Defisit Air Perlu Dicegah, ITS Rancang Inovasi Sterilisasi Air Hujan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tim TIRTA 62 yang beranggotakan tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS ) menginovasikan Self Clean Rainwater Harvesting Wastafel (Steril). Inovasi ini adalah wastafel yang mampu mengolah air hujan menjadi air bersih untuk cuci tangan.
Inovasi ini hadir dengan latar belakang mencuci tangan dengan air bersih khususnya di fasilitas umum menjadi salah satu langkah untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19. Namun hal ini dapat terhambat karena faktor defisit air bersih di area sekitar.
Salah satu fasilitas publik yang menjadi sumber penyebaran virus Covid-19 di Indonesia adalah stasiun kereta api. Berdasarkan data PT KAI pada 2020, salah satu stasiun dengan pengunjug tertinggi ialah Stasiun Kemayoran, Jakarta dengan jumlah pengunjung mencapai 1,6 juta orang per harinya.
“Sanitasi yang bersih di stasiun menjadi pendukung terlaksananya protokol kesehatan di tempat umum,” ungkap Ketua tim TIRTA 62 Bernadeta Elie melalui siaran pers, dikutip Kamis (31/3/2022).
Baca: Calon Mahasiswa, Ini Prospek Kerja Lulusan Ilmu Keolahragaan
Namun hasil analisis Badan Regulator Pelayanan Air Minum (BRPAM) DKI Jakarta pada 2006, menyatakan Jakarta akan terus mengalami defisit air bersih. Di sisi lain, Stasiun Meteorologi Kemayoran menyatakan jumlah curah hujan Jakarta pada 2020 mengalami peningkatan sebanyak 80 % dari tahun sebelumnya.
“Steril dapat menjadi solusi krisis ketersediaan air bersih dan kualitas sanitasi dengan memaksimalkan potensi air hujan,” tambah mahasiswi Departemen Teknik Sipil ITS ini.
Lebih dalam, gadis dengan sapaan akrab Brenda ini menjelaskan, pada sistem Steril tersebut air hujan terlebih dahulu melalui proses pengumpulan di atap peron untuk selanjutnya dialirkan ke bagian filter untuk diberikan treatment kualitas air.
Komponen-komponen filtrasi terdiri dari saringan serat mikro, silver ion, karbon aktif, membran Polyethylene Terephthalate (PET), dan batu kapur. “Delapan unit filtrasi ini yang akan memproses air hujan menjadi air bersih,” ujarnya.
Air hujan yang telah diproses menjadi air bersih akan disalurkan ke tandon bawah dan sumur serapan. Dari tandon di bawah, air kemudian disalurkan ke tandon atas yang bervolume 8 meter kubik menggunakan pompa air selama empat jam. “Tandon atas berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara, sebelum dialirkan ke tandon kecil pada wastafel yang terletak di peron secara gravitasional,” terangnya.
Inovasi ini hadir dengan latar belakang mencuci tangan dengan air bersih khususnya di fasilitas umum menjadi salah satu langkah untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19. Namun hal ini dapat terhambat karena faktor defisit air bersih di area sekitar.
Salah satu fasilitas publik yang menjadi sumber penyebaran virus Covid-19 di Indonesia adalah stasiun kereta api. Berdasarkan data PT KAI pada 2020, salah satu stasiun dengan pengunjug tertinggi ialah Stasiun Kemayoran, Jakarta dengan jumlah pengunjung mencapai 1,6 juta orang per harinya.
“Sanitasi yang bersih di stasiun menjadi pendukung terlaksananya protokol kesehatan di tempat umum,” ungkap Ketua tim TIRTA 62 Bernadeta Elie melalui siaran pers, dikutip Kamis (31/3/2022).
Baca: Calon Mahasiswa, Ini Prospek Kerja Lulusan Ilmu Keolahragaan
Namun hasil analisis Badan Regulator Pelayanan Air Minum (BRPAM) DKI Jakarta pada 2006, menyatakan Jakarta akan terus mengalami defisit air bersih. Di sisi lain, Stasiun Meteorologi Kemayoran menyatakan jumlah curah hujan Jakarta pada 2020 mengalami peningkatan sebanyak 80 % dari tahun sebelumnya.
“Steril dapat menjadi solusi krisis ketersediaan air bersih dan kualitas sanitasi dengan memaksimalkan potensi air hujan,” tambah mahasiswi Departemen Teknik Sipil ITS ini.
Lebih dalam, gadis dengan sapaan akrab Brenda ini menjelaskan, pada sistem Steril tersebut air hujan terlebih dahulu melalui proses pengumpulan di atap peron untuk selanjutnya dialirkan ke bagian filter untuk diberikan treatment kualitas air.
Komponen-komponen filtrasi terdiri dari saringan serat mikro, silver ion, karbon aktif, membran Polyethylene Terephthalate (PET), dan batu kapur. “Delapan unit filtrasi ini yang akan memproses air hujan menjadi air bersih,” ujarnya.
Air hujan yang telah diproses menjadi air bersih akan disalurkan ke tandon bawah dan sumur serapan. Dari tandon di bawah, air kemudian disalurkan ke tandon atas yang bervolume 8 meter kubik menggunakan pompa air selama empat jam. “Tandon atas berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara, sebelum dialirkan ke tandon kecil pada wastafel yang terletak di peron secara gravitasional,” terangnya.