Kisah Perjuangan Novi, Putri Buruh Bangunan Kuliah Gratis di UNY hingga Jadi Guru PNS

Rabu, 03 Agustus 2022 - 09:42 WIB
loading...
Kisah Perjuangan Novi, Putri Buruh Bangunan Kuliah Gratis di UNY hingga Jadi Guru PNS
Novi Dwi Astuti, lulusan PGSD UNY yang kini mengabdi sebagai guru PNS. Foto/Tangkap layar laman UNY.
A A A
JAKARTA - Novi Dwi Astuti awalnya tak menyangka bisa kuliah karena masalah keterbatasan ekonomi. Namun dia berhasil diterima di Universitas Negeri Yogyakarta ( UNY ) dengan beasiswa dan kini mengajar sebagai guru PNS.

Mengenakan seragam khaki, Novi siap berangkat mengajar. Dengan sepeda motornya gadis tersebut menuju SDN Tegalsari Srigading Sanden Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tempatnya mengajar sebagai guru berstatus Pegawai Negeri Sipil.

Senyumnya cerah, secerah masa depannya. Namun siapa sangka gadis cantik yang menjadi guru tersebut pernah hampir gagal melanjutkan studi di SMA dan juga pernah menjadi karyawan toko.

Alumni SMAN 2 Bantul tersebut pernah menjadi pelayan toko di Bantul setamat SMA karena ketiadaan biaya, untunglah kemudian Novi diterima di program studi PGSD UNY dengan menggunakan beasiswa Bidikmisi sehingga bebas biaya kuliah dan mendapatkan uang saku bulanan.

Baca: Ratusan Mahasiswa dari 58 Kampus Ikut Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Unpad

Putri kedua pasangan Gitono dan Sartiyah yang berprofesi sebagai buruh bangunan dan buruh tani tersebut berhasil menamatkan studi di UNY dengan Indeks prestasi kumulatif 3,88 dengan masa study 3,5 tahun.

Gitono mengatakan, sejak kecil Novi tidak pernah meminta uang saku pada orang tuanya. “Saya mendukungnya untuk melanjutkan pendidikan, namun saya tidak punya biaya. Alhamdulillah dia mendapat beasiswa Bidikmisi di UNY” kata Gitono, dikutip dari laman resmi UNY, Rabu (3/8/2022).

Sartiyah mengisahkan, saat duduk di SMA, Novi lolos menjadi finalis Olimpiade Sains Nasional (OSN) Tingkat Kabupaten Bantul, dan memperoleh hadiah uang tunai Rp2.500.000.

“Uang itu dia berikan pada suami saya yang sedang memperbaiki rumah kami, untuk membeli semen” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Sartiyah juga berkisah, setamat SMP hampir saja Novi tidak dapat melanjutkan studi di SMA karena ketiadaan biaya. Untunglah ada tetangga yang kebetulan juga guru di salah satu SMA di Bantul mau membiayainya bersekolah.

Akhirnya gadis kelahiran Bantul 29 November 1996 ini diterima di SMAN 2 Bantul. Lagi-lagi karena prestasinya, dia bisa masuk ke Kelas Cerdas Istimewa di sekolahnya, sehingga terbebas dari kewajiban membayar SPP.

Perjuangan Novi menjadi guru juga tidak mudah. “Pada Januari 2019 saya menjalani sidang skripsi. Tetapi karena satu dan lain hal, saya tidak bisa mengikuti yudisium di bulan Februari. Akhirnya saya mencoba melamar menjadi guru wiyata bakti di 15 sekolah di kecamatan saya” kata Novi.

Tak kunjung mendapat panggilan akhirnya Novi diterima menjadi guru pendamping khusus di salah satu SD inklusi di Bantul. Selang dua minggu menjadi guru pendamping ada salah satu SD Negeri di Sanden yang memanggilnya, yaitu SD Tegalsari tempatnya bekerja sekarang. Novi mendapat tugas untuk menjaga perpustakaan sambil menunggu ada guru yang pensiun di bulan September.

Setelah wisuda, warga Gedongan Srigading Sanden Bantul tersebut mulai menata masa depannya. Timbullah keinginan menjadi guru sekolah dasar seperti ilmu yang didapatkan di UNY. Keberuntungan masih menaungi Novi, pada November 2019 pendaftaran CPNS dibuka.

Dengan meminta restu orang tua Novi mendaftar sebagai guru SD. Kembali kebimbangannya muncul dalam menentukan pilihan sebagai guru di SD mana. “Sampai pada akhirnya, pilihan saya jatuhkan pada sekolah tempat saya mengabdi yaitu SDN Tegalsari. Kemantapan itu muncul begitu kuat di hati saya” katanya.

Beberapa seleksi perlu dilalui dalam proses ini yaitu seleksi administrasi, tes SKD dan tes SKB. Novi berhasil lolos tes administrasi dan melangkah pada tes SKB. Gitono dan Sartiyah mengantarkan sampai depan rumah dengan berurai airmata melihat anaknya akan berkompetisi dengan 11 pendaftar lainnya.

Baca juga: Wapres Dorong Lulusan IPDN Jadi Motor Penggerak Tingkatkan Kualitas Pelayanan Publik

“Doa dan restu mereka menjadi energi tersendiri dalam hidup saya. Saya mendapat skor 377 dan Alhamdulillah mendapat peringkat pertama” kata Novi mengingat masa lalunya.

Di sela waktu menunggu tes SKB, ada pembukaan PPG Prajabatan Mandiri dengan biaya Rp17 juta untuk dua semester. Dengan berbekal tabungan beasiswa Bidikmisi dan uang tabungan hasil memberi les pada siswa sekolah, Novi mendaftar PPG mandiri dan berhasil lolos.

Perkuliahan dilaksanakan secara online sehingga Novi harus bisa membagi waktu untuk kuliah, belajar SKB, memberikan les, dan juga mengajar di sekolah. Tes SKB dilaksanakan September 2020 dan kembali Novi meraih sukses dengan lolos CPNS Guru SD.

Penerimaan SK CPNS pada bulan Desember 2020 bersamaan dengan saat melaksakan PPL bagi siswa PPG. UNY memberikan kemudahan para mahasiswa PPG untuk PPL di sekolah penempatan CPNS, sementara dari BKPP Bantul juga memberi izin untuk PPL tersebut. Akhirnya Novi menjalani hari sebagai CPNS sekaligus mahasiswa PPG di SDN Tegalsari.

Tahun 2021 Novi melaksanakan tes UKIN dan UP PPG sebagai syarat kelulusan, dan lolos. Sebagai CPNS, Novi juga harus menjalani latsar juga di tahun 2021. Hingga puncaknya pada akhir 2021, sertifikasi pendidik Novi turun dan Maret 2022 SK Pengangkatan PNS-nya juga turun.

Perjuangan panjang gadis putri buruh bangunan tersebut memasuki era baru. Walaupun begitu Novi masih menyimpan harapan dapat studi lanjut S2 PGSD dengan beasiswa negara.

Novi berpesan, jika seseorang berusaha, ia bisa bangkit dari bawah jurang, dia juga bisa mengaspal jalannya sendiri di mana nantinya jalannya itu akan lebih awet.

“Dilahirkan di jalan yang beraspal pun, tak menjamin jalannya tidak akan rusak, kecuali ia mau berusaha merawatnya. Tetaplah berusaha nanti Tuhan yang mengabulkannya” tutup Novi.
(nnz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1631 seconds (0.1#10.140)