5 Pahlawan Nasional yang Memperjuangkan Pendidikan di Nusantara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia memperingati Hari Pahlawan setiap tanggal 10 November. Peringatan ini menjadi ungkapan cinta dan bangga bangsa Indonesia atas jasa para pahlawan dan pejuang kemerdekaan Republik Indonesia.
Tahun ini peringatan Hari Pahlawan jatuh pada Kamis (10/11/2022). "Pahlawanku, Teladanku" menjadi tema Hari Pahlawan 2022. Tema ini memiliki harapan agar perjuangan dan pengorbanan para pahlawan dapat menginspirasi dan memotivasi kita semua untuk meneruskan pembangunan dan mengisi kemerdekaan bangsa.
Di bidang pendidikan, pahlawan nasional yang sering terdengar namanya di masyarakat ialah Ki Hajar Dewantara. Namun tahukah kamu bahwa masih ada tokoh-tokoh pahlawan nasional yang juga berjuang di jalur pendidikan.
Dikutip dari laman Direktorat Pendidikan SMP Kemendikbudristek, berikut ini lima pahlawan nasional yang turut memperjuangkan pendidikan di bumi Nusantara.
Baca juga: 3 Pahlawan Nasional yang Pernah Mengenyam Pendidikan di Luar Indonesia
1. Rohana Kudus
Rohana Kudus ditetapkan Presiden Joko Widodo sebagai pahlawan nasional pada 2019 silam. Wanita yang lahir pada 20 Desember 1884 di Agam, Sumatera Barat ini adalah seorang pers wanita yang peduli dengan dunia pendidikan bagi wanita.
Rohana Kudus menunjukkan kepeduliannya dengan mendirikan Sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang pada 1911. Sekolah keterampilan khusus ini diperuntukkan bagi perempuan. Mereka diajarkan baca-tulis, mengelola keuangan, pendidikan agama, budi pekerti, dan bahasa Belanda.
2. Dewi Sartika
Dewi Sartika adalah pahlawan wanita asal Bumi Parahyangan. Dia lahir pada 4 Desember 1884 di Cicalengka, Jawa Barat. Selain Kartini, Dewi Sartika adalah tokoh pahlawan wanita yang memperjuangkan hak-hak perempuan khususnya di bidang pendidikan.
Komitmennya dibuktikan dengan mendirikan Sekolah Istri pada 1904. Sekolah ini diperuntukkan bagi wanita-wanita yang ingin mengenyam pendidikan. Sekolah Istri mengajarkan para wanita berbagai hal, seperti memasak, mengasuh bayi, menjahit, merenda, menyulam, dan juga pendidikan agama.
Baca juga:
3. R. A. Kartini
Raden Ajeng Kartini lebih dikenal dengan tokoh emansipasi wanita Tanah Air. Kartini lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah. Ia menjadi sosok yang memperjuangkan hak-hak wanita pribumi kala itu yang tidak mendapatkan kesetaraan dengan kaum laki-laki.
Tidak hanya emansipasi, Kartini juga peduli terhadap pendidikan wanita-wanita pribumi yang saat itu tidak bisa menggapai pendidikan. Di akhir hayatnya, Kartini mendirikan Sekolah Wanita di Rembang untuk wanita pribumi agar akses pendidikan bisa digapai oleh para perempuan.
4. K. H. Ahmad Dahlan
Ahmad Dahlan dan organisasi Muhammadiyah adalah dua hal yang tidak bisa dilepaskan. Ia lahir pada 1 Agustus 1868. Ahmad Dahlan ialah organisasi Muhammadiyah yang ingin menciptakan pembaharuan Islam di bidang pendidikan.
Pada awal perjuangannya, Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis merasa kurang setuju dengan sistem pendidikan kolonialisme yang menuju ke arah sekularisme dan westernisasi. Menurutnya, pendidikan Islam hendaknya diarahkan pada usaha membentuk manusia muslim yang berbudi pekerti luhur, alim dalam agama, luas pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, serta bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya.
5. K. H. Hasyim Asy’ari
Satu lagi tokoh pahlawan muslim yang berjuang di jalur pendidikan. Hasyim Asy’ari adalah ulama dan pahlawan nasional yang lahir pada 14 Februari 1871. Hasyim Asy’ari adalah pemrakarsa dari berdirinya salah satu organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU).
Ia cukup peduli dengan pendidikan, terutama pendidikan umat muslim. Sepulangnya menimba ilmu di Makkah pada 1899, K. H. Hasyim Asy’ari pun mendirikan pesantren Tebu Ireng yang menjadi pesantren terbesar dan terpenting di Pulau Jawa pada abad ke-20.
