Minat Pelajar Indonesia Kuliah ke Inggris Kian Meningkat
A
A
A
JAKARTA - Antusiasme pelajar untuk mencari universitas-universitas di Inggris meningkat pesat. Terbukti, selama dua hari Pameran Pendidikan Inggris 2016, lebih dari 3.500 pengunjung hadir.
Mereka terdiri atas para siswa SMA, mahasiswa, lulusan sarjana, hingga orangtua yang turut serta mengantar anak-anak mereka mencari sekolah impian.
Senior Program Manager British Council Meinanda Chudahman menjelaskan, beberapa tahun terakhir animo publik untuk mencari jenjang pendidikan S2 terus meningkat. Meski demikian, publik yang mencari informasi pendidikan setara S1 di Inggris juga hampir menyaingi peminat untuk S2.
"Mungkin semakin banyak sekolah internasional menyebabkan banyak anak-anak menginginkan kuliah di luar negeri dan mereka memilih Inggris," ucap wanita yang akrab disapa Nanda tersebut, Minggu (13/3/2016).
Faktor lain juga memengaruhi minat publik, seperti sudah banyaknya pelajar Indonesia yang mengikuti Foundation Programme atau sekolah persiapan selama setahun untuk dapat kuliah di Inggris.
British Council selaku penyelenggara juga rutin mengadakan pameran pendidikan di Jakarta. Setelah acara ini, British Council akan menggelar event berikutnya yang akan lebih spesifik untuk bidang tertentu.
"Biasanya digelar November khusus subjek spesifik. Tahun lalu business banking, kemungkinan tahun ini engineering atau creative art. Kita melihat dari kecenderungan minat pelajar itu sendiri, lagi trennya seperti apa," tutur Nanda.
British Council pun mengenalkan kehadiran mereka sebagai mitra yang mengumpulkan para mahasiswa Indonesia yang akan berangkat ke Inggris.
"Kami juga beri penjelasan kepada pengunjung bila mereka kuliah di Inggris. Kami dari British Council akan menemani sebelum keberangkatan hingga mereka pulang nanti."
Dengan berbagai event yang digelar British Council, para mahasiswa asal Indonesia di Inggris dapat saling mengenal walau berasal dari kota dan universitas berbeda.
Pada hari kedua pameran, pengunjung dibuat terkesan dengan seminar yang diisi alumni perguruan tinggi Inggris. Terzi, alumni S1 dan S2 di Inggris, berkesempatan bercerita banyak tentang pengalamannya selama kuliah di Inggris dengan biaya sendiri.
Terzi bercerita bagaimana dia dapat lebih singkat berkuliah. "Biasanya orang menempuh S1 selama empat tahun, saya cuma tiga tahun, lalu lanjut S2 setahun jadi empat tahun saya sudah S2," ujar Terzi yang mengambil jurusan ekonomi ini.
Dia juga mengungkapkan menjadi mahasiswa di sana mendapat banyak bonus sehingga memudahkannya beraktivitas dan berhemat.
Beberapa kemudahan yang dia rasakan ialah adanya diskon untuk naik angkutan umum antar kota hingga 33 persen. Berbagai restoran juga menyediakan diskon untuk pelajar dan mahasiswa. "Uang bisa ditabung untuk nonton bola dan jalan-jalan," cerita Terzi.
Keuntungan sekolah di Inggris ialah negara itu menjadi surga para pencinta sepak bola karena klub-klub besar dunia berasal dari sana.
Pameran Pendidikan Inggris juga membuka kesempatan bagi para pemburu beasiswa S2, seperti mahasiswi universitas swasta di Jakarta, Anindya, yang tertarik pada beasiswa Chevening.
"Saya baru tahu syarat beasiswa itu kita harus bekerja dulu lalu kita kuliah lagi juga untuk melanjutkan pekerjaan kita. Jadi ya kerja dulu baru apply nanti untuk Chevening," ungkap Anindya.
Mereka terdiri atas para siswa SMA, mahasiswa, lulusan sarjana, hingga orangtua yang turut serta mengantar anak-anak mereka mencari sekolah impian.
Senior Program Manager British Council Meinanda Chudahman menjelaskan, beberapa tahun terakhir animo publik untuk mencari jenjang pendidikan S2 terus meningkat. Meski demikian, publik yang mencari informasi pendidikan setara S1 di Inggris juga hampir menyaingi peminat untuk S2.
"Mungkin semakin banyak sekolah internasional menyebabkan banyak anak-anak menginginkan kuliah di luar negeri dan mereka memilih Inggris," ucap wanita yang akrab disapa Nanda tersebut, Minggu (13/3/2016).
Faktor lain juga memengaruhi minat publik, seperti sudah banyaknya pelajar Indonesia yang mengikuti Foundation Programme atau sekolah persiapan selama setahun untuk dapat kuliah di Inggris.
British Council selaku penyelenggara juga rutin mengadakan pameran pendidikan di Jakarta. Setelah acara ini, British Council akan menggelar event berikutnya yang akan lebih spesifik untuk bidang tertentu.
"Biasanya digelar November khusus subjek spesifik. Tahun lalu business banking, kemungkinan tahun ini engineering atau creative art. Kita melihat dari kecenderungan minat pelajar itu sendiri, lagi trennya seperti apa," tutur Nanda.
British Council pun mengenalkan kehadiran mereka sebagai mitra yang mengumpulkan para mahasiswa Indonesia yang akan berangkat ke Inggris.
"Kami juga beri penjelasan kepada pengunjung bila mereka kuliah di Inggris. Kami dari British Council akan menemani sebelum keberangkatan hingga mereka pulang nanti."
Dengan berbagai event yang digelar British Council, para mahasiswa asal Indonesia di Inggris dapat saling mengenal walau berasal dari kota dan universitas berbeda.
Pada hari kedua pameran, pengunjung dibuat terkesan dengan seminar yang diisi alumni perguruan tinggi Inggris. Terzi, alumni S1 dan S2 di Inggris, berkesempatan bercerita banyak tentang pengalamannya selama kuliah di Inggris dengan biaya sendiri.
Terzi bercerita bagaimana dia dapat lebih singkat berkuliah. "Biasanya orang menempuh S1 selama empat tahun, saya cuma tiga tahun, lalu lanjut S2 setahun jadi empat tahun saya sudah S2," ujar Terzi yang mengambil jurusan ekonomi ini.
Dia juga mengungkapkan menjadi mahasiswa di sana mendapat banyak bonus sehingga memudahkannya beraktivitas dan berhemat.
Beberapa kemudahan yang dia rasakan ialah adanya diskon untuk naik angkutan umum antar kota hingga 33 persen. Berbagai restoran juga menyediakan diskon untuk pelajar dan mahasiswa. "Uang bisa ditabung untuk nonton bola dan jalan-jalan," cerita Terzi.
Keuntungan sekolah di Inggris ialah negara itu menjadi surga para pencinta sepak bola karena klub-klub besar dunia berasal dari sana.
Pameran Pendidikan Inggris juga membuka kesempatan bagi para pemburu beasiswa S2, seperti mahasiswi universitas swasta di Jakarta, Anindya, yang tertarik pada beasiswa Chevening.
"Saya baru tahu syarat beasiswa itu kita harus bekerja dulu lalu kita kuliah lagi juga untuk melanjutkan pekerjaan kita. Jadi ya kerja dulu baru apply nanti untuk Chevening," ungkap Anindya.
(zik)