Kiprah 2 Dosen dan 2 Mahasiswa IPB Lolos Program Khusus di Universitas Montpellier Prancis

Jum'at, 18 November 2022 - 10:07 WIB
loading...
Kiprah 2 Dosen dan 2 Mahasiswa IPB Lolos Program Khusus di Universitas Montpellier Prancis
Guru Besar Fahutan IPB University, Prof Bambang Hero Saharjo dan Prof Lailan Syaufina bertolak ke Universitas Montpellier, Prancis. Foto/Dok/IPB
A A A
JAKARTA - Guru Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University , Prof Bambang Hero Saharjo dan Prof Lailan Syaufina bertolak ke Universitas Montpellier, Prancis. Rencananya, dua profesor IPB University ini akan berada di Prancis hingga 10 Desember 2022.

“Ada dua orang mahasiswa Program Magister Sekolah Pascasarjana IPB University dari Program Studi Silvikultur Tropika yang lolos seleksi untuk melanjutkan studi selama satu tahun di Universitas Montpellier," jelas Prof Bambang dalam keterangan pers, Jumat (18/11/2022).



"Diharapkan mereka akan mendapatkan ijazah S2 dari IPB University dan Prancis. Kedua mahasiswa tersebut mengikuti program Magister Internasional khusus tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan yang diseleksi Paris Sciences & Letters (PSL) University,” tambahnya.

Ia menambahkan, dalam program ini, para pengajarnya adalah dosen dari IPB University, Indonesia; University of Brasilia, Brasil; University of Lleida, Spanyol; University of Aveiro, Portugal; para peneliti dan praktisi.

Seperti di Indonesia, mereka mengikuti kuliah, praktik, ujian, serta mengunjungi tempat-tempat penelitian, pelatihan dan lain-lain yang terkait dengan materi kuliah yang mereka terima.



“Sebagai dosen pengajar dalam program ini, saya dan Prof Lailan diundang oleh PSL University untuk mengajar dari tanggal 6 November hingga 10 Desember 2022 di Universitas Montpellier, Prancis dengan beasiswa dari Campus France.

Tugasnya adalah memberikan materi kuliah terkait pengendalian kebakaran hutan dan lahan kepada mahasiswa program khusus tersebut,” ujar Prof Bambang.

Selain itu, tambahnya, mereka juga mendampingi mahasiswa selama mengunjungi pusat-pusat penelitian dan pelatihan, selama berada periode waktu yang diberikan. Hal ini perlu dilakukan untuk membuat mahasiswa tidak salah dalam memahami terjadinya kebakaran dan upaya pengendaliannya, mengingat Prancis memiliki 4 musim sementara Indonesia hanya 2 musim.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1144 seconds (0.1#10.140)