Cerita Izza yang Lolos di 10 Universitas Ternama Dalam dan Luar Negeri
loading...
A
A
A
“Awalnya aku ingin bekerja sebagai forensik, karena waktu itu, aku tertarik dalam bisa mengidentifikasikan mayat dan alasan dibalik bagaimana mayat tersebut meninggal. Namun, pas kelas 10, aku belajar tentang genetika. Hal itu mendorong aku untuk menyadari bahwa mekanisme tubuh jauh lebih kompleks dibandingkan apa yang kita bisa lihat dan kode-kode kecil dalam tubuh dapat menjadi sebuah keuntungan bagi kami,” katanya
“Dengan ketertarikan baru serta materi kelas yang berbahas tentang kode etik, hal tersebut memicu aku dalam mempunyai keinginan untuk bekerja di wawasan genetika, makanya awalnya aku pilih biomedicine,” lanjutnya.
Dari 14 kampus yang menjadi tujuan Izza, Izza sukses meraih 10 Letter of Acceptance (LOA). Ia menceritakan, orang tuanya merasa bangga dan bahagia atas setiap proses dan pencapaiannya. Orang tua Izza pun menurutnya tidak pernah membebani ekspektasi, sehingga ia pun dapat berkembang utuh melebihi dari segala harapan orangtuanya.
“Orang tuaku sangat bangga dan bahagia atas keberhasilanku di dalam program studi ataupun kampus yang telah aku pilih. Orang tua dari dulu sampai sekarang tidak pernah membebani aku dengan ekspektasi mereka, dan selalu mendukung aku. Aku bahagia bahwa justru bisa melebihi apa yang diekspektasikan oleh kedua orang tuaku.” ucapnya.
Baca juga: Kalian Gagal UTBK-SBMPTN 2022? Lakukanlah Hal Berikut Ini
Persiapan Izza Memilih Program Studi hingga Mendaftar Universitas
Dalam proses memilih program studi hingga mendaftar Universitas, Izza berbagi cerita mengenai fase-fase yang ia lalui. Berikut fase selengkapnya:
1. Mengikuti strong test di sekolahnya
Saat kelas 10 SMA Cikal, Izza bercerita bahwa ia mengikuti Strong Test yang dihadirkan oleh Sekolah Cikal Amri Setu sebagai langkah untuk memudahkannya menemukan minat, bakat hingga karier yang disukainya.
“Kuliah impian menjadi suatu frase asing yang terus ditanyakan kepadaku oleh setiap dewasa yang aku jumpai. Lucunya, saat aku masih kelas 10, aku sudah diberikan rekomendasi dari sekolah mengenai program studi apa yang sesuai dengan kesukaan saya dan juga pernah melakukan strong test yang membantuku untuk mengerti pekerjaan apa yang mungkin aku senang melakukan,” ucap Izza.
2. Memperoleh rekomendasi program dari konselor
“Dengan ketertarikan baru serta materi kelas yang berbahas tentang kode etik, hal tersebut memicu aku dalam mempunyai keinginan untuk bekerja di wawasan genetika, makanya awalnya aku pilih biomedicine,” lanjutnya.
Dari 14 kampus yang menjadi tujuan Izza, Izza sukses meraih 10 Letter of Acceptance (LOA). Ia menceritakan, orang tuanya merasa bangga dan bahagia atas setiap proses dan pencapaiannya. Orang tua Izza pun menurutnya tidak pernah membebani ekspektasi, sehingga ia pun dapat berkembang utuh melebihi dari segala harapan orangtuanya.
“Orang tuaku sangat bangga dan bahagia atas keberhasilanku di dalam program studi ataupun kampus yang telah aku pilih. Orang tua dari dulu sampai sekarang tidak pernah membebani aku dengan ekspektasi mereka, dan selalu mendukung aku. Aku bahagia bahwa justru bisa melebihi apa yang diekspektasikan oleh kedua orang tuaku.” ucapnya.
Baca juga: Kalian Gagal UTBK-SBMPTN 2022? Lakukanlah Hal Berikut Ini
Persiapan Izza Memilih Program Studi hingga Mendaftar Universitas
Dalam proses memilih program studi hingga mendaftar Universitas, Izza berbagi cerita mengenai fase-fase yang ia lalui. Berikut fase selengkapnya:
1. Mengikuti strong test di sekolahnya
Saat kelas 10 SMA Cikal, Izza bercerita bahwa ia mengikuti Strong Test yang dihadirkan oleh Sekolah Cikal Amri Setu sebagai langkah untuk memudahkannya menemukan minat, bakat hingga karier yang disukainya.
“Kuliah impian menjadi suatu frase asing yang terus ditanyakan kepadaku oleh setiap dewasa yang aku jumpai. Lucunya, saat aku masih kelas 10, aku sudah diberikan rekomendasi dari sekolah mengenai program studi apa yang sesuai dengan kesukaan saya dan juga pernah melakukan strong test yang membantuku untuk mengerti pekerjaan apa yang mungkin aku senang melakukan,” ucap Izza.
2. Memperoleh rekomendasi program dari konselor