Pakar Budaya UI: Akulturasi Kebudayaan China Sumbang Keragaman Indonesia
Rabu, 01 Februari 2023 - 15:38 WIB
Sementara itu, di pesisir Jawa, muncul ragam motif baru pada batik Indonesia berupa gambar burung phoenix, naga, serta tumbuhan dan satwa yang disusun seperti dalam seni lukis China.
Dr. Rahadjeng menyebutkan, pada mulanya, motif berciri khas China diperkenalkan melalui keramik, guci, atau benda lain yang dibawa untuk diperdagangkan oleh saudagar China yang datang dengan kapal besar. Karena perjalanan dari China ke Nusantara memerlukan waktu yang lama, mereka membawa makanan, herbal, dan obat-obatan untuk memenuhi kebutuhan selama dalam perjalanan. Ketika mereka berlabuh dan menetap di sebuah wilayah, terjadi akulturasi pada aspek sandang, pangan, dan bidang lainnya.
“Kebudayaan China yang masuk ke Nusantara menambah khazanah budaya Indonesia. Kita tidak perlu khawatir dengan budaya lain yang masuk karena keragaman budaya Indonesia adalah kekayaan dan kekuatan kita. Percampuran budaya, selama masih disebut ‘akulturasi’, tidak memberi dampak negatif," ujarnya.
Hal yang perlu dikhawatirkan adalah ketika budaya luar mendominasi dan lebih dielu-elukan daripada budaya sendiri. Saya rasa mengalirnya arus budaya luar di era globalisasi harus disikapi dengan bijak, dan kita menjaga budaya negeri sendiri agar terus berdiri dengan kokoh,” pungkasnya.
Dr. Rahadjeng menyebutkan, pada mulanya, motif berciri khas China diperkenalkan melalui keramik, guci, atau benda lain yang dibawa untuk diperdagangkan oleh saudagar China yang datang dengan kapal besar. Karena perjalanan dari China ke Nusantara memerlukan waktu yang lama, mereka membawa makanan, herbal, dan obat-obatan untuk memenuhi kebutuhan selama dalam perjalanan. Ketika mereka berlabuh dan menetap di sebuah wilayah, terjadi akulturasi pada aspek sandang, pangan, dan bidang lainnya.
“Kebudayaan China yang masuk ke Nusantara menambah khazanah budaya Indonesia. Kita tidak perlu khawatir dengan budaya lain yang masuk karena keragaman budaya Indonesia adalah kekayaan dan kekuatan kita. Percampuran budaya, selama masih disebut ‘akulturasi’, tidak memberi dampak negatif," ujarnya.
Hal yang perlu dikhawatirkan adalah ketika budaya luar mendominasi dan lebih dielu-elukan daripada budaya sendiri. Saya rasa mengalirnya arus budaya luar di era globalisasi harus disikapi dengan bijak, dan kita menjaga budaya negeri sendiri agar terus berdiri dengan kokoh,” pungkasnya.
(mpw)
tulis komentar anda