Demikian tadi 5 pahlawan nasional yang berjuang di jalur pendidikan selain Ki Hajar Dewantara. Semoga generasi penerus bangsa dapat menghargai jasa para pahlawan tersebut dengan semangat belajar untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tahun ini peringatan Hari Pahlawan jatuh pada Kamis (10/11/2022). "Pahlawanku, Teladanku" menjadi tema Hari Pahlawan 2022. Tema ini memiliki harapan agar perjuangan dan pengorbanan para pahlawan dapat menginspirasi dan memotivasi kita semua untuk meneruskan pembangunan dan mengisi kemerdekaan bangsa.
Di bidang pendidikan, pahlawan nasional yang sering terdengar namanya di masyarakat ialah Ki Hajar Dewantara. Namun tahukah kamu bahwa masih ada tokoh-tokoh pahlawan nasional yang juga berjuang di jalur pendidikan.
Dikutip dari laman Direktorat Pendidikan SMP Kemendikbudristek, berikut ini lima pahlawan nasional yang turut memperjuangkan pendidikan di bumi Nusantara.
Baca juga: 3 Pahlawan Nasional yang Pernah Mengenyam Pendidikan di Luar Indonesia
1. Rohana Kudus
Rohana Kudus ditetapkan Presiden Joko Widodo sebagai pahlawan nasional pada 2019 silam. Wanita yang lahir pada 20 Desember 1884 di Agam, Sumatera Barat ini adalah seorang pers wanita yang peduli dengan dunia pendidikan bagi wanita.
Rohana Kudus menunjukkan kepeduliannya dengan mendirikan Sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang pada 1911. Sekolah keterampilan khusus ini diperuntukkan bagi perempuan. Mereka diajarkan baca-tulis, mengelola keuangan, pendidikan agama, budi pekerti, dan bahasa Belanda.
2. Dewi Sartika
Dewi Sartika adalah pahlawan wanita asal Bumi Parahyangan. Dia lahir pada 4 Desember 1884 di Cicalengka, Jawa Barat. Selain Kartini, Dewi Sartika adalah tokoh pahlawan wanita yang memperjuangkan hak-hak perempuan khususnya di bidang pendidikan.
Komitmennya dibuktikan dengan mendirikan Sekolah Istri pada 1904. Sekolah ini diperuntukkan bagi wanita-wanita yang ingin mengenyam pendidikan. Sekolah Istri mengajarkan para wanita berbagai hal, seperti memasak, mengasuh bayi, menjahit, merenda, menyulam, dan juga pendidikan agama.
Baca juga:
3. R. A. Kartini
Raden Ajeng Kartini lebih dikenal dengan tokoh emansipasi wanita Tanah Air. Kartini lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah. Ia menjadi sosok yang memperjuangkan hak-hak wanita pribumi kala itu yang tidak mendapatkan kesetaraan dengan kaum laki-laki.
Tidak hanya emansipasi, Kartini juga peduli terhadap pendidikan wanita-wanita pribumi yang saat itu tidak bisa menggapai pendidikan. Di akhir hayatnya, Kartini mendirikan Sekolah Wanita di Rembang untuk wanita pribumi agar akses pendidikan bisa digapai oleh para perempuan.
4. K. H. Ahmad Dahlan
Ahmad Dahlan dan organisasi Muhammadiyah adalah dua hal yang tidak bisa dilepaskan. Ia lahir pada 1 Agustus 1868. Ahmad Dahlan ialah organisasi Muhammadiyah yang ingin menciptakan pembaharuan Islam di bidang pendidikan.
Pada awal perjuangannya, Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis merasa kurang setuju dengan sistem pendidikan kolonialisme yang menuju ke arah sekularisme dan westernisasi. Menurutnya, pendidikan Islam hendaknya diarahkan pada usaha membentuk manusia muslim yang berbudi pekerti luhur, alim dalam agama, luas pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, serta bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya.
5. K. H. Hasyim Asy’ari
Satu lagi tokoh pahlawan muslim yang berjuang di jalur pendidikan. Hasyim Asy’ari adalah ulama dan pahlawan nasional yang lahir pada 14 Februari 1871. Hasyim Asy’ari adalah pemrakarsa dari berdirinya salah satu organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU).
Ia cukup peduli dengan pendidikan, terutama pendidikan umat muslim. Sepulangnya menimba ilmu di Makkah pada 1899, K. H. Hasyim Asy’ari pun mendirikan pesantren Tebu Ireng yang menjadi pesantren terbesar dan terpenting di Pulau Jawa pada abad ke-20.
Demikian tadi 5 pahlawan nasional yang berjuang di jalur pendidikan selain Ki Hajar Dewantara. Semoga generasi penerus bangsa dapat menghargai jasa para pahlawan tersebut dengan semangat belajar untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
(nnz)