Mahasiswa ITS Kembangkan Alat Daur Ulang Limbah Plastik Jadi Bahan Bakar
Rabu, 03 Mei 2023 - 13:39 WIB
Sedangkan dari segi teknis, lanjutnya, cara kerja dari Smart Reducer Gas Pyrolysis ini dimulai dengan memilah dan memisahkan sampah plastik yang akan dicacah sampai diperoleh ukuran terkecil.
Baca juga: Calon Guru Merapat, Jalur PGSD Unggulan Unnes 2023 Dibuka
Dilanjutkan dengan proses pirolisis dengan memasukkan 5-10 kilogram plastik ke dalam reaktor, dan dipanaskan menggunakan Liquefied Petroleum Gas (LPG). “Maka, plastik akan meleleh dan mengalami proses perengkahan menjadi hidrokarbon rantai yang lebih pendek,” terangnya.
Dengan panas yang ditambahkan terus-menerus dalam reaktor tersebut membuat lelehan plastik menguap. Uap hasil pemanasan akan dialirkan menuju kondensor untuk didinginkan, sehingga diperoleh cairan berupa minyak hasil. “Minyak pirolisis ini yang dimanfaatkan untuk bahan bakar mesin diesel untuk menghidupkan alat-alat pertanian,” ungkap Nuel.
Guna mengurangi emisi karbon, Nuel dan tim juga menambahkan zat aditif berupa minyak kayu putih ke dalam minyak pirolisis dengan target hasil minyak yang lebih jernih. Lebih lagi, pada knalpot mesin diesel dengan penggunaan minyak pirolisis juga akan ditambahkan karbon aktif. “Dengan demikian, di saat penggunaannya diesel tidak akan menimbulkan bau menyengat,” ujarnya.
Berkat gagasan teknologi tepat guna dari Smart Reducer Gas Pyrolysis ini, rancangan Nuel dan tim berhasil diaplikasikan secara langsung pada acara pengabdian masyarakat di Serang, Banten dengan tajuk Technology for Indonesia (TFI).
Dari proses ini, para peserta diharapkan dapat berinovasi dalam berbagai aspek industri pertanian di Indonesia, seperti energi, pra panen, dan pascapanen pertanian untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di sekitar masyarakat.
Baca juga: Calon Guru Merapat, Jalur PGSD Unggulan Unnes 2023 Dibuka
Dilanjutkan dengan proses pirolisis dengan memasukkan 5-10 kilogram plastik ke dalam reaktor, dan dipanaskan menggunakan Liquefied Petroleum Gas (LPG). “Maka, plastik akan meleleh dan mengalami proses perengkahan menjadi hidrokarbon rantai yang lebih pendek,” terangnya.
Dengan panas yang ditambahkan terus-menerus dalam reaktor tersebut membuat lelehan plastik menguap. Uap hasil pemanasan akan dialirkan menuju kondensor untuk didinginkan, sehingga diperoleh cairan berupa minyak hasil. “Minyak pirolisis ini yang dimanfaatkan untuk bahan bakar mesin diesel untuk menghidupkan alat-alat pertanian,” ungkap Nuel.
Guna mengurangi emisi karbon, Nuel dan tim juga menambahkan zat aditif berupa minyak kayu putih ke dalam minyak pirolisis dengan target hasil minyak yang lebih jernih. Lebih lagi, pada knalpot mesin diesel dengan penggunaan minyak pirolisis juga akan ditambahkan karbon aktif. “Dengan demikian, di saat penggunaannya diesel tidak akan menimbulkan bau menyengat,” ujarnya.
Berkat gagasan teknologi tepat guna dari Smart Reducer Gas Pyrolysis ini, rancangan Nuel dan tim berhasil diaplikasikan secara langsung pada acara pengabdian masyarakat di Serang, Banten dengan tajuk Technology for Indonesia (TFI).
Dari proses ini, para peserta diharapkan dapat berinovasi dalam berbagai aspek industri pertanian di Indonesia, seperti energi, pra panen, dan pascapanen pertanian untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di sekitar masyarakat.
(nnz)
Lihat Juga :
tulis komentar anda