atau peneliti akan tetap menulis jurnal ilmiah yang baik dan memiliki novelty atau kebaruan dalam keilmuan.
Untu diketahui, acara lustrum APJIKI ini terselenggara berkat kerja sama dengan berbagai pihak di antaranya Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), LSPR Communication & Business Institute.
Di akhir sesi, para penggagas APJIKI yakni, Dr. Lestari Nurhajati dari LSPR Communication & Business Institute, Dr. Rustono Farady Marta dari Universitas Bunda Mulia dan Fizzy Andriani dari FIKOM Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).
Mereka menceritakan bagaimana perjuangan kawan-kawan dalam mendirikan dan membangun APJIKI 5 tahun yang lalu. Ketiganya mengumpulkan rekan-rekan yang mempunyai minat di bidang jurnal sehingga APJIKI menjadi asosiasi yang besar dan ditetapkan pada 17 Februari 2017 sebagai kelahiran APJIKI.
Ketua APJIKI dua periode Dr. Puji Lestari berharap agar APJIKI menjadi asosiasi yang memiliki jejaring yang baik serta memiliki posisi penting bagi lahirnya dan pengembangan jurnal-jurnal khususnya bidang komunikasi yang berskala nasional dan Internasional.
Lihat Juga: Mendikti Saintek Tunda Implementasi Permendikbudristek Nomor 44 Tahun 2024 tentang Dosen
"Sebelum sampai kepada reviewer, editor akan melihat juga apakah artikel tersebut sudah sesuai dengan kebijakan-kebijakan redaksi terkait hal teknis seperti Aim dan Scope, style dan rules dari jurnalnya juga perhatikan” tutur Hanny.
Hanny menambahkan, artikel yang baik salah satunya lahir dari peneliti-peneliti yang rajin membaca artikel lainnya. Makanya, lanjut dia, dirinya sering mengajak para dosen atau peneliti agar sering-sering atau secara konsisten membaca artikel artikel yang berkualitas.
Hal tersebut akan memicu dosen atau peneliti akan tetap menulis jurnal ilmiah yang baik dan memiliki novelty atau kebaruan dalam keilmuan.
Untu diketahui, acara lustrum APJIKI ini terselenggara berkat kerja sama dengan berbagai pihak di antaranya Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), LSPR Communication & Business Institute.
Di akhir sesi, para penggagas APJIKI yakni, Dr. Lestari Nurhajati dari LSPR Communication & Business Institute, Dr. Rustono Farady Marta dari Universitas Bunda Mulia dan Fizzy Andriani dari FIKOM Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).
Mereka menceritakan bagaimana perjuangan kawan-kawan dalam mendirikan dan membangun APJIKI 5 tahun yang lalu. Ketiganya mengumpulkan rekan-rekan yang mempunyai minat di bidang jurnal sehingga APJIKI menjadi asosiasi yang besar dan ditetapkan pada 17 Februari 2017 sebagai kelahiran APJIKI.
Ketua APJIKI dua periode Dr. Puji Lestari berharap agar APJIKI menjadi asosiasi yang memiliki jejaring yang baik serta memiliki posisi penting bagi lahirnya dan pengembangan jurnal-jurnal khususnya bidang komunikasi yang berskala nasional dan Internasional.
Lihat Juga: Mendikti Saintek Tunda Implementasi Permendikbudristek Nomor 44 Tahun 2024 tentang Dosen
(mpw)