Dosen UGM Olah Kelapa Jadi VCO yang Baik Bagi Kesehatan
Jum'at, 27 April 2018 - 15:34 WIB

Dosen UGM Olah Kelapa Jadi VCO yang Baik Bagi Kesehatan
A
A
A
YOGYAKARTA - Kehidupan Dra Ani Setyopratiwi MSi, Dosen FMIPA UGM ini tak lepas dari kelapa. Sejak kecil sebelum berangkat sekolah setiap hari Ani membantu orangtuanya memarut delapan butir kepala untuk bahan membuat peyek.
Kebiasaan bergelut dengan kelapa ini ternyata terbawa hingga dia menjadi dosen. Dari penelitian yang panjang, Ani berhasil menemukan cara pembuatan extra virgin coconut oil (VCO) tanpa bau dan banyak manfaatnya bagi kesehatan.
Ekstra VCO atau minyak kelapa murni hasil penelitian Ani ini, kaya protein, tanpa kandungan asam lemak bebas (free faty acid) dan tidak mengeluarkan bau tengik. Daya tahan minyak kelapa murni ini hingga tiga tahun.
Jika dikonsumsi rutin dua sendok sehari ekstra VCO ini diklaim mampu meningkatkan daya tahan tubuh, memperlancar peradaran darah hingga mampu menjadi antibakteri dan diyakini bisa membunuh virus yang berlemak seperti virus influenza, hepatitis cacar air, herpes bahkan hingga HIV.
“Sejak kecil saya sudah bergelut dengan kelapa, sekarang saya juga mengabdikan diri untuk penelitian yang terkait dengan kelapa,” ujarnya Ani kepada wartawan di ruang Fortakgama UGM, Yogyakarta, Jumat (27/4/2018).
Ekstra VCO ini didapat dengan menggunakan metode spontan tanpa melalui pemanasan maupun penambahan bahan tambahan. Metode spontan ini mampu menghasilkan ekstra VCO yang kaya protein, encer, jernih, dan baunya harum atau tidak tengik.
Metode temuan Dosen MIPA UGM ini juga mampu menjaga vitamin E dalam kelapa tetap utuh saat diproses menjadi ekstra VCO. Selain itu dengan kadar asam lemak bebas nol dalam VCO dapat mencuci pembuluh darah yang terkena lemak.
“Ekstra VCO akan mencuci lemak yang menempel di pembuluh darah dan mengeluarkannya lewat sistem sekresi. Dan ini aman dikonsumsi setiap hari,” terangnya.
Ani menceritakan melakukan penelitian terkait minyak kelapa ini sudah sejak 28 tahun silam. Saat itu sekitar tahun 1989 awal dirinya masuk menjadi di FMIPA UGM tengah marak berbagai penelitian terkait pembuatan minyak kelapa tanpa pemanasan.
Sebagai dosen muda dirinya tertarik ikut bergabung dalam penelitian itu. Dalam perjalanan waktu, banyak teman-temannya yang tidak “meneruskan” penelitian itu. Tinggal Ani lah yang masih konsen dalam penelitian itu.
“Tahu-tahu saya sudah setengah jalan. Akhirnya terus saya tekuni dan berhasil menemukan ekstra VCO ini,” terangnya.
Kunci keberhasilan pembuatan ekstra VCO ini adalah bahan baku kelapa yang tua dan kering di pohon serta metode pemisahan santan dan minyak. Banyak metode yang sebelumnya digunakan seperti pemancingan, pemanasan, pengasaman dan lainnya belum bisa menghasilka VCO yang berkualitas bagus. ”Berbagai metode ini menghasilkan VCO yang berbeda pula kualitasnya,” ucapnya.
Dari proses penelitian yang panjang itulah pada 2004 silam Ani menemukan metode pembuatan ekstra VCO secara spontan di tahun 2004. Metode spontan ini cukup sederhana dan mudah dipelajari.
Santan kelapa dibiarkan secara alami hingga menghasilkan minyak. Sepuluh butir kelapa di Jawa bisa menghasilkan satu liter ekstra VCO sementara jika bahan baku berasal dari kelapa dari Sulawesi maka lima butir kelapa bisa menghasilkan satu liter ekstra VCO.
“Saya juga memberi pelatihan di Buol Sulawesi. Di sana penghasil kelapa kualitasnya bagus,” jelasnya.
Dari ekstra VCO ini, Ani sekarang mampu membuat berbagai produk yang berkualitas. Ada sekitar 25 jenis produk kosemetik yang dihasilkan dari VCO ini seperti minyak telon, penyubur rambut, baby lotion, vitamin bibir dan lain sebagainya dengan brand Heltico. Produk Exetra Virgin Coconut Oil ini juga bisa ditemukan di sejumlah Apotik.
Kasubag Protokol UGM, Haryanto adalah salah satu konsumen minyak kelapa murni ini. Mas Jack, sapaan akrabnya mengaku sudah 1,5 tahun ini mengkonsumsi minyak ekstra VCO. Setiap hari sebelum beraktivitas dan malam hari sesudah beraktivitas dirinya mengkonsumsi extra VCO ini satu sendok makan.
“Aktivitas saya sangat full seminggu tanpa istirahat. Senin sampai Jumat urusan kantor, Sabtu dan Minggu saya sibuk jadi MC. Alhamdulillah saya selalu fit, tiap hari selalu konsumsi extra VCO hasil penemuan Ibu Ani dosen FMIPA UGM,” tegasnya.
Kebiasaan bergelut dengan kelapa ini ternyata terbawa hingga dia menjadi dosen. Dari penelitian yang panjang, Ani berhasil menemukan cara pembuatan extra virgin coconut oil (VCO) tanpa bau dan banyak manfaatnya bagi kesehatan.
Ekstra VCO atau minyak kelapa murni hasil penelitian Ani ini, kaya protein, tanpa kandungan asam lemak bebas (free faty acid) dan tidak mengeluarkan bau tengik. Daya tahan minyak kelapa murni ini hingga tiga tahun.
Jika dikonsumsi rutin dua sendok sehari ekstra VCO ini diklaim mampu meningkatkan daya tahan tubuh, memperlancar peradaran darah hingga mampu menjadi antibakteri dan diyakini bisa membunuh virus yang berlemak seperti virus influenza, hepatitis cacar air, herpes bahkan hingga HIV.
“Sejak kecil saya sudah bergelut dengan kelapa, sekarang saya juga mengabdikan diri untuk penelitian yang terkait dengan kelapa,” ujarnya Ani kepada wartawan di ruang Fortakgama UGM, Yogyakarta, Jumat (27/4/2018).
Ekstra VCO ini didapat dengan menggunakan metode spontan tanpa melalui pemanasan maupun penambahan bahan tambahan. Metode spontan ini mampu menghasilkan ekstra VCO yang kaya protein, encer, jernih, dan baunya harum atau tidak tengik.
Metode temuan Dosen MIPA UGM ini juga mampu menjaga vitamin E dalam kelapa tetap utuh saat diproses menjadi ekstra VCO. Selain itu dengan kadar asam lemak bebas nol dalam VCO dapat mencuci pembuluh darah yang terkena lemak.
“Ekstra VCO akan mencuci lemak yang menempel di pembuluh darah dan mengeluarkannya lewat sistem sekresi. Dan ini aman dikonsumsi setiap hari,” terangnya.
Ani menceritakan melakukan penelitian terkait minyak kelapa ini sudah sejak 28 tahun silam. Saat itu sekitar tahun 1989 awal dirinya masuk menjadi di FMIPA UGM tengah marak berbagai penelitian terkait pembuatan minyak kelapa tanpa pemanasan.
Sebagai dosen muda dirinya tertarik ikut bergabung dalam penelitian itu. Dalam perjalanan waktu, banyak teman-temannya yang tidak “meneruskan” penelitian itu. Tinggal Ani lah yang masih konsen dalam penelitian itu.
“Tahu-tahu saya sudah setengah jalan. Akhirnya terus saya tekuni dan berhasil menemukan ekstra VCO ini,” terangnya.
Kunci keberhasilan pembuatan ekstra VCO ini adalah bahan baku kelapa yang tua dan kering di pohon serta metode pemisahan santan dan minyak. Banyak metode yang sebelumnya digunakan seperti pemancingan, pemanasan, pengasaman dan lainnya belum bisa menghasilka VCO yang berkualitas bagus. ”Berbagai metode ini menghasilkan VCO yang berbeda pula kualitasnya,” ucapnya.
Dari proses penelitian yang panjang itulah pada 2004 silam Ani menemukan metode pembuatan ekstra VCO secara spontan di tahun 2004. Metode spontan ini cukup sederhana dan mudah dipelajari.
Santan kelapa dibiarkan secara alami hingga menghasilkan minyak. Sepuluh butir kelapa di Jawa bisa menghasilkan satu liter ekstra VCO sementara jika bahan baku berasal dari kelapa dari Sulawesi maka lima butir kelapa bisa menghasilkan satu liter ekstra VCO.
“Saya juga memberi pelatihan di Buol Sulawesi. Di sana penghasil kelapa kualitasnya bagus,” jelasnya.
Dari ekstra VCO ini, Ani sekarang mampu membuat berbagai produk yang berkualitas. Ada sekitar 25 jenis produk kosemetik yang dihasilkan dari VCO ini seperti minyak telon, penyubur rambut, baby lotion, vitamin bibir dan lain sebagainya dengan brand Heltico. Produk Exetra Virgin Coconut Oil ini juga bisa ditemukan di sejumlah Apotik.
Kasubag Protokol UGM, Haryanto adalah salah satu konsumen minyak kelapa murni ini. Mas Jack, sapaan akrabnya mengaku sudah 1,5 tahun ini mengkonsumsi minyak ekstra VCO. Setiap hari sebelum beraktivitas dan malam hari sesudah beraktivitas dirinya mengkonsumsi extra VCO ini satu sendok makan.
“Aktivitas saya sangat full seminggu tanpa istirahat. Senin sampai Jumat urusan kantor, Sabtu dan Minggu saya sibuk jadi MC. Alhamdulillah saya selalu fit, tiap hari selalu konsumsi extra VCO hasil penemuan Ibu Ani dosen FMIPA UGM,” tegasnya.
(kri)