Rindu Tatap Muka, Puluhan Siswa SD di Ciamis Belajar di Masjid
Rabu, 22 Juli 2020 - 22:27 WIB
CIAMIS - Rindu sekolah di tengah masa pendemi COVID-19 , sejumlah siswa dan siswi Sekolah Dasar di Ciamis Jawa Barat, melakukan kegiatan proses belajar mengajar di teras masjid.
Hal ini dilakukan atas inisiatif para orang tua dan guru agar bisa bersekolah sambil bertatap muka meski dibagi ke dalam 3 kelompok kecil dalam satu kelas, dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.
Di masa Pandemi COVID-19 saat ini, para siswa Sekolah Dasar di Ciamis, Jawa Barat, belum dibolehkan belajar di Sekolah. Namun, atas musyawarah para orang tua murid, kegiatan proses belajar mengajar tetap dilakukan dengan bertatap muka dengan guru keliling yang mendatangi di sejumlah tempat yang telah disepakati. (Baca juga: 6 Bulan Tak Digaji, 595 Guru Madrasah di Labuhanbatu Menjerit )
Seperti yang dilakukan 8 orang siswa SDN 4 Kertasari, Ciamis, ini, Mereka belajar di teras depan Masjid Al Ikhlas di Kelurahan Kertasari, Jawa Barat. Para siswa-siswi belajar bersama guru sekolah, mengenakan seragam merah putih sekolah dan menggunakan meja belajar lipat ukuran kecil sebagai sandaran buku.
Para siswa Sekolah Dasar ini mengaku sudah jenuh belajar di rumah. Meski telah dilakukan dengan cara tatap muka di teras mesjid, tetap merasa tidak nyaman belajar. "Kita berharap segara bisa belajar di ruang kelas sekolah agar lebih mudah mengerti pembelajaran dan merasa senang karena banyak teman," jelas Askana Sakhi Syakira, siswi kelas 4 SD, Rabu (22/7/2020).
Sementara itu, Guru yang juga Wali Kelas 4A SDN 4 Kertasari, Ciamis, Yuyu Yuliana, menerangkan, tahun ajaran baru ini masih belum ada ketentuan bisa tatap muka. Untuk memberikan pelajaran kepada siswa, ada beberapa sistem yang diterapkan, mulai Daring, Luring dan Guru Keliling, atau Guling. (Baca juga: Demi Sekolah, Siswa SD di KBB Harus Jalan 5 KM dan Lewati Hutan )
"Ini atas musyawarah dengan para wali siswa, dilaksanakan Guru Keliling. Dengan tidak mengindahkan keamanan dan standar kesehatan siswa, seperti pemakaian masker, mencuci tangan serta soail distancing atau menjaga jarak," kata Yuyu Yuliana.
Menurutnya, dalam satu minggu dilakukan tatap muka dengan zona kelompok, sehingga dalam satu kelas bisa terangi dalam 3 kelompok yang berjumlah 8 hingga 10 siswa. Sementara, untuk penentuan tempat belajar kelompok ditentukan sesuai kesepakatan forum orang tua siswa.
Dia juga menjelaskan, materi yang disampaikan dalam kegiatan guru keliling sesuai tingkat kesulitan."Jika materi ringan bisa disampaikan melalui daring. Namun bila materi yang memerlukan penjelasan panjang, bisa disampaikan saat belajar berkelompok kecil seperti ini," jelasnya.
Hal ini dilakukan atas inisiatif para orang tua dan guru agar bisa bersekolah sambil bertatap muka meski dibagi ke dalam 3 kelompok kecil dalam satu kelas, dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.
Di masa Pandemi COVID-19 saat ini, para siswa Sekolah Dasar di Ciamis, Jawa Barat, belum dibolehkan belajar di Sekolah. Namun, atas musyawarah para orang tua murid, kegiatan proses belajar mengajar tetap dilakukan dengan bertatap muka dengan guru keliling yang mendatangi di sejumlah tempat yang telah disepakati. (Baca juga: 6 Bulan Tak Digaji, 595 Guru Madrasah di Labuhanbatu Menjerit )
Seperti yang dilakukan 8 orang siswa SDN 4 Kertasari, Ciamis, ini, Mereka belajar di teras depan Masjid Al Ikhlas di Kelurahan Kertasari, Jawa Barat. Para siswa-siswi belajar bersama guru sekolah, mengenakan seragam merah putih sekolah dan menggunakan meja belajar lipat ukuran kecil sebagai sandaran buku.
Para siswa Sekolah Dasar ini mengaku sudah jenuh belajar di rumah. Meski telah dilakukan dengan cara tatap muka di teras mesjid, tetap merasa tidak nyaman belajar. "Kita berharap segara bisa belajar di ruang kelas sekolah agar lebih mudah mengerti pembelajaran dan merasa senang karena banyak teman," jelas Askana Sakhi Syakira, siswi kelas 4 SD, Rabu (22/7/2020).
Sementara itu, Guru yang juga Wali Kelas 4A SDN 4 Kertasari, Ciamis, Yuyu Yuliana, menerangkan, tahun ajaran baru ini masih belum ada ketentuan bisa tatap muka. Untuk memberikan pelajaran kepada siswa, ada beberapa sistem yang diterapkan, mulai Daring, Luring dan Guru Keliling, atau Guling. (Baca juga: Demi Sekolah, Siswa SD di KBB Harus Jalan 5 KM dan Lewati Hutan )
"Ini atas musyawarah dengan para wali siswa, dilaksanakan Guru Keliling. Dengan tidak mengindahkan keamanan dan standar kesehatan siswa, seperti pemakaian masker, mencuci tangan serta soail distancing atau menjaga jarak," kata Yuyu Yuliana.
Menurutnya, dalam satu minggu dilakukan tatap muka dengan zona kelompok, sehingga dalam satu kelas bisa terangi dalam 3 kelompok yang berjumlah 8 hingga 10 siswa. Sementara, untuk penentuan tempat belajar kelompok ditentukan sesuai kesepakatan forum orang tua siswa.
Dia juga menjelaskan, materi yang disampaikan dalam kegiatan guru keliling sesuai tingkat kesulitan."Jika materi ringan bisa disampaikan melalui daring. Namun bila materi yang memerlukan penjelasan panjang, bisa disampaikan saat belajar berkelompok kecil seperti ini," jelasnya.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda