Sosok Ridi Ferdiana, Profesor Muda UGM dan Risetnya yang Unik, Salah Satunya Teliti Bahasa Kucing
Kamis, 05 Oktober 2023 - 10:10 WIB
Baca juga:
“Kita petakan berdasarkan ras kucing dan suaranya, suara kucing ingin kawin, suara kucinglagi sedang marah, kita klasifikasi mood kucing. Sekitar 35-40 ribu video kucing kita kumpulkan dari YouTube, lalu kita ekstrak audionya, kita koneksikan dengan deskripsi yang tertera di video itu,"
Ridi memiliki angan-angan suatu saat dari gawai masing-masing manusia akan bisa mengetahui suara kucing ketika lagi lewat, juga mengetahui apa yang sedang kucing inginkan sehingga pemilik kucing itu pun bisa melakukan apa yang harus dilakukan.
Tak hanya riset bahasa kucing, ketika ditanya riset apa yang ingin ia selesaikan di masa mendatang, Ridi berkeinginan membuat riset tentang digital sibling, yaitu orang bisa berinteraksi dengan saudara, kerabat kandung atau orang tua yang sudah meninggal secara digital lewat teknologi kecerdasan buatan (AