Jenjang Berliku Menjadi Dokter di Indonesia, Gelar Sarjana Saja Belum Cukup
Selasa, 15 Agustus 2023 - 09:10 WIB
JAKARTA - Ini jenjang berliku untuk menjadi dokter di Indonesia. Sudah menjadi rahasia umum bahwa kuliah di jurusan kedokteran menjanjikan masa depan yang cerah. Baik dari segi karier sebagai dokter, maupun ilmu kedokteran yang bermanfaat untuk menyelamatkan banyak orang.
Tapi kamu tahu tidak, sebelum menyandang status dokter, seseorang mahasiswa Kedokteran harus melewati tahapan perjalanan panjang alias bertahun-tahun. Dirangkum dari berbagai sumber, ini tahapan panjang untuk menjadi dokter di tanah air.
Masa Preklinik disebut juga sebagai masa kuliah. Selayaknya mahasiswa lain, kamu menjalani pendidikan di kampus selama 3,5 tahun. Perlu diketahui, tidak ada sistem SKS di jurusan Kedokteran, melainkan terbagi dalam beberapa blok. Misalnya, Blok Neurologi, Blok Kulit, Blok Pediatri, dan masih banyak lagi.
Mahasiswa Kedokteran juga menghadapi ujian tulis, OSCE, dan SOCA. OSCE (Objective Structured Clinical Examination) adalah ujian praktek untuk menebak diagnosa penyakit yang diderita oleh pasien simulasi.
Lalu, ada SOCA (Student Oral Case Analysis) yaitu uji pemahaman mahasiswa terkait kasus penyakit tertentu. SOCA dilakukan secara lisan di hadapan 2-3 dosen penguji. Di semester 7, mahasiswa Kedokteran menyusun skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked). Setelah ini, kamu akan diwisuda dan lanjut ke program profesi atau koas.
Durasi koas berlangsung 1,5 sampai 2 tahun. Terdiri dari berbagai macam stase yang harus dipelajari. Ada stase bedah, anak, THT, forensik, anestesi, kandungan, penyakit dalam, psikiatri, dan lain-lain. Untuk mempermudah proses pembelajaran, mahasiswa disatukan dalam kelompok-kelompok kecil.
Tapi kamu tahu tidak, sebelum menyandang status dokter, seseorang mahasiswa Kedokteran harus melewati tahapan perjalanan panjang alias bertahun-tahun. Dirangkum dari berbagai sumber, ini tahapan panjang untuk menjadi dokter di tanah air.
Tahapan Menyandang Status Dokter di Indonesia
1. Masa Preklinik
Masa Preklinik disebut juga sebagai masa kuliah. Selayaknya mahasiswa lain, kamu menjalani pendidikan di kampus selama 3,5 tahun. Perlu diketahui, tidak ada sistem SKS di jurusan Kedokteran, melainkan terbagi dalam beberapa blok. Misalnya, Blok Neurologi, Blok Kulit, Blok Pediatri, dan masih banyak lagi.
Mahasiswa Kedokteran juga menghadapi ujian tulis, OSCE, dan SOCA. OSCE (Objective Structured Clinical Examination) adalah ujian praktek untuk menebak diagnosa penyakit yang diderita oleh pasien simulasi.
Lalu, ada SOCA (Student Oral Case Analysis) yaitu uji pemahaman mahasiswa terkait kasus penyakit tertentu. SOCA dilakukan secara lisan di hadapan 2-3 dosen penguji. Di semester 7, mahasiswa Kedokteran menyusun skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked). Setelah ini, kamu akan diwisuda dan lanjut ke program profesi atau koas.
2. Koas (Co-Assistant)
Tahap kedua calon dokter adalah koas. Jika saat kuliah pasien yang kamu hadapi cuma pura-pura alias patung, di tahap koas kamu berinteraksi dengan pasien sungguhan di bawah pengawasan dokter senior. Di sini, kamu disebut sebagai ‘dokter muda’. Program koas diselenggarakan di rumah sakit yang bekerja sama dengan kampus dan tidak digaji.Durasi koas berlangsung 1,5 sampai 2 tahun. Terdiri dari berbagai macam stase yang harus dipelajari. Ada stase bedah, anak, THT, forensik, anestesi, kandungan, penyakit dalam, psikiatri, dan lain-lain. Untuk mempermudah proses pembelajaran, mahasiswa disatukan dalam kelompok-kelompok kecil.
tulis komentar anda