Kisah Aufa, Mahasiswi UNY yang Kenalkan Pempek di Jerman, dari Coba-coba Jadi Bisnis
loading...
A
A
A
Pembeli tidak hanya dari orang Indonesia yang sedang merantau di Jerman namun juga ada salah satu negara lain.
"Pembeli saya ada yang dari Austria. Berapa pun ongkos kirim dari Jerman ke Austria akan dibayarnya [si pelanggan] demi merasakan nikmatnya makanan Pempek, yang dibuat langsung dari Indonesia," ungkapnya.
Usut punya usut, ternyata pelanggan Austria ini pernah ke Indonesia dan sangat menyukai kuliner nusantara termasuk Pempek.
Menurut pelanggan orang Austria tersebut, Pempek memiliki cita rasa kuliner sangat luar biasa.
Aufa mengaku tidak pernah membayangkan bisa mempraktikkan ilmu yang ia gali di perkuliahan, ternyata ke Jerman adalah satu di antara beberapa cita-cita Aufa.
Dia mengaku pernah menulis impian di buku harian saat SMA dulu. "Saya menulis keinginan belajar atau pergi ke Jerman," katanya.
Dalam benak Aufa saat masih remaja, tulisan dalam buku hariannya itu menyimpan harapan.
Hingga kemudian ia menjadi penerima beasiswa program ISAP 2022 (Internationale Studien-und Ausbildungspartnerschaften) di Westfälische Wilhelms-Universität, Münster.
Ia bertekad tak menyia-nyiakan beasiswa tersebut. Karena ada banyak harapan, kepercayaan dan doa dari banyak orang saat ia berangkat ke Jerman.
Pengalaman menjual pempek di Jerman ini menjadi hal yang sangat berharga bagi Aufa. Ia mengaku bisa belajar banyak hal yang baru.
"Pembeli saya ada yang dari Austria. Berapa pun ongkos kirim dari Jerman ke Austria akan dibayarnya [si pelanggan] demi merasakan nikmatnya makanan Pempek, yang dibuat langsung dari Indonesia," ungkapnya.
Usut punya usut, ternyata pelanggan Austria ini pernah ke Indonesia dan sangat menyukai kuliner nusantara termasuk Pempek.
Menurut pelanggan orang Austria tersebut, Pempek memiliki cita rasa kuliner sangat luar biasa.
Aufa mengaku tidak pernah membayangkan bisa mempraktikkan ilmu yang ia gali di perkuliahan, ternyata ke Jerman adalah satu di antara beberapa cita-cita Aufa.
Dia mengaku pernah menulis impian di buku harian saat SMA dulu. "Saya menulis keinginan belajar atau pergi ke Jerman," katanya.
Dalam benak Aufa saat masih remaja, tulisan dalam buku hariannya itu menyimpan harapan.
Hingga kemudian ia menjadi penerima beasiswa program ISAP 2022 (Internationale Studien-und Ausbildungspartnerschaften) di Westfälische Wilhelms-Universität, Münster.
Ia bertekad tak menyia-nyiakan beasiswa tersebut. Karena ada banyak harapan, kepercayaan dan doa dari banyak orang saat ia berangkat ke Jerman.
Pengalaman menjual pempek di Jerman ini menjadi hal yang sangat berharga bagi Aufa. Ia mengaku bisa belajar banyak hal yang baru.