Candy, Sarjana Non Muslim asal Madagaskar Raih IPK Terbaik dari UIN Jakarta
loading...
A
A
A
JAKARTA - UIN Jakarta menggelar acara pelepasan sarjana baru di Gedung Auditorium Harun Nasution, Sabtu (4/6/2022). Acara pelepasan dilakukan pada Wisuda Sarjana ke-124 dengan peserta sebanyak 1.041 orang.
Di antara nama-nama peserta yang diwisuda , terdapat nama Rahasimamonjy Lovanavalona Allison Candy. Ia merupakan satu-satunya peserta non muslim (Kristen) yang berhasil menyelesaikan studi dengan baik. Wanita berambut gimbal itu diwisuda sebagai sarjana terbaik di tingkat fakultas dengan nilai IPK 3,65 atau Cum Laude.
Candy adalah sarjana lulusan Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik. Ia berasal dari Madagaskar, sebuah negara pulau di Samudra Hindia atau di lepas pesisir timur Afrika.
Untuk memperoleh gelar sarjananya, wanita kelahiran Betafo, 5 Mei 1998, itu menulis skripsi dalam bahasa Inggris dengan judul Indonesia Soft Power Diplomacy Toward Madagascar via Education and Cultural Exchange: Darmasiswa Scholarship Period 2016-2019.
Candy mengatakan, dirinya merasa bangga dapat kuliah di UIN Jakarta yang mayoritas mahasiswanya beragama Islam. Meskipun seorang non muslim, Candy sama sekali tidak menganggap hal itu menjadikannya asing. Justru sebaliknya, ia merasakan kenyamanan saat bergaul bersama para mahasiswa lain di lingkungan tempat belajarnya.
“Saya menganggap ini sebuah challenge (tantangan), di mana saya harus banyak belajar tentang Islam dan bahasa Arab,” ujarnya seperti dilansir dari laman resmi UIN Jakarta, Senin (6/6/2022).
Apalagi, kata dia, bahasa Arab dianggapnya masih asing lantaran di negaranya sendiri menggunakan bahasa Perancis sebagai bahasa nasional. Karena itulah dia pun berusaha untuk dapat belajar bahasa Arab meskipun tidak sepenuhnya dikuasasi.
Candy lebih lanjut mengatakan, untuk penguasaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar perkuliahan, ia mengaku diperoleh dari kursus yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Bahasa (PPB) UIN Jakarta. Selain itu, sehari-hari ia juga banyak belajar dari teman-teman kuliahnya sendiri.
Lalu secara bertahap, Candy pun akhirnya menguasai bahasa tersebut hingga kini fasih berbahasa Indonesia. “Ya soal bahasa Indonesia saya peroleh dari kursus di Pusat Pengembangan Bahasa. Sekarang saya sudah bisa berbahasa Indonesia,” katanya seraya tersenyum.
Candy belajar di Indonesia (UIN Jakarta) diseleksi melalui jalur Ujian Mandiri dengan biaya dari Program Darmasiswa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Darmasiswa adalah program beasiswa yang ditawarkan kepada semua siswa asing dari negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia untuk belajar bahasa Indonesia, seni, dan budaya di 54 universitas di Indonesia.
Program ini didirikan pada tahun 1974 sebagai bagian dari inisiatif ASEAN atau Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara.
Candy lebih lanjut mengatakan, seusai dirinya lulus dari UIN Jakarta dan tercatat sebagai alumni, ia akan tetap menjaga nama baik almamater. UIN Jakarta, jelas dia, merupakan perguruan tinggi cukup baik yang terus berkembang.
Ia berharap UIN Jakarta terus maju dan menjadi sebuah perguruan tinggi Islam ternama di dunia internasional.
“Ya doa saya semoga UIN Jakarta terus maju dan berkembang agar menjadi perguruan tinggi terkenal,” ujar penyuka makanan khas Indonesia berupa nasi goreng dan soto Betawi itu.
Di antara nama-nama peserta yang diwisuda , terdapat nama Rahasimamonjy Lovanavalona Allison Candy. Ia merupakan satu-satunya peserta non muslim (Kristen) yang berhasil menyelesaikan studi dengan baik. Wanita berambut gimbal itu diwisuda sebagai sarjana terbaik di tingkat fakultas dengan nilai IPK 3,65 atau Cum Laude.
Candy adalah sarjana lulusan Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik. Ia berasal dari Madagaskar, sebuah negara pulau di Samudra Hindia atau di lepas pesisir timur Afrika.
Untuk memperoleh gelar sarjananya, wanita kelahiran Betafo, 5 Mei 1998, itu menulis skripsi dalam bahasa Inggris dengan judul Indonesia Soft Power Diplomacy Toward Madagascar via Education and Cultural Exchange: Darmasiswa Scholarship Period 2016-2019.
Candy mengatakan, dirinya merasa bangga dapat kuliah di UIN Jakarta yang mayoritas mahasiswanya beragama Islam. Meskipun seorang non muslim, Candy sama sekali tidak menganggap hal itu menjadikannya asing. Justru sebaliknya, ia merasakan kenyamanan saat bergaul bersama para mahasiswa lain di lingkungan tempat belajarnya.
“Saya menganggap ini sebuah challenge (tantangan), di mana saya harus banyak belajar tentang Islam dan bahasa Arab,” ujarnya seperti dilansir dari laman resmi UIN Jakarta, Senin (6/6/2022).
Apalagi, kata dia, bahasa Arab dianggapnya masih asing lantaran di negaranya sendiri menggunakan bahasa Perancis sebagai bahasa nasional. Karena itulah dia pun berusaha untuk dapat belajar bahasa Arab meskipun tidak sepenuhnya dikuasasi.
Candy lebih lanjut mengatakan, untuk penguasaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar perkuliahan, ia mengaku diperoleh dari kursus yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Bahasa (PPB) UIN Jakarta. Selain itu, sehari-hari ia juga banyak belajar dari teman-teman kuliahnya sendiri.
Lalu secara bertahap, Candy pun akhirnya menguasai bahasa tersebut hingga kini fasih berbahasa Indonesia. “Ya soal bahasa Indonesia saya peroleh dari kursus di Pusat Pengembangan Bahasa. Sekarang saya sudah bisa berbahasa Indonesia,” katanya seraya tersenyum.
Candy belajar di Indonesia (UIN Jakarta) diseleksi melalui jalur Ujian Mandiri dengan biaya dari Program Darmasiswa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Darmasiswa adalah program beasiswa yang ditawarkan kepada semua siswa asing dari negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia untuk belajar bahasa Indonesia, seni, dan budaya di 54 universitas di Indonesia.
Program ini didirikan pada tahun 1974 sebagai bagian dari inisiatif ASEAN atau Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara.
Candy lebih lanjut mengatakan, seusai dirinya lulus dari UIN Jakarta dan tercatat sebagai alumni, ia akan tetap menjaga nama baik almamater. UIN Jakarta, jelas dia, merupakan perguruan tinggi cukup baik yang terus berkembang.
Ia berharap UIN Jakarta terus maju dan menjadi sebuah perguruan tinggi Islam ternama di dunia internasional.
“Ya doa saya semoga UIN Jakarta terus maju dan berkembang agar menjadi perguruan tinggi terkenal,” ujar penyuka makanan khas Indonesia berupa nasi goreng dan soto Betawi itu.
(mpw)