Seperti Ini Perbedaan Rapor Sekolah Indonesia dengan Finlandia dan 3 Negara Lain
loading...
A
A
A
Nah, jika rapor orang Indonesia berbentuk buku, siswa-siswi di Jepang memiliki tampilan rapor yang berbeda, yaitu hanya berupa secarik kertas. Hal lain yang berbeda adalah, guru di sana membagikan rapor kepada anak, bukan orangtua. Mungkin mirip kayak bagiin kertas ulangan kali ya?
Rapor di Jepang juga menjabarkan indikator suatu pelajaran secara detail mengenai keterampilan anak tersebut di kelas. Misalnya, indikator pelajaran bahasa Jepang adalah membaca, mendengar, dan menulis. Sehingga, tujuannya adalah orangtua dapat mengevaluasi apa kelebihan dan kekurangan pada anak.
Baca juga: Berikut Dokumen Wajib untuk Ikut Seleksi PPPK Guru 2022
Lembaran rapor yang akan dibagi kepada siswa-siswi dimasukkan rapi ke dalam amplop besar coklat. Sehingga, rapor tersebut bisa disimpan dan menjadi pembanding untuk rapor-rapor berikutnya. Selain rapor, ada sesuatu yang unik dari pendidikan Jepang! Guru-guru di Jepang akan memberikan suatu penghargaan bagi anak yang daftar kehadirannya penuh. Penghargaan ini berupa piagam kaikinsyou. Pemberian piagam ini membuat anak-anak di Jepang semangat masuk sekolah setiap hari.
3. Australia
Sama dengan Indonesia, anak-anak di Australia juga menerima rapor sebanyak dua kali dalam setahun, yaitu di akhir term atau semester. Nah, jika di Indonesia rapor menjadi ukuran siswa naik kelas apa tidak, Australia justru tidak menjadikan nilai dirapor sebagai patokan naik kelas. Maksudnya, siswa-siswi di Australia sudah pasti akan naik kelas. Kok bisa? Ya, karena mata pelajaran yang diambil siswa tersebut sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Rapor di Australia pun tidak mencantumkan ranking akademik siswa. Melainkan mencantumkan nilai siswa untuk tiap mata pelajaran. Pada setiap nilai tersebut, dilengkapi komentar dan deskripsi posisi nilai siswa pada setiap mata pelajaran yang diberikan oleh guru. Siswa yang meraih prestasi tertentu dalam suatu mata pelajaran akan mendapatkan penghargaan berupa sertifikat atau voucher dari guru atau sekolah.
Siswa sekolah dasar di Australia yang memiliki sikap yang baik dan keberanian positif akan mendapatkan reward berupa sertifikat. Reward tersebut akan diumumkan di acara dwi mingguan untuk pengembangan bakat dan seni siswa. Tak hanya itu, prestasi dan reward yang didapatkan siswa akan ditulis dalam rapor juga lho! Ya, begitulah. Australia mengedepankan pengembangan karakter dan kecerdasan emosi sejak sekolah dasar.
4. Korea Selatan
Negara yang dijuluki Negeri Ginseng ini pernah menempati peringkat pertama sebagai Negara dengan sistem pendidikan global terbaik versi Pearson. Sekolah-sekolah Korea Selatan memiliki lima mata pelajaran wajib, yaitu matematika, sains, bahasa Korea, studi sosial, dan bahasa Inggris. Siswa-siswi di Korea Selatan juga memiliki sistem full day school, yaitu sekolah hingga hari sabtu. Gak hanya itu, Sob! Siswa di Korea Selatan harus belajar selama 13-14 jam sehari.
Di Korea Selatan, rapor sangat berperan penting bagi penentuan kelulusan masuk universitas. Rapor SMA menyumbang sebesar 40%. Mengapa begitu? Dalam memilih calon mahasiswa, sekolah tinggi dan universitas menggunakan nilai rapor SMA mereka dan hasil ujian berstandar nasional. Maka dari itu, siswa-siswi di Negara penghasil drama televisi populer ini sangat menjaga nilai rapor agar mudah masuk universitas yang diinginkan. Ya, terkadang saking merasa belum sempurna, siswa-siswi di Korea bahkan mengambil bimbel untuk menunjang pengetahuan sekolah mereka.
Rapor di Jepang juga menjabarkan indikator suatu pelajaran secara detail mengenai keterampilan anak tersebut di kelas. Misalnya, indikator pelajaran bahasa Jepang adalah membaca, mendengar, dan menulis. Sehingga, tujuannya adalah orangtua dapat mengevaluasi apa kelebihan dan kekurangan pada anak.
Baca juga: Berikut Dokumen Wajib untuk Ikut Seleksi PPPK Guru 2022
Lembaran rapor yang akan dibagi kepada siswa-siswi dimasukkan rapi ke dalam amplop besar coklat. Sehingga, rapor tersebut bisa disimpan dan menjadi pembanding untuk rapor-rapor berikutnya. Selain rapor, ada sesuatu yang unik dari pendidikan Jepang! Guru-guru di Jepang akan memberikan suatu penghargaan bagi anak yang daftar kehadirannya penuh. Penghargaan ini berupa piagam kaikinsyou. Pemberian piagam ini membuat anak-anak di Jepang semangat masuk sekolah setiap hari.
3. Australia
Sama dengan Indonesia, anak-anak di Australia juga menerima rapor sebanyak dua kali dalam setahun, yaitu di akhir term atau semester. Nah, jika di Indonesia rapor menjadi ukuran siswa naik kelas apa tidak, Australia justru tidak menjadikan nilai dirapor sebagai patokan naik kelas. Maksudnya, siswa-siswi di Australia sudah pasti akan naik kelas. Kok bisa? Ya, karena mata pelajaran yang diambil siswa tersebut sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Rapor di Australia pun tidak mencantumkan ranking akademik siswa. Melainkan mencantumkan nilai siswa untuk tiap mata pelajaran. Pada setiap nilai tersebut, dilengkapi komentar dan deskripsi posisi nilai siswa pada setiap mata pelajaran yang diberikan oleh guru. Siswa yang meraih prestasi tertentu dalam suatu mata pelajaran akan mendapatkan penghargaan berupa sertifikat atau voucher dari guru atau sekolah.
Siswa sekolah dasar di Australia yang memiliki sikap yang baik dan keberanian positif akan mendapatkan reward berupa sertifikat. Reward tersebut akan diumumkan di acara dwi mingguan untuk pengembangan bakat dan seni siswa. Tak hanya itu, prestasi dan reward yang didapatkan siswa akan ditulis dalam rapor juga lho! Ya, begitulah. Australia mengedepankan pengembangan karakter dan kecerdasan emosi sejak sekolah dasar.
4. Korea Selatan
Negara yang dijuluki Negeri Ginseng ini pernah menempati peringkat pertama sebagai Negara dengan sistem pendidikan global terbaik versi Pearson. Sekolah-sekolah Korea Selatan memiliki lima mata pelajaran wajib, yaitu matematika, sains, bahasa Korea, studi sosial, dan bahasa Inggris. Siswa-siswi di Korea Selatan juga memiliki sistem full day school, yaitu sekolah hingga hari sabtu. Gak hanya itu, Sob! Siswa di Korea Selatan harus belajar selama 13-14 jam sehari.
Di Korea Selatan, rapor sangat berperan penting bagi penentuan kelulusan masuk universitas. Rapor SMA menyumbang sebesar 40%. Mengapa begitu? Dalam memilih calon mahasiswa, sekolah tinggi dan universitas menggunakan nilai rapor SMA mereka dan hasil ujian berstandar nasional. Maka dari itu, siswa-siswi di Negara penghasil drama televisi populer ini sangat menjaga nilai rapor agar mudah masuk universitas yang diinginkan. Ya, terkadang saking merasa belum sempurna, siswa-siswi di Korea bahkan mengambil bimbel untuk menunjang pengetahuan sekolah mereka.