Revolusi Industri 4.0 Dorong Transformasi Digitalisasi Perpustakaan

Selasa, 19 April 2022 - 17:47 WIB
loading...
Revolusi Industri 4.0...
Diskusi Transformasi Perpustakaan Mewujudkan Ekosistem Digital Nasional. Foto/Dok/Perpusnas.
A A A
JAKARTA - Revolusi Industri 4.0 memiliki ciri utama, yaitu menggabungkan antara teknologi komunikasi dan informasi dalam bidang industri. Munculnya revolusi ini menyebabkan perubahan yang sangat pesat dalam berbagai sektor kehidupan dan berdampak pada efektivitas dan efisiensi dalam proses kinerja.

Kepala Perpustakaan Nasional ( Perpusnas ) Muhammad Syarif Bando mengatakan, Revolusi 4.0 erat kaitannya dengan literasi , transformasi digital, dan disrupsi pasar kerja yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Revolusi Industri 4.0 juga menekankan pada kecepatan dan luasnya jaringan.

Untuk memfasilitasi masyarakat terhadap dua jenis keterampilan mendasar dan penting tersebut, perpustakaan mengimplementasikan tranformasi perpustakaan sebagai solusi atas terbatasnya anggaran dan kesenjangan yang sangat luas terhadap akses informasi bahan bacaan.

Muhammad Syarif Bando mengatakan urgensi dari transformasi terkait dengan membangun ekosistem digital nasional. Salah satunya membangun jaringan.

Baca: 43 Laboratorium Fakultas Teknik UI Raih Sertifikat ISO Berstandar Internasional

“Kami mengumpulkan informasi yang berserakan di masyarakat. Karena di seluruh dunia, ini merupakan tugas dari pustakawan. Kemudian didiseminasi dan dikemas ulang dalam bentuk informasi jadi, sehingga memudahkan para pengguna dalam memanfaatkannya," jelasnya dalam diskusi Transformasi Perpustakaan Mewujudkan Ekosistem Digital Nasional, melalui siaran pers, Selasa, (19/4/2022).

Syarif mengungkapkan, di sepanjang 2022 ini, Perpusnas menargetkan mininal satu juta content creator untuk tampil di channel Youtube Perpusnas dengan memanfaatkan Perpusnas sebagai pusat informasi. “Jadi kami tidak menciptakan aplikasi khusus, tapi fokus membangun jaringan,” ucapnya.

Misalnya, produk sarung atau pintu ukir Bali yang dipasarkan melalui market place Alibaba. Dijual dengan harga ratusan dollar, tapi belum ada buku cara membuatnya. Syarif menegaskan semua bisa jadi pengusaha dengan produk yang ada. Tapi bagaimana membangun ekosistem dengan produk terstruktur melalui UMKM.

“Apa peran perpustakaan? Semua ada ilmunya. Ada buku tentang ilmu terapan yang bisa dicari melalui perpustakaan. Kemudian literasi digital, pelatihan bagi warga terdampak Covid-19 berdasarkan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),” beber Syarif.

Syarif membeberkan, ada enam target yang disusun Perpusnas RI dalam transformasi digital, yakni konten, olah, layanan, preservasi, dukungan, dan akses.

Baca juga: Mahasiswa ITS Gagas Platform Ajarin, Ini Manfaatnya untuk Tenaga Pendidik

Di sisi lain, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental Pemajuan Budaya dan Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Didik Suhardi menegaskan bahwa transformasi suatu keharusan.

Kemenko PMK punya tugas membangun manusia dan kebudayaan sehingga menjadi orang-orang hebat dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. “Kami punya siklus pembangunan manusia, yaitu siklus seribu hari kehidupan, siklus anak usia dini, siklus sekolah, siklus perguruan tinggi, siklus usia produktif dan siklus lansia,” jelasnya.

Menurutnya, enam siklus ini harus diintervensi dengan baik. Harus bisa menjamin enam siklus manusia dilakukan secara maksimal. Dan literasi merupakan penghubung bagian yang harus dilakukan terhadap enam siklus pembangunan manusia ini. Tentu perpustakaan menjadi referensi dari seluruh literasi, maka harus melakukan transformasi sejalan dengan perkembangan informasi dan teknologi.

“Saat ini eranya industri 4.0 yang ditandai dengan kemampuan berpikir kritis, kemampuan komunikasi, kolaborasi serta kecerdasan buatan. Harus diimbangi dengan kemampuan perpustakaan sehingga bisa bertransformasi. Jadi, bisa diakses di seluruh dunia,” bebernya.

“Beberapa waktu lalu kami melakukan rapat koordinasi dengan Kemendikbud Ristek, Perpusnas dan kementerian lain termasuk Kementerian Desa (Kemendes), karena ada dana desa sehingga punya potensi besar. Sehingga perpustakaan sebagai pintu masuk literasi akan semakin besar,” tukasnya.
(nz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3332 seconds (0.1#10.140)