Begini Sejarah di Balik Perayaan Malam Tahun Baru Masehi

Rabu, 28 Desember 2022 - 08:00 WIB
loading...
Begini Sejarah di Balik Perayaan Malam Tahun Baru Masehi
Bagaimana asal mula perayaan malam tahun baru masehi patut disimak untuk menambah wawasan. Foto/Dok/SINDOnews.
A A A
JAKARTA - Beberapa hari lagi kita akan menyambut T ahun Baru 2023 . Perayaan tahun baru Masehi pada 31 Desember sampai 1 Januari, biasanya dirayakan dengan suka cita oleh semua warga dunia.

Pesta kembang api akan mewarnai malam pergantian tahun. Misalnya saja di Jakarta, pesta kembang api akan digelar di Bundaran HI dan Ancol. Namun masyarakat juga bisa merasakan meriahnya tahun baru di Pantai Indah Kapuk (PIK) dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Dibalik meriahnya perayaan malam tahun baru ternyata ada sejarah menarik yang patut disimak untuk menambah wawasan kalian. Berikut ini ulasan mengenai asal mula perayaan malam tahun baru masehi, dikutip dari laman Ruangguru.

Baca juga: Siap-siap, Pengumuman Kuota Sekolah SNBP 2023 Segera Diumumkan

Perayaan Malam Tahun Baru sebelum Masehi

Ternyata perayaan malam tahun baru sebenarnya sudah dimulai sekitar 200 SM dan dipelopori oleh masyarakat Mesopotamia. Perayaan ini dilakukan karena saat itu belum ada kalender masehi sehingga mereka menggunakan patokan pergantian tahun ialah saat matahari tepat berada di atas khatulistiwa.

Jika dihitung dengan kalender Masehi sekarang, tepatnya pada tanggal 20 Maret. Nah, perayaan tradisional seperti itu disebut Nowruz atau tahun baru Persia yang menandakan hari pertama musim semi. Biasanya dirayakan sekitar tanggal 21 Maret dan saat ini masih dilakukan di beberapa negara Timur Tengah. Perayaan ini dilakukan dengan membersihkan dan menghias rumah, serta menyiapkan berbagai makanan dan minuman.

Selain itu, perayaan pergantian tahun di seluruh dunia juga ditandai dengan peristiwa yang berbeda. Misalnya di China, pergantian tahun ditandai dengan munculnya bulan baru kedua setelah titik balik matahari pada musim dingin. Sementara masyarakat Babilonia merayakan tahun baru dengan festival keagamaan besar-besaran yang disebut “Akitu”. Di Mesir, tahun baru dimulai dengan banjir tahunan Sungai Nil.

Baca juga: 5 Perbedaan Jenjang Kuliah D3, D4 dan S1 dari Segi Waktu Kuliah dan Gelarnya

Perayaan Tahun Baru Dimulai 1 Januari

Pada masa pemerintahan Kaisar Romawi Julius Caesar, perayaan tahun baru untuk pertama kalinya dilakukan pada 1 Januari. Tepatnya adalah 1 Januari 46 SM. Waktu itu, penanggalan Romawi yang sebelumnya dibuat oleh Romulus pada abad ke-8 mengalami pergantian. Penanggalan yang terdiri atas 10 bulan atau 304 hari dan dimulai pada bulan Maret ini kemudian ditambahkan bulan Januarius dan Februarius. Saat ini, kita mengenalnya dengan Januari dan Februari.

Saat Julius Caesar membuat penanggalan baru ini, ia dibantu oleh seorang ahli astronomi asal Mesir bernama Sosigenes. Penanggalan baru tersebut dibuat berdasarkan revolusi matahari seperti yang sudah dilakukan oleh bangsa Mesir kuno. Nah, setelah itu, 1 Januari ditetapkan sebagai hari pertama tahun. Setiap tahunnya terdiri atas 365 seperempat hari.

Nama Januari itu diambil dari nama dewa mitologi kuno Romawi, yaitu Dewa Janus yang punya dua wajah menghadap depan dan belakang. Menurut mitologi Romawi, Dewa Janus diyakini sebagai dewa permulaan dan penjaga pintu masuk. Untuk menghormati Dewa Janus, pada setiap tanggal 31 Desember tengah malam, bangsa Romawi mengadakan perayaan untuk menyambut 1 Januari. Bangsa Romawi kuno merayakan tahun baru dengan mempersembahkan korban kepada Dewa Janus dan mengadakan pesta.

Jadi, sebenarnya 1 Januari itu belum masuk tahun masehi yah. Julius Caesar waktu itu setuju untuk menambahkan 67 hari di tahun 45 SM. Selanjutnya, 46 SM dimulai pada 1 Januari deh. Julius Caesar juga memerintahkan untuk menambah satu hari setiap empat tahun sekali, tepatnya pada bulan Februari. Penanggalan ini dikenal dengan Kalender Julian yang diambil dari nama Julius Caesar.

Perayaan Tahun Baru Masehi

Jika 1 Januari belum menandakan dimulainya tahun Masehi, lalu kapan tahun Masehi mulai diterapkan? Kalender Masehi itu dihitung sejak kelahiran Isa Al-Masih dari Nazaret. Penanggalan ini awal mulanya diadopsi di Eropa Barat pada sekitar abad ke-8.

Baca juga: 4 Ribu Mahasiswa IPB Ikuti Program Peningkatan Softskill dan Pembinaan Karakter

Seiring berjalannya waktu, Kalender Julian dikembangkan dan dimodifikasi menjadi Kalender Gregorian. Penanggalan menggunakan Kalender Gregorian ini dicetuskan oleh Dr. Aloysius Lilius dengan persetujuan pemimpin tertinggi umat Katolik di Vatikan, Paus Gregory XIII pada tahun 1528.

Sistem inilah yang kemudian digunakan di negara-negara seluruh dunia. Sejak saat itu, setiap tanggal 31 Desember dilakukan perayaan malam pergantian tahun atau malam tahun baru. Perlu diingat yah, jadi tahun Masehi itu dihitung sejak kelahiran Isa Al-Masih. Tapi penanggalan kalendernya tetap menggunakan Kalender Julian yang dimodifikasi menjadi Kalender Gregorian seperti yang kita kenal sekarang ini.

Karena dirayakan oleh seluruh dunia, jadinya semakin meriah deh. Beragam tradisi dan pemujaan dalam perayaan tahun baru terus mengalami pergeseran makna. Banyak orang mulai membuat resolusi untuk mengubah kebiasaan buruk dan memulai kebiasaan baik.

Demikian informasi mengenai sejarah perayaan malam tahun baru masehi. Semoga informasi ini bermanfaat bagi pembaca setia SINDOnews.
(nnz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1459 seconds (0.1#10.140)