Begini Strategi Menyusun Artikel Ilmiah agar Bisa Dipublikasikan di Jurnal Bereputasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Publikasi di jurnal internasional bereputasi merupakan kewajiban bagi dosen , peneliti, dan mahasiswa Doktor. Kendati demikian, masih banyak akademisi yang kesulitan untuk menulis artikel ilmiah yang siap dipublikasikan di jurnal.
Penulisan artikel yang tidak sesuai akan mudah ditolak untuk dipublikasikan. Dosen Departemen Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Dr. Adiatma Siregar menjelaskan, publikasi merupakan aktivitas penting dan wajib bagi mahasiswa, dosen, maupun peneliti.
Baca: Kisah Mozart, Alumni Undip yang Menyukai Riset dan Berhasil Menjadi Peneliti BRIN
Bagi mahasiswa doktor, publikasi menjadi syarat untuk bisa lulus studi. Sementara bagi dosen dan peneliti, publikasi sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keprofesiannya. Adiatma menuturkan, tidak ada tips agar publikasi bisa dilakukan dengan singkat. Untuk bisa publikasi di jurnal internasional bereputasi, ada proses panjang yang harus dilakukan.
“Kita (akademisi) harus aware bahwa saat masuk ke urusan publikasi, kita harus sudah siap bahwa ini bukan urusan satu-dua hari beres,” ujarnya, dikutip dari laman resmi Unpad, Sabtu (23/7/2022).
Proses transformasi dari hasil penelitian maupun tugas akhir menjadi artikel ilmiah juga memerlukan proses yang panjang. Kendati demikian, Adiatma memberikan panduan agar proses transformasi tersebut menjadi lebih terarah.
Pertama, akademisi sebaiknya menyusun kerangka pikir dari artikel ilmiah yang akan ditulis. Kerangka ini akan memudahkan penulis untuk membuat artikel yang terarah. Saat ini banyak aplikasi yang dapat dimanfaatkan untuk menyusun kerangka pikir.
Kedua, setelah menyusun kerangka, transferkan kerangka tersebut ke dalam garis besar (outline) artikel. Secara umum, artikel ilmiah memuat pendahuluan/latar belakang (background), metode penelitian, pembahasan (results), diskusi, dan konklusi.
Bagian latar belakang harus memuat alasan mengapa penelitian dilakukan. Adiatma mengatakan, bagian ini sebaiknya ditulis dengan penjelasan menarik, memaparkan topik riset dari sisi kebaruannya, hingga meyakinkan orang untuk membaca hasil penelitian tersebut.
Bagian metode menjelaskan tentang bagaimana topik riset tersebut dilakukan. Bagian pembahasan memuat hasil penelitian yang sudah dilakukan. Sementara bagian diskusi memaparkan mengapa hasil dari penelitian tersebut penting diketahui.
Penulisan artikel yang tidak sesuai akan mudah ditolak untuk dipublikasikan. Dosen Departemen Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Dr. Adiatma Siregar menjelaskan, publikasi merupakan aktivitas penting dan wajib bagi mahasiswa, dosen, maupun peneliti.
Baca: Kisah Mozart, Alumni Undip yang Menyukai Riset dan Berhasil Menjadi Peneliti BRIN
Bagi mahasiswa doktor, publikasi menjadi syarat untuk bisa lulus studi. Sementara bagi dosen dan peneliti, publikasi sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keprofesiannya. Adiatma menuturkan, tidak ada tips agar publikasi bisa dilakukan dengan singkat. Untuk bisa publikasi di jurnal internasional bereputasi, ada proses panjang yang harus dilakukan.
“Kita (akademisi) harus aware bahwa saat masuk ke urusan publikasi, kita harus sudah siap bahwa ini bukan urusan satu-dua hari beres,” ujarnya, dikutip dari laman resmi Unpad, Sabtu (23/7/2022).
Proses transformasi dari hasil penelitian maupun tugas akhir menjadi artikel ilmiah juga memerlukan proses yang panjang. Kendati demikian, Adiatma memberikan panduan agar proses transformasi tersebut menjadi lebih terarah.
Pertama, akademisi sebaiknya menyusun kerangka pikir dari artikel ilmiah yang akan ditulis. Kerangka ini akan memudahkan penulis untuk membuat artikel yang terarah. Saat ini banyak aplikasi yang dapat dimanfaatkan untuk menyusun kerangka pikir.
Kedua, setelah menyusun kerangka, transferkan kerangka tersebut ke dalam garis besar (outline) artikel. Secara umum, artikel ilmiah memuat pendahuluan/latar belakang (background), metode penelitian, pembahasan (results), diskusi, dan konklusi.
Bagian latar belakang harus memuat alasan mengapa penelitian dilakukan. Adiatma mengatakan, bagian ini sebaiknya ditulis dengan penjelasan menarik, memaparkan topik riset dari sisi kebaruannya, hingga meyakinkan orang untuk membaca hasil penelitian tersebut.
Bagian metode menjelaskan tentang bagaimana topik riset tersebut dilakukan. Bagian pembahasan memuat hasil penelitian yang sudah dilakukan. Sementara bagian diskusi memaparkan mengapa hasil dari penelitian tersebut penting diketahui.