Galakan Karya Sastra, Komunitas Puisi Esai Makin Berkembang hingga Mancanegara

Jum'at, 02 Desember 2022 - 14:46 WIB
loading...
A A A
Pencapaian kedua, sebanyak 25 kisah dan kesaksian atas konflik berdarah di Indonesia setelah reformasi telah didokumentasikan dalam betuk puisi esai.

"Itu kisah yang diolah dari drama di seputar konflik primordial di Era Reformasi, seperti konflik agama di Maluku (1991-2002), konflik suku Dayak versus Madura di Sampit (2001), konflik Ahmadiyah di Mataram (2002-2017), konflik rasial di Jakarta (Mei 1998) hingga konflik pendatang Bali dan penduduk asli di Lampung (2012)," ujarnya.

25 kisah tersebut ditulis sendiri oleh Denny JA dan diterbitkan menjadi buku dengan judul "Jeritan Setelah Kebebasan” (2022). Buku tersebut juga diterbitkan dalam edisi bahasa Inggris dengan judul "Scream Following Liberation" (2022).

Bahkan sebanyak 13 aktivis, penulis dan tokoh masyarakat juga sudah merespon buku puisi esai ini dan menuliskan responnya dalam buku yang segera terbit dengan judul "Kaleidoskop Menolak Lupa: 13 Tanggapan Terhadap Puisi Esai Denny JA" (2022).

"Tiga dari 25 puisi esai konflik berdarah itu sedang dalam proses dituliskan menjadi skenario serial film untuk di OTT (Over The Top) atau layanan media berbasis internet," jelasnya.

"Dari puisi esai menjadi film komersial itulah tahapan berikutnya yang ingin dicapai oleh komunitas puisi esai," sambung Denny JA.

Pencapaian ketiga dari Komunitas Puisi Esai pada Desember 2022 ini adalah, dari Aceh hingga Papua, sebanyak 13 penulis senior puisi esai telah mengasuh total lebih dari 130 para penulis, aktivis, jurnalis, dosen, bahkan politisi, untuk memberikan kesaksian atas isu sosial dan mempublikasinya dalam bentuk puisi esai.

"Masing-masing penulis dibebaskan memilih isu apa saja yang memang terjadi, dan penting, untuk didramatisasi dalam puisi esai," kata Denny JA.

Pencapaian keempat, pada September 2022, Komunitas Puisi Esai ASEAN dengan bantuan pemerintah Malaysia menyelenggarakan Festival Puisi Esai antar bangsa.

"Di Bulan Desember ini, puisi esai juga akan meluas ke Kairo dan Australia. Jika sebelumnya banyak penulis puisi esai dari luar Indonesia menuliskan puisi esai dalam bahasa Indonesia, kini di luar negeri, mereka akan menuliskannya dalam bahasa Inggris," paparnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1561 seconds (0.1#10.140)