Inovasi Keren! 3 Mahasiswa FTUI Rancang Aplikasi Terintegrasi TODerses untuk Urai Kemacetan
Sabtu, 27 Mei 2023 - 23:27 WIB
JAKARTA - Guna mengurai kemacetan, tiga mahasiswa Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DTSL FTUI) berhasil merancang aplikasi inovatif terintegrasi untuk mengatasi kemacetan.
Aplikasi tersebut, diberi nama TODerse. Ia, dirancang oleh Wahyu Aji Syahputra, Zuniar Ayu Permata Sari, dan Muhammad Hafiz Risat Julian di bawah bimbingan Guru Besar dan Pakar Transportasi DTSL FTUI, Prof Sutanto Soehodho.
Sutanto mengatakan, dengan adanya aplikasi TODerse ini, diharapkan dapat mendukung aktivitas dan produktivitas masyarakat urban berdasarkan prinsip dan konsep kawasan TOD.
"Sistem TODerse menerapkan delapan prinsip sustainable transportation pada kawasan TOD, antara lain walk (meningkatkan jumlah pejalan kaki), cycle (optimalisasi jalur pesepeda), connect (terdapat interkoneksi antara satu area dengan area lainnya) dan transit (terdapat angkutan umum massal yang mudah dijangkau dengan berjalan kaki)," ujar Sutanto dalam keterangannya, Sabtu (27/5/2023).
"Kemudian mix (tata guna lahan yang bervariasi), density (pemadatan antar bangunan yang dapat menunjang kebutuhan orang di sekitar Kawasan tersebut), compact (tidak adanya lahan kosong, semuanya benar-benar dimanfaatkan), dan shift (perpindahan antar moda yang efektif dan efisien)," sambungnya.
Sutanto menambahkan, aplikasi tersebut memiliki beberapa fitur, yaitu integrated scheduling (penjadwalan terintegrasi) untuk dapat memperkirakan waktu keberangkatan dan tiba pada jenis moda masing-masing, aparthouse (preferensi tempat hunian) sebagai referensi hunian bagi masyarakat yang ingin memiliki hunian di tengah kota.
Dilansir dari penelitian Perusahaan Analisis Transportasi yang berkembang di Washington DC, Indonesia tercatat sebagai negara dengan tingkat kemacetan kedua terburuk di dunia.
Cukup banyak strategi dan solusi yang digagas untuk mengatasi kemacetan Indonesia, salah satunya adalah perencanaan kawasan Transit Oriented Development (TOD) ini.
Aplikasi ini pun memiliki beberapa fitur, yaitu integrated scheduling (penjadwalan terintegrasi) untuk dapat memperkirakan waktu keberangkatan dan tiba pada jenis moda masing-masing, aparthouse (preferensi tempat hunian) sebagai referensi hunian bagi masyarakat yang ingin memiliki hunian di tengah kota
Kemudian mode choice memberikan informasi terkait pilihan moda dan rute yang dapat dipilih untuk sampai di lokasi tujuan dengan pilihan dari jarak tempuh terdekat, waktu tercepat, dan biaya termurah, integrated ticketing sebagai cara agar pembayaran tiket berada dalam “satu pintu”, dan non motorized reward, yaitu reward berupa poin bagi para pengguna yang memiliki kesadaran tinggi terkait kawasan TOD.
Aplikasi tersebut, diberi nama TODerse. Ia, dirancang oleh Wahyu Aji Syahputra, Zuniar Ayu Permata Sari, dan Muhammad Hafiz Risat Julian di bawah bimbingan Guru Besar dan Pakar Transportasi DTSL FTUI, Prof Sutanto Soehodho.
Sutanto mengatakan, dengan adanya aplikasi TODerse ini, diharapkan dapat mendukung aktivitas dan produktivitas masyarakat urban berdasarkan prinsip dan konsep kawasan TOD.
"Sistem TODerse menerapkan delapan prinsip sustainable transportation pada kawasan TOD, antara lain walk (meningkatkan jumlah pejalan kaki), cycle (optimalisasi jalur pesepeda), connect (terdapat interkoneksi antara satu area dengan area lainnya) dan transit (terdapat angkutan umum massal yang mudah dijangkau dengan berjalan kaki)," ujar Sutanto dalam keterangannya, Sabtu (27/5/2023).
"Kemudian mix (tata guna lahan yang bervariasi), density (pemadatan antar bangunan yang dapat menunjang kebutuhan orang di sekitar Kawasan tersebut), compact (tidak adanya lahan kosong, semuanya benar-benar dimanfaatkan), dan shift (perpindahan antar moda yang efektif dan efisien)," sambungnya.
Sutanto menambahkan, aplikasi tersebut memiliki beberapa fitur, yaitu integrated scheduling (penjadwalan terintegrasi) untuk dapat memperkirakan waktu keberangkatan dan tiba pada jenis moda masing-masing, aparthouse (preferensi tempat hunian) sebagai referensi hunian bagi masyarakat yang ingin memiliki hunian di tengah kota.
Dilansir dari penelitian Perusahaan Analisis Transportasi yang berkembang di Washington DC, Indonesia tercatat sebagai negara dengan tingkat kemacetan kedua terburuk di dunia.
Cukup banyak strategi dan solusi yang digagas untuk mengatasi kemacetan Indonesia, salah satunya adalah perencanaan kawasan Transit Oriented Development (TOD) ini.
Aplikasi ini pun memiliki beberapa fitur, yaitu integrated scheduling (penjadwalan terintegrasi) untuk dapat memperkirakan waktu keberangkatan dan tiba pada jenis moda masing-masing, aparthouse (preferensi tempat hunian) sebagai referensi hunian bagi masyarakat yang ingin memiliki hunian di tengah kota
Kemudian mode choice memberikan informasi terkait pilihan moda dan rute yang dapat dipilih untuk sampai di lokasi tujuan dengan pilihan dari jarak tempuh terdekat, waktu tercepat, dan biaya termurah, integrated ticketing sebagai cara agar pembayaran tiket berada dalam “satu pintu”, dan non motorized reward, yaitu reward berupa poin bagi para pengguna yang memiliki kesadaran tinggi terkait kawasan TOD.
(mpw)
tulis komentar anda