455 Anak PMI di Malaysia Lulus Beasiswa Program Gema Repatriasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kemendikbudristek mengapresiasi para pemangku kepentingan pendidikan yang terus bersinergi memberikan layanan pendidikan bagi anak Pekerja Migran Indonesia ( PMI ) di Malaysia. Pasalnya, sebanyak 455 peserta didik Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) dinyatakan lulus beasiswa program Generasi Maju (GEMA) Repatriasi 2022.
“Atas nama Kemendikbudristek, kami menyampaikan apresiasi kepada segenap panitia dari berbagai unsur baik guru, tenaga kependidikan, Atase Pendidikan dan Kebudayaan, dan Perwakilan RI di Malaysia yang telah bersinergi sehingga anak-anak pekerja migran Indonesia dapat diberikan beasiswa untuk kembali dan bersekolah di Indonesia,” urai Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Biro Kerja Sama dan Humas Kemendikbudristek, Anang Ristanto, melalui siaran pers, Selasa (30/8/2022).
Baca juga: Kisah 2 Mahasiswa Penerima KIP Kuliah, Raih Prestasi Juga IPK Tinggi
Anang menuturkan, sejalan dengan amanat Undang-undang Dasar (UUD) 1945, setiap warga negara baik di dalam maupun di luar negeri berhak mendapatkan layanan pendidikan. Ia mengatakan, kehadiran negara dalam memberikan layanan pendidikan di luar negeri diwujudkan melalui Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) maupun Community Learning Center (CLC).
“Selamat untuk semua penerima beasiswa. Kami harap para penerima beasiswa kelak akan tumbuh kembang menjadi pribadi yang berkualitas sehingga dapat mengangkat harkat dan martabat, keluarga, bangsa dan Negara,” urainya.
Sementara itu, Konsul Jenderal Republik Indonesia (Konjen RI) Kota Kinabalu, Rafail Walangitan mengatakan kolaborasi pemberian beasiswa menjadi sebuah langkah awal yang akan menghantarkan semua penerima beasiswa untuk meraih mimpi cita-cita yang didambakan. Tercatat hingga tahun 2021, beasiswa repatriasi telah menghantarkan lebih dari 2.474 Beswan melanjutkan pendidikan menengah di Indonesia.
“Di tahun 2022 jumlahnya akan terus meningkat, dan di masa mendatang jangkauan penerima beasiswa akan diperluas untuk anak pekerja migran Indonesia di wilayah Malaysia lainnya,” urai Konjen Rafail.
Rafail juga menekankan pentingnya penyesuaian dengan lingkungan pendidikan yang baru di Indonesia. “Jadikan kesempatan belajar di Indonesia untuk mencari ilmu, mendapatkan pengetahuan baru, berkenalan dengan guru dan teman sebaya. Jadilah siswa terbaik yang kelak membanggakan keluarga, nusa dan bangsa,” ucapnya.
Senada dengan itu Kepala SIKK, Dadang Hermawan mengatakan bahwa peserta didik yang mendapatkan kesempatan beasiswa harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. “Hal ini tidak akan terulang kembali. Raihlah cita-cita di pangkuan Ibu Pertiwi dan jangan pernah untuk kembali ke Sabah,” tegasnya.
Sejak tahun 2013, lanjut Dadang, peserta didik SIKK yang belajar di Indonesia banyak yang membuktikan keberhasilannya. Salah satunya, alumni CLC Permodalan Sabah, Muhammad Asdar yang sukses menjadi salah satu dari 36 orang yang diterima dalam program yang diselenggarakan oleh Sekolah Staf Presiden tahun 2022.
“Atas nama Kemendikbudristek, kami menyampaikan apresiasi kepada segenap panitia dari berbagai unsur baik guru, tenaga kependidikan, Atase Pendidikan dan Kebudayaan, dan Perwakilan RI di Malaysia yang telah bersinergi sehingga anak-anak pekerja migran Indonesia dapat diberikan beasiswa untuk kembali dan bersekolah di Indonesia,” urai Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Biro Kerja Sama dan Humas Kemendikbudristek, Anang Ristanto, melalui siaran pers, Selasa (30/8/2022).
Baca juga: Kisah 2 Mahasiswa Penerima KIP Kuliah, Raih Prestasi Juga IPK Tinggi
Anang menuturkan, sejalan dengan amanat Undang-undang Dasar (UUD) 1945, setiap warga negara baik di dalam maupun di luar negeri berhak mendapatkan layanan pendidikan. Ia mengatakan, kehadiran negara dalam memberikan layanan pendidikan di luar negeri diwujudkan melalui Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) maupun Community Learning Center (CLC).
“Selamat untuk semua penerima beasiswa. Kami harap para penerima beasiswa kelak akan tumbuh kembang menjadi pribadi yang berkualitas sehingga dapat mengangkat harkat dan martabat, keluarga, bangsa dan Negara,” urainya.
Sementara itu, Konsul Jenderal Republik Indonesia (Konjen RI) Kota Kinabalu, Rafail Walangitan mengatakan kolaborasi pemberian beasiswa menjadi sebuah langkah awal yang akan menghantarkan semua penerima beasiswa untuk meraih mimpi cita-cita yang didambakan. Tercatat hingga tahun 2021, beasiswa repatriasi telah menghantarkan lebih dari 2.474 Beswan melanjutkan pendidikan menengah di Indonesia.
“Di tahun 2022 jumlahnya akan terus meningkat, dan di masa mendatang jangkauan penerima beasiswa akan diperluas untuk anak pekerja migran Indonesia di wilayah Malaysia lainnya,” urai Konjen Rafail.
Rafail juga menekankan pentingnya penyesuaian dengan lingkungan pendidikan yang baru di Indonesia. “Jadikan kesempatan belajar di Indonesia untuk mencari ilmu, mendapatkan pengetahuan baru, berkenalan dengan guru dan teman sebaya. Jadilah siswa terbaik yang kelak membanggakan keluarga, nusa dan bangsa,” ucapnya.
Senada dengan itu Kepala SIKK, Dadang Hermawan mengatakan bahwa peserta didik yang mendapatkan kesempatan beasiswa harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. “Hal ini tidak akan terulang kembali. Raihlah cita-cita di pangkuan Ibu Pertiwi dan jangan pernah untuk kembali ke Sabah,” tegasnya.
Sejak tahun 2013, lanjut Dadang, peserta didik SIKK yang belajar di Indonesia banyak yang membuktikan keberhasilannya. Salah satunya, alumni CLC Permodalan Sabah, Muhammad Asdar yang sukses menjadi salah satu dari 36 orang yang diterima dalam program yang diselenggarakan oleh Sekolah Staf Presiden tahun 2022.