Di Hadapan 1.222 Wisudawan, Rektor Unkris: Ini 4 Kunci Menjadi Mahasiswa Unggul
loading...
A
A
A
Di bidang kerja sama, Unkris telah melakukan kerja sama dengan berbagai pihak baik antar perguruan tinggi, dunia usaha dan industri, instansi pemerintah dan swasta maupun lembaga-lembaga lainnya, seperti dengan Kemenkominfo, Kemenpora, LP3I, Yayasan Cakra Inti Indonesia dan HIPMI PT kota Bekasi.
Di bidang akademik dan kemahasiswaan, Rektor menyebut Unkris berusaha untuk mendorong dan meningkatkan kreativitas dan inovasi mahasiswa yang muaranya akan diikutsertakan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kemendikbudristek dan berbagai kompetisi lainnya.
“Alhamdulillah sejumlah mahasiswa Unkris mampu berprestasi di tingkat regional maupun nasional baik di bidang olahraga, seni, sains maupun kewirausahaan,” jelas Ayub.
Di bidang pengabdian kepada masyarakat, Unkris memiliki beberapa desa binaan, di antaranya bekerja sama dengan Desa Tugu Utara Kabupaten Bogor. Unkris mendorong Peraturan Desa untuk melindungi masyarakat, melalui Peraturan Desa No. 10 Tahun 2013 tentang Pengendalian Lingkungan Berbasis Masyarakat.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Yayasan Unkris Prof Gayus Lumbuun meminta para wisudawan/wati tidak hanya berhenti sampai disini dalam menuntut ilmu untuk menggapai sukses. “Tetaplah semangat dalam menuntut ilmu setinggi dan seluas mungkin karena menuntut ilmu tidak mengenal batas usia, demikian halnya dalam meraih kesuksesan tidak ada kata terlambat. Yang dibutuhkan adalah keberanian untuk memulai, ketekunan, kejujuran dan semangat,” katanya.
Diakui Prof Gayus, dalam perjalanan Unkris menjadi sebuah Universitas hingga mampu bertahan diusia 70 tahun seperti saat ini, tepatnya pada tanggal 1 April 2022, tentunya bukan perjalanan yang mudah. Banyak batu sandungan yang dilalui termasuk didalamnya konflik internal. Namun bersyukur semua itu dapat diatasi dan dilalui hingga pada akhirnya Unkris dapat tetap eksis melayani masyarakat yang mempercayakan pendidikannya di Unkris.
Unkris diakui Prof Gayus semakin berkembang dengan baik, di mana tidak hanya dari segi sarana dan prasarana yang semakin tertata dan lengkap, namun dari capaian perolehan mahasiswa baru juga terus bertambah secara signifikan. Dengan segala pencapaian diyakini bahwa target Unkris menjadi Perguruan Tinggi Unggul di Tahun 2025 akan dengan mudah dicapai.
Ketua Yayasan Unkris Karyatin mengatakan bahwa Unkris telah banyak melakukan terobosan-terobosan baru, di antaranya melakukan kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi, dunia industri, instansi pemerintah maupun swasta, meningkatkan mutu dan kualitas SDM, melakukan pembangunan dan pembenahan kampus, perbaikan kurikulum, serta meningkatkan kegiatan mahasiswa melalui ajang kreatifitas dan kompetisi-kompetisi.
“Semua ini dilakukan demi untuk memajukan Unkris kedepan sehingga Unkris dapat mengikuti perkembangan zaman dan bersaing dengan perguruan tinggi lain yang saat ini jumlahnya semakin banyak,” tegasnya.
Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia, Prof. Yasonna H Laoly, SH, M.Sc, Ph.D dalam sambutannya mengatakan, bangsa Indonesia saat ini menghadapi tantangan global abad 21 yaitu pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang mencakup pemenuhan kebutuhan manusia, lingkungan, dan spiritual. Pencapaian tantangan tersebut menghadapi kendala dan tantangan ketika pandemic Covid-19 menghantam dunia.
Di bidang akademik dan kemahasiswaan, Rektor menyebut Unkris berusaha untuk mendorong dan meningkatkan kreativitas dan inovasi mahasiswa yang muaranya akan diikutsertakan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kemendikbudristek dan berbagai kompetisi lainnya.
“Alhamdulillah sejumlah mahasiswa Unkris mampu berprestasi di tingkat regional maupun nasional baik di bidang olahraga, seni, sains maupun kewirausahaan,” jelas Ayub.
Di bidang pengabdian kepada masyarakat, Unkris memiliki beberapa desa binaan, di antaranya bekerja sama dengan Desa Tugu Utara Kabupaten Bogor. Unkris mendorong Peraturan Desa untuk melindungi masyarakat, melalui Peraturan Desa No. 10 Tahun 2013 tentang Pengendalian Lingkungan Berbasis Masyarakat.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Yayasan Unkris Prof Gayus Lumbuun meminta para wisudawan/wati tidak hanya berhenti sampai disini dalam menuntut ilmu untuk menggapai sukses. “Tetaplah semangat dalam menuntut ilmu setinggi dan seluas mungkin karena menuntut ilmu tidak mengenal batas usia, demikian halnya dalam meraih kesuksesan tidak ada kata terlambat. Yang dibutuhkan adalah keberanian untuk memulai, ketekunan, kejujuran dan semangat,” katanya.
Diakui Prof Gayus, dalam perjalanan Unkris menjadi sebuah Universitas hingga mampu bertahan diusia 70 tahun seperti saat ini, tepatnya pada tanggal 1 April 2022, tentunya bukan perjalanan yang mudah. Banyak batu sandungan yang dilalui termasuk didalamnya konflik internal. Namun bersyukur semua itu dapat diatasi dan dilalui hingga pada akhirnya Unkris dapat tetap eksis melayani masyarakat yang mempercayakan pendidikannya di Unkris.
Unkris diakui Prof Gayus semakin berkembang dengan baik, di mana tidak hanya dari segi sarana dan prasarana yang semakin tertata dan lengkap, namun dari capaian perolehan mahasiswa baru juga terus bertambah secara signifikan. Dengan segala pencapaian diyakini bahwa target Unkris menjadi Perguruan Tinggi Unggul di Tahun 2025 akan dengan mudah dicapai.
Ketua Yayasan Unkris Karyatin mengatakan bahwa Unkris telah banyak melakukan terobosan-terobosan baru, di antaranya melakukan kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi, dunia industri, instansi pemerintah maupun swasta, meningkatkan mutu dan kualitas SDM, melakukan pembangunan dan pembenahan kampus, perbaikan kurikulum, serta meningkatkan kegiatan mahasiswa melalui ajang kreatifitas dan kompetisi-kompetisi.
“Semua ini dilakukan demi untuk memajukan Unkris kedepan sehingga Unkris dapat mengikuti perkembangan zaman dan bersaing dengan perguruan tinggi lain yang saat ini jumlahnya semakin banyak,” tegasnya.
Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia, Prof. Yasonna H Laoly, SH, M.Sc, Ph.D dalam sambutannya mengatakan, bangsa Indonesia saat ini menghadapi tantangan global abad 21 yaitu pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang mencakup pemenuhan kebutuhan manusia, lingkungan, dan spiritual. Pencapaian tantangan tersebut menghadapi kendala dan tantangan ketika pandemic Covid-19 menghantam dunia.