UNPAR Berbagi Pengalaman Implementasi 'Merdeka Belajar Kampus Merdeka' ke Sejumlah PTS
loading...
A
A
A
BANDUNG - Implementasi kebijakan 'Merdeka Belajar Kampus Merdeka' (MBKM) yang berjalan di Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) menjadi referensi sejumlah perguruan tinggi swasta (PTS). UNPAR pun membagikan pengalamannya dalam melaksanakan MBKM, termasuk bagaimana perguruan tinggi (PT) dan program studi (Prodi) juga didorong untuk melakukan transformasi.
Studi banding empat PTS, yakni Universitas Bina Darma (UBD) Palembang; Universitas Satyagama Jakarta; Sekolah Tinggi Manajemen Indonesia Handayani Denpasar; dan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretaris Tarakanita (STARKI) Jakarta ke UNPAR untuk mengetahui sejauh mana implementasi MBKM yang dilakukan oleh UNPAR.
Rektor UNPAR Mangadar Situmorang dalam pertemuan yang berlangsung secara tatap muka di Gedung Pusat Pembelajaran Arntz-Geise (PPAG) UNPAR mengatakan bahwa penerapan MBKM di tiap kampus mengalami tantangan juga peluang. Meski begitu, pelaksanaan MBKM di lingkungan pendidikan tinggi perlu dilihat sebagai bagian dari gerakan transformasi di masing-masing PT.
“Kami pun terbuka untuk berkolaborasi dalam pelaksanaan tugas Tridarma. Baik di sisi pengajarannya melalui Kampus Merdeka ini ataupun penelitian, juga pengabdian,” ujar Mangadar, Selasa (19/4/2022).
Turut hadir dalam pertemuan tersebut Rektor STIMI Handayani Denpasar Ida Bagus Radendra Suastama, Plt. Ketua STARKI Agustinus Rustanta, Rektor UBD Palembang Sunda Ariana, , dan Rektor Universitas Satyagama Jakarta Dewi Sulistyani, serta Ketua Asosiasi Badan Penyelenggaraan Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (BP-PTSI) Prof. Thomas Suyatno dan Rektor Universitas Widyatama Bandung Prof H. Obsatar Sinaga.
Selain delapan program Kampus Merdeka yang menjadi bagian dari kebijakan MBKM, UNPAR juga menawarkan dua jenis kegiatan lainnya yang dipandang penting dan sesuai dengan visi UNPAR, yaitu Bela Negara/Penguatan Ideologi Pancasila dan Proyek Lingkungan Hidup.
Sementara itu, Kepala Kantor Sekretariat MBKM UNPAR Cecilia Esti Nugraheni, menuturkan bahwa saat ini yang paling diminati oleh mahasiswa UNPAR yaitu program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) serta Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB).
Pada 2021 lalu, 19 mahasiswa UNPAR berhasil mengikuti program IISMA dan tersebar ke 15 negara. Sementara dalam program MSIB Tahap 2 tahun 2022, 38 mahasiswa UNPAR lolos dalam program tersebut. “Tahun ini lebih dari 100 mahasiswa UNPAR yang mendaftar untuk bisa mengikuti program IISMA, meskipun kami belum tahu berapa banyak nanti yang lolos. Peminatan yang besar juga adalah MSIB dan ini kami dukung dengan membuat kerja sama dengan mitra-mitra dari dunia industri, jadi kami tidak hanya mengikuti program-program yang disediakan pemerintah saja,” tuturnya.
UNPAR melalui Kantor Sekretariat MBKM pun terbuka akan berbagai kerja sama dengan PT lain, baik negeri maupun swasta terkait implementasi MBKM ini. Meskipun memang tak dimungkiri bahwa masih ada program yang belum berjalan maksimal seperti Proyek Kemanusiaan.
“Implementasinya tentu diharapkan akan lebih baik lagi. Kami sangat terbuka untuk kerja sama, misalnya dalam program pertukaran mahasiswa. Targetnya minimal 1000 mahasiswa bisa terlibat dalam MBKM ini, jadi kami masih berupaya mencapai itu,” ucapnya.
Tak hanya menjalankan program Kampus Merdeka, dia pun membagikan pengalaman UNPAR yang berhasil memenangkan hibah Program Kompetisi Kampus Merdeka tahun 2021 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). UNPAR memperoleh dana mencapai Rp2,5 miliar dan menjadi penerima bantuan bersama 45 PT lainnya dalam Liga II PKKM Kemendikbudristek.
“Capaian lain juga mendukung berjalannya program MBKM di UNPAR. Kami memenangkan hibah PKKM dan digunakan untuk mendukung kegiatan Prodi Akuntansi dan Teknik Sipil,” katanya. CM
Studi banding empat PTS, yakni Universitas Bina Darma (UBD) Palembang; Universitas Satyagama Jakarta; Sekolah Tinggi Manajemen Indonesia Handayani Denpasar; dan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretaris Tarakanita (STARKI) Jakarta ke UNPAR untuk mengetahui sejauh mana implementasi MBKM yang dilakukan oleh UNPAR.
Rektor UNPAR Mangadar Situmorang dalam pertemuan yang berlangsung secara tatap muka di Gedung Pusat Pembelajaran Arntz-Geise (PPAG) UNPAR mengatakan bahwa penerapan MBKM di tiap kampus mengalami tantangan juga peluang. Meski begitu, pelaksanaan MBKM di lingkungan pendidikan tinggi perlu dilihat sebagai bagian dari gerakan transformasi di masing-masing PT.
“Kami pun terbuka untuk berkolaborasi dalam pelaksanaan tugas Tridarma. Baik di sisi pengajarannya melalui Kampus Merdeka ini ataupun penelitian, juga pengabdian,” ujar Mangadar, Selasa (19/4/2022).
Turut hadir dalam pertemuan tersebut Rektor STIMI Handayani Denpasar Ida Bagus Radendra Suastama, Plt. Ketua STARKI Agustinus Rustanta, Rektor UBD Palembang Sunda Ariana, , dan Rektor Universitas Satyagama Jakarta Dewi Sulistyani, serta Ketua Asosiasi Badan Penyelenggaraan Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (BP-PTSI) Prof. Thomas Suyatno dan Rektor Universitas Widyatama Bandung Prof H. Obsatar Sinaga.
Selain delapan program Kampus Merdeka yang menjadi bagian dari kebijakan MBKM, UNPAR juga menawarkan dua jenis kegiatan lainnya yang dipandang penting dan sesuai dengan visi UNPAR, yaitu Bela Negara/Penguatan Ideologi Pancasila dan Proyek Lingkungan Hidup.
Sementara itu, Kepala Kantor Sekretariat MBKM UNPAR Cecilia Esti Nugraheni, menuturkan bahwa saat ini yang paling diminati oleh mahasiswa UNPAR yaitu program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) serta Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB).
Pada 2021 lalu, 19 mahasiswa UNPAR berhasil mengikuti program IISMA dan tersebar ke 15 negara. Sementara dalam program MSIB Tahap 2 tahun 2022, 38 mahasiswa UNPAR lolos dalam program tersebut. “Tahun ini lebih dari 100 mahasiswa UNPAR yang mendaftar untuk bisa mengikuti program IISMA, meskipun kami belum tahu berapa banyak nanti yang lolos. Peminatan yang besar juga adalah MSIB dan ini kami dukung dengan membuat kerja sama dengan mitra-mitra dari dunia industri, jadi kami tidak hanya mengikuti program-program yang disediakan pemerintah saja,” tuturnya.
UNPAR melalui Kantor Sekretariat MBKM pun terbuka akan berbagai kerja sama dengan PT lain, baik negeri maupun swasta terkait implementasi MBKM ini. Meskipun memang tak dimungkiri bahwa masih ada program yang belum berjalan maksimal seperti Proyek Kemanusiaan.
“Implementasinya tentu diharapkan akan lebih baik lagi. Kami sangat terbuka untuk kerja sama, misalnya dalam program pertukaran mahasiswa. Targetnya minimal 1000 mahasiswa bisa terlibat dalam MBKM ini, jadi kami masih berupaya mencapai itu,” ucapnya.
Tak hanya menjalankan program Kampus Merdeka, dia pun membagikan pengalaman UNPAR yang berhasil memenangkan hibah Program Kompetisi Kampus Merdeka tahun 2021 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). UNPAR memperoleh dana mencapai Rp2,5 miliar dan menjadi penerima bantuan bersama 45 PT lainnya dalam Liga II PKKM Kemendikbudristek.
“Capaian lain juga mendukung berjalannya program MBKM di UNPAR. Kami memenangkan hibah PKKM dan digunakan untuk mendukung kegiatan Prodi Akuntansi dan Teknik Sipil,” katanya. CM
(ars)