Kisah Inspiratif Nisa, Anak Satpam yang Lolos Beasiswa LPDP ke Inggris
loading...
A
A
A
Ia pun mengingatkan bahwa setiap orang tidak dapat meminta untuk dilahirkan dari kondisi keluarga seperti apa. Namun, setiap orang memiliki kekuatan untuk melakukan yang terbaik.
“Lakukan dan berikan yang terbaik karena kerja keras akan terbayar, satu lagi jangan lupa untuk percaya sebuah proses,” pesannya.
7 Kali Gagal Raih Beasiswa
Nisa Sri Wahyuni, anak dari seorang satpam berhasil menembus Inggris melanjutkan studi magister di Imperial College London, United Kingdom (UK) setelah gagal tujuh kali mendapatkan beasiswa.
Di kampus top 10 dunia itu, Nisa mengambil jurusan Epidemiologi melalui beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Dia menceritakan perjuangan untuk mendapatkan beasiswa untuk bisa melanjutkan kuliahnya di luar negeri. Dia pun mencoba berbagai seleksi beasiswa untuk membiayai sekolahnya. Tujuh beasiswa yang dia coba, tak ada satu pun yang lolos.
Sejak 2017, Nisa sudah mengikuti seleksi beasiswa mulai dari yang pertama LPDP, Chevening, USAID, New Zealand scholarship, Mangkubusho, University of Tokyo scholarships dan Australia Awards Scholarships.
Meski gagal berkali-kali, Nisa tetap berusaha dan gigih mencoba untuk meraih mimpinya. Nisa kembali mendaftar beasiswa LPDP pada 2018 dan akhirnya dia dinyatakan lolos.
Namun, meski lolos beasiswa, Nisa masih harus memperbaiki skor ielts. Syarat skor bahasa Inggris untuk masuk di kampus idamannya harus 7. Berkali-kali tes ielts, skor Nisa hanya 6,5. Nilainya belum cukup untuk syarat masuk kampus.
Nisa pun sempat bingung dan khawatir tak diterima di kampus. Namun, dia kembali membaca aturan kampus dan menemukan satu pasal bahwa jika ada kekurangan dari syarat dimungkinkan adanya pengecualian apabila memiliki kontribusi di bidang terkait.
“Lakukan dan berikan yang terbaik karena kerja keras akan terbayar, satu lagi jangan lupa untuk percaya sebuah proses,” pesannya.
7 Kali Gagal Raih Beasiswa
Nisa Sri Wahyuni, anak dari seorang satpam berhasil menembus Inggris melanjutkan studi magister di Imperial College London, United Kingdom (UK) setelah gagal tujuh kali mendapatkan beasiswa.
Di kampus top 10 dunia itu, Nisa mengambil jurusan Epidemiologi melalui beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Dia menceritakan perjuangan untuk mendapatkan beasiswa untuk bisa melanjutkan kuliahnya di luar negeri. Dia pun mencoba berbagai seleksi beasiswa untuk membiayai sekolahnya. Tujuh beasiswa yang dia coba, tak ada satu pun yang lolos.
Sejak 2017, Nisa sudah mengikuti seleksi beasiswa mulai dari yang pertama LPDP, Chevening, USAID, New Zealand scholarship, Mangkubusho, University of Tokyo scholarships dan Australia Awards Scholarships.
Meski gagal berkali-kali, Nisa tetap berusaha dan gigih mencoba untuk meraih mimpinya. Nisa kembali mendaftar beasiswa LPDP pada 2018 dan akhirnya dia dinyatakan lolos.
Namun, meski lolos beasiswa, Nisa masih harus memperbaiki skor ielts. Syarat skor bahasa Inggris untuk masuk di kampus idamannya harus 7. Berkali-kali tes ielts, skor Nisa hanya 6,5. Nilainya belum cukup untuk syarat masuk kampus.
Nisa pun sempat bingung dan khawatir tak diterima di kampus. Namun, dia kembali membaca aturan kampus dan menemukan satu pasal bahwa jika ada kekurangan dari syarat dimungkinkan adanya pengecualian apabila memiliki kontribusi di bidang terkait.