4 Sekolah Bisnis di Indonesia Telah Terakreditasi AACSB
loading...
A
A
A
Geoff menuturkan lembaga AACSB tidak pernah mengintervensi misi dari setiap sekolah bisnis yang ingin mendaftar untuk mendapatkan akreditasi. Sebab, misi dari masing sekolah bisnis berbeda satu sama lain di setiap negara yang menyesuaikan dengan kondisi dari tujuan pendirian sekolah bisnis itu sendiri. “Setiap sekolah bisnis menentukan misi mereka masing-masing,” katanya.
Dekan FEB UGM, Prof. Dr. Didi Achjari mengatakan, FEB UGM dan Lembaga AACSB menyelenggarakan forum information session dengan mengundang 34 pengelola sekolah bisnis di Indonesia. Dari Forum tersebut menurut Didi Achjari satu sama lain bisa berdiskusi dan bertukar pengalaman dalam usaha mendapatkan akreditasi.
Menurutnya, dengan adanya jejaring sekolah bisnis ini akan banyak sekolah bisnis di tanah air mendapatkan pengakuan akreditasi internasional. Sebab, sekolah bisnis berkontribusi dalam pengembangan kualitas pendidikan dan pengajaran serta meningkatkan pengetahuan dan kompetensi mahasiswa.
“Proses akreditasi tidak hanya sebatas pemberian sertifikat, namun ada peningkatan mutu dari berbagai bidang. Bayangkan, kami butuh tujuh tahun untuk mendapatkan yang pertama di Indonesia, mulai dari mendaftar, lalu jadi anggota, selanjutnya dinyatakan berhak mendapatkan akreditasi dan diakreditasi,” jelasnya.
Sejak mendapatkan akreditasi pada tahun 2014 lalu, kata Dekan, pihaknya sudah melakukan reakreditasi pada tahun 2019 lalu untuk perpanjangan akreditasi. Selanjutnya pada tahun 2024, untuk kedua kalinya nantinya FEB UGM akan melakukan akreditasi ulang dari lembaga AACSB. “Artinya akan melakukan dua kali perpanjangan sebagai proses yang akan terus dinilai guna untuk melakukan perbaikan berkelanjutan,” katanya.
Dalam kesempatan itu Didi menegaskan, salah satu kriteria penilaian dari The AACSB untuk mendapatkan akreditasi adalah kegiatan tridarma perguruan tinggi dari setiap sekolah bisnis harus memberikan dampak yang luas bagi masyarakat dan dunia bisnis.
Menurutnya, kriteria tersebut selaras dengan jargon UGM sebagai kampus yang mengakar kuat dan menjulang tinggi. “Hasil dari kegiatan tridarma perguruan tinggi UGM memang selalu diarahkan bisa berdampak ke masyarakat luas,” pungkasnya.
Lihat Juga: Mendikti Saintek Tunda Implementasi Permendikbudristek Nomor 44 Tahun 2024 tentang Dosen
Dekan FEB UGM, Prof. Dr. Didi Achjari mengatakan, FEB UGM dan Lembaga AACSB menyelenggarakan forum information session dengan mengundang 34 pengelola sekolah bisnis di Indonesia. Dari Forum tersebut menurut Didi Achjari satu sama lain bisa berdiskusi dan bertukar pengalaman dalam usaha mendapatkan akreditasi.
Menurutnya, dengan adanya jejaring sekolah bisnis ini akan banyak sekolah bisnis di tanah air mendapatkan pengakuan akreditasi internasional. Sebab, sekolah bisnis berkontribusi dalam pengembangan kualitas pendidikan dan pengajaran serta meningkatkan pengetahuan dan kompetensi mahasiswa.
“Proses akreditasi tidak hanya sebatas pemberian sertifikat, namun ada peningkatan mutu dari berbagai bidang. Bayangkan, kami butuh tujuh tahun untuk mendapatkan yang pertama di Indonesia, mulai dari mendaftar, lalu jadi anggota, selanjutnya dinyatakan berhak mendapatkan akreditasi dan diakreditasi,” jelasnya.
Sejak mendapatkan akreditasi pada tahun 2014 lalu, kata Dekan, pihaknya sudah melakukan reakreditasi pada tahun 2019 lalu untuk perpanjangan akreditasi. Selanjutnya pada tahun 2024, untuk kedua kalinya nantinya FEB UGM akan melakukan akreditasi ulang dari lembaga AACSB. “Artinya akan melakukan dua kali perpanjangan sebagai proses yang akan terus dinilai guna untuk melakukan perbaikan berkelanjutan,” katanya.
Dalam kesempatan itu Didi menegaskan, salah satu kriteria penilaian dari The AACSB untuk mendapatkan akreditasi adalah kegiatan tridarma perguruan tinggi dari setiap sekolah bisnis harus memberikan dampak yang luas bagi masyarakat dan dunia bisnis.
Menurutnya, kriteria tersebut selaras dengan jargon UGM sebagai kampus yang mengakar kuat dan menjulang tinggi. “Hasil dari kegiatan tridarma perguruan tinggi UGM memang selalu diarahkan bisa berdampak ke masyarakat luas,” pungkasnya.
Lihat Juga: Mendikti Saintek Tunda Implementasi Permendikbudristek Nomor 44 Tahun 2024 tentang Dosen
(nnz)