Prestasi Anak Bangsa yang Jadi Juara Champion World Scholars Cup 2019 di AS

Kamis, 12 Desember 2019 - 15:17 WIB
Prestasi Anak Bangsa yang Jadi Juara Champion World Scholars Cup 2019 di AS
Prestasi Anak Bangsa yang Jadi Juara Champion World Scholars Cup 2019 di AS
A A A
JAKARTA - Rasa senang, bangga dan syukur dirasakan Muhammad Rafi Permadi, Taj Attariq Topobroto dan Fayara Aretha Kunaefi murid kelas IX Binus Simprug dan Sekolah Global Jaya. Karena ketiganya yang tergabung dalam tim 307 Junior berhasil meraih predikat kedua di Ajang Tournament of Champion World Scholars Cup (WSC) 2019 yang digelar di Yale University, New Haven, Amerika Serikat, pada 8-13 November 2019. Turnamen WSC ini diikuti oleh ribuan pelajar champion dari 85 negara. (Baca: Kontingen Jatim Juara Umum Kompetisi Sains Madrasah 2019)

Turnamen WSC ini sendiri adalah kompetisi akademik berskala internasional yang meliputi empat kategori besar perlombaan, yaitu Debate (debat), Writing (menulis), Scholars’ Challenge (pengetahuan umum) dan Scholars Bowl (sejenis cerdas cermat).
Keempat kategori di atas mencakup enam subjek pembahasan, yaitu Special Area (Area Khusus), Science (Ilmu Pengetahuan), Literature (Literatur), History (Sejarah), Social Studies (Ilmu Sosial) dan Art and Music (Seni dan Musik) dengan tiga kategori penilaian berdasarkan umur yaitu skittles, junior dan senior yang dilakukan secara tim.

Menjadi tim pemenang dalam kejuaraan ini berarti peserta memiliki kombinasi kompetensi yang menyeluruh dan menjadi pemenang dalam berbagai jenis kategori yang dilombakan.

Hal ini dibuktikan dengan banyaknya raihan piala dan medali yang diraih tim juga secara individu. Sedangkan penilaian secara tim, mereka berhasil menjadi juara umum kedua sedunia (Overall Champion) dan juara pertama writing sedunia, serta menyabet beberapa piala untuk kemenangannya di Scholars Bowl dan Challenges, ditambah medali emas untuk Team Debate.

Untuk dapat mengikuti Tournament of Champion World Scholars Cup 2019, tim 307 tidaklah mudah seperti membalikkan telapaktangan karena tim ini harus mengikuti pertandingan, baik Regional di Jakarta kemudian di Global Round di Sidney dan Muhammad Rafi Permadi dan Taj Attariq Topobroto secara individu berhasil memperoleh predikat sebagai peserta terbaik no7 dan Fayara Aretha Kunaefi sebagai peserta terbaik no13.

Bahkan tahun lalu, putra pertama dari pasangan Sandy Permadi dan Rerri Heryandini berhasil menjadi juara umum dan peserta terbaik skittles di Global Round, Melbourne sehingga namanya tercatat di daftar pemenang WSC di website Wikipedia mewakili seluruh kontingen Indonesia untuk mengibarkan Bendera Merah Putih di acara Pembukaan Tournament of Champion di Yale University.

“Kejuaraan di Yale University 2019 ini adalah tahun kedua keikutsertaan kami di ajang ini dan Alhamdulillah kami berhasil meraih prestasi terbaik. Prestasi bukan hanya menjadi kebanggaan tim dan sekolah kami, tapi kebanggaan Bangsa Indonesia. Semua ini tak lepas dari dukungan guru dan sekolah yang membekali kami dengan pelatihan rutin mingguan dan pemantapan menjelang perlombaan. Selain itu, kami juga berusaha mengasah kemampuan dengan mengadakan beberapa kali uji tanding debat dengan beberapa tim dari sekolah-sekolah lain secara informal,” papar Muhammad Rafi Permadi, dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Kamis (12/12/2019).

Selain trophy dan medali yang diraihnya Muhammad Rafi Permadi dan timnya merasa beruntung bisa mengikuti kejuaraan internasional ini karena memberikan dampak positif terbukanya wawasan, pemahaman berbagai isu global di dunia, seni berargumentasi dan mempertahankan pendapat serta menjalin networking dengan pelajar dari berbagai bangsa di dunia.

Selain mendapat medali dan piala, tim dari Indonesia berhasil menorehkan sejarah mendapat kehormatan diwawancarai panitia WSC di Yale University Amerika Serikat dan dijadikan media promosi penyelenggaraan WSC setiap tahunnya. Prestasi anak bangsa ini menunjukkan bahwa pelajar Indonesia tidak kalah dari pelajar dunia lainnya dalam hal berdebat, menulis dan pengetahuan umum dan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di kejuaraan ini tidak lagi menjadi kendala bagi pelajar Indonesia.

“Semoga kemenangan ini dapat menginspirasi pelajar-pelajar Indonesia lainnya untuk berprestasi di kancah internasional dalam berbagai bidang dan mengharumkan nama Indonesia,” tandas Rafi.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7998 seconds (0.1#10.140)