Guru Besar IPB Ungkap Teknologi GPS dan Pengenalan Wajah Atasi Pencurian Ternak
Selasa, 18 April 2023 - 22:04 WIB
Sebagai contoh, pada salah satu kejadian, para pencuri berhasil menggondol 700 ekor domba senilai AUD $140.000 atau senilai Rp1.396.063.900. Menurutnya, dengan skala pencurian sebesar ini, dapat dipastikan para pencuri memiliki perencanaan yang matang dan menggunakan truk pengangkut ternak.
“Kemungkinan mereka juga memiliki informasi yang cukup canggih untuk menentukan waktu pencurian yang tepat sehingga tidak diketahui oleh pemiliknya.”
Di samping itu, lanjutnya, agar tidak menimbulkan kegaduhan dan suara dari ternak yang dicurinya, sudah dipastikan para pencurinya memahami betul cara menangani domba agar ketika dipindahkan ke truk ternak yang dicuri tidak rebut.
Prof Roni menyebut, pihak kepolisian yang menangani pencurian ternak di Australia ini memang mengalami kesulitan karena peternak tidak mengetahui secara pasti kapan ternaknya dicuri. Selain itu, tidak setiap hari ternak mereka dikumpulkan, melainkan hanya pada waktu tertentu saja dalam kurun waktu setahun.
“Guna mengatasi semakin meluasnya pencurian ini di Australia, kini dikembangkan nomor telinga ternak yang terhubung dengan Global Positioning System (GPS). Nomor telinga canggih ini dapat melacak pergerakan ternak yang dicuri sekaligus menginformasikan lokasinya dengan menggunakan satelit,” tutur Prof Ronny.
Dengan menggunakan nomor telinga canggih ini peternak dapat memonitor pergerakan ternaknya. Jika terjadi pergerakan ternak yang cepat maka para peternak dapat langsung melaporkannya pada polisi karena kemungkinan terjadi pencurian ternak di peternakannya. Selanjutnya polisi dapat menggunakan data GPS tersebut untuk melacak ternak yang dicuri.
“Teknologi lain yang digunakan oleh Australia untuk mengatasi pencurian ternak ini adalah teknologi pengenalan wajah yang khusus dikembangkan untuk ternak yang berbasis teknologi kecerdasan buatan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi ternak secara individu,” ujar Prof. Ronny.
Menurut Prof Ronny teknologi teknologi pengenalan wajah untuk ternak ini memfokuskan variasi bentuk moncongnya. Hidung sapi memiliki bentuk yang berbeda-beda satu sama lain, sehingga dapat digunakan sebagai pembeda sebagaimana halnya dengan sidik jari pada manusia.
“Penggunaan teknologi canggih seperti teknologi pengenalan wajah pada ternak memang masih dalam pengembangan. Namun tampaknya ke depan teknologi ini sangat diperlukan karena paling tidak akan mengurangi tingkat pencurian ternak sapi dan domba di Australia yang jumlahnya pada taraf yang sangat mengkhawatirkan,” pungkasnya.
“Kemungkinan mereka juga memiliki informasi yang cukup canggih untuk menentukan waktu pencurian yang tepat sehingga tidak diketahui oleh pemiliknya.”
Di samping itu, lanjutnya, agar tidak menimbulkan kegaduhan dan suara dari ternak yang dicurinya, sudah dipastikan para pencurinya memahami betul cara menangani domba agar ketika dipindahkan ke truk ternak yang dicuri tidak rebut.
Prof Roni menyebut, pihak kepolisian yang menangani pencurian ternak di Australia ini memang mengalami kesulitan karena peternak tidak mengetahui secara pasti kapan ternaknya dicuri. Selain itu, tidak setiap hari ternak mereka dikumpulkan, melainkan hanya pada waktu tertentu saja dalam kurun waktu setahun.
“Guna mengatasi semakin meluasnya pencurian ini di Australia, kini dikembangkan nomor telinga ternak yang terhubung dengan Global Positioning System (GPS). Nomor telinga canggih ini dapat melacak pergerakan ternak yang dicuri sekaligus menginformasikan lokasinya dengan menggunakan satelit,” tutur Prof Ronny.
Dengan menggunakan nomor telinga canggih ini peternak dapat memonitor pergerakan ternaknya. Jika terjadi pergerakan ternak yang cepat maka para peternak dapat langsung melaporkannya pada polisi karena kemungkinan terjadi pencurian ternak di peternakannya. Selanjutnya polisi dapat menggunakan data GPS tersebut untuk melacak ternak yang dicuri.
“Teknologi lain yang digunakan oleh Australia untuk mengatasi pencurian ternak ini adalah teknologi pengenalan wajah yang khusus dikembangkan untuk ternak yang berbasis teknologi kecerdasan buatan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi ternak secara individu,” ujar Prof. Ronny.
Menurut Prof Ronny teknologi teknologi pengenalan wajah untuk ternak ini memfokuskan variasi bentuk moncongnya. Hidung sapi memiliki bentuk yang berbeda-beda satu sama lain, sehingga dapat digunakan sebagai pembeda sebagaimana halnya dengan sidik jari pada manusia.
“Penggunaan teknologi canggih seperti teknologi pengenalan wajah pada ternak memang masih dalam pengembangan. Namun tampaknya ke depan teknologi ini sangat diperlukan karena paling tidak akan mengurangi tingkat pencurian ternak sapi dan domba di Australia yang jumlahnya pada taraf yang sangat mengkhawatirkan,” pungkasnya.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda