Miris, Ijazah Ratusan Siswa di Bandung Ditahan Sekolah karena Menunggak hingga Rp500 Juta
loading...
A
A
A
BANDUNG - Ratusan siswa sekolah di Kota Bandung belum menerima ijazah karena belum menyelesaikan masalah keuangan dengan pihak sekolah. Tercatat, tunggakan siswa kepada sekolah mencapai ratusan juta rupiah.
Hal itu diakui oleh Ketua Komite Sekolah SMK Nasional Bandung Ahmad Nasir Budiman. Menurut dia, tercatat ada sekitar 100-an siswa dari berbagai angkatan yang belum bisa menerima ijazah . Hal itu karena mereka belum menyelesaikan masalah administrasi dengan pihak sekolah.
"Terakhir ada sekitar 100 siswa yang belum bisa dapat ijazah. Masalahnya, ada yang dari awal sekolah belum bayar uang sekolah sama sekali. Kami mencatat, nilai tunggakan siswa mencapai Rp500 juta sejak sebelum pandemi," kata Ahmad Nasir Budiman di Bandung, Jumat (7/10/2022).
Menurut dia, kondisi tersebut membuat dilematis pihak sekolah. Di satu sisi ingin agar siswa segera dapat ijazah, sementara di sisi lain, keberlangsungan sekolah juga harus tetap jalan. Jangan sampai, karena tunggakan tersebut banyak guru yang enggan mengajar.
"Kami paham kondisi mereka. Banyak orang tua mereka yang kesulitan secara ekonomi. Tapi sekolah juga kesulitan ketika mereka tidak bayar uang sekolah," ujarnya.
Solusinya, kata dia, sejak empat bulan lalu pihaknya aktif melakukan komunikasi dengan banyak lembaga filantropi untuk membantu siswa yang belum bisa mengambil ijazah. Agar hak semua pihak, baik sekolah dan siswa bisa terpenuhi.
"Alhamdulillah ada dua lembaga filantropi yaitu Yayasan Masjid Salman dan Yayasan Baitulmal PLN yang bersedia membantu. Hari ini ada dari Baitulmal PLN yang membantu membebaskan ijazah bagi 35 siswa. Nanti akan bertahap siswa lainnya," katanya.
Upaya tersebut, kata dia, langkah yang saat ini bisa dilakukan komite sekolah sebagai solusi bagi semua pihak. "Selain minta bantuan lembaga filantropi, kami juga minta pengertian para guru. Karena kalau mereka enggak mau mengajar akan susah. Kami terus upayakan sumber dana lain agar semua orang terpenuhi haknya," kata dia.
Sementara itu, perwakilan Yayasan Baitulmal PLN N Lubis mengatakan, kali ini pihaknya membantu dana kepada 35 siswa agar mereka bisa mendapatkan ijazahnya. 35 siswa tersebut berasal dari angkatan 2021 dan 2022.
"Kami berharap anak-anak tersebut bisa melanjutkan sekolah atau mencari pekerjaan dengan ijazah yang sudah dia terima. Karena biasanya ada perusahaan yang meminta ijazah asli," kata dia.
Bantuan tersebut merupakan salah satu program dari Yayasan Baitulmal PLN pada bidang pendidikan. Di mana dana yayasan berasal dari zakat yang dipotong 2,5 persen dari gaji pegawai PLN yang beragama Islam.
Hal itu diakui oleh Ketua Komite Sekolah SMK Nasional Bandung Ahmad Nasir Budiman. Menurut dia, tercatat ada sekitar 100-an siswa dari berbagai angkatan yang belum bisa menerima ijazah . Hal itu karena mereka belum menyelesaikan masalah administrasi dengan pihak sekolah.
Baca Juga
"Terakhir ada sekitar 100 siswa yang belum bisa dapat ijazah. Masalahnya, ada yang dari awal sekolah belum bayar uang sekolah sama sekali. Kami mencatat, nilai tunggakan siswa mencapai Rp500 juta sejak sebelum pandemi," kata Ahmad Nasir Budiman di Bandung, Jumat (7/10/2022).
Menurut dia, kondisi tersebut membuat dilematis pihak sekolah. Di satu sisi ingin agar siswa segera dapat ijazah, sementara di sisi lain, keberlangsungan sekolah juga harus tetap jalan. Jangan sampai, karena tunggakan tersebut banyak guru yang enggan mengajar.
"Kami paham kondisi mereka. Banyak orang tua mereka yang kesulitan secara ekonomi. Tapi sekolah juga kesulitan ketika mereka tidak bayar uang sekolah," ujarnya.
Solusinya, kata dia, sejak empat bulan lalu pihaknya aktif melakukan komunikasi dengan banyak lembaga filantropi untuk membantu siswa yang belum bisa mengambil ijazah. Agar hak semua pihak, baik sekolah dan siswa bisa terpenuhi.
"Alhamdulillah ada dua lembaga filantropi yaitu Yayasan Masjid Salman dan Yayasan Baitulmal PLN yang bersedia membantu. Hari ini ada dari Baitulmal PLN yang membantu membebaskan ijazah bagi 35 siswa. Nanti akan bertahap siswa lainnya," katanya.
Upaya tersebut, kata dia, langkah yang saat ini bisa dilakukan komite sekolah sebagai solusi bagi semua pihak. "Selain minta bantuan lembaga filantropi, kami juga minta pengertian para guru. Karena kalau mereka enggak mau mengajar akan susah. Kami terus upayakan sumber dana lain agar semua orang terpenuhi haknya," kata dia.
Sementara itu, perwakilan Yayasan Baitulmal PLN N Lubis mengatakan, kali ini pihaknya membantu dana kepada 35 siswa agar mereka bisa mendapatkan ijazahnya. 35 siswa tersebut berasal dari angkatan 2021 dan 2022.
"Kami berharap anak-anak tersebut bisa melanjutkan sekolah atau mencari pekerjaan dengan ijazah yang sudah dia terima. Karena biasanya ada perusahaan yang meminta ijazah asli," kata dia.
Bantuan tersebut merupakan salah satu program dari Yayasan Baitulmal PLN pada bidang pendidikan. Di mana dana yayasan berasal dari zakat yang dipotong 2,5 persen dari gaji pegawai PLN yang beragama Islam.
(mpw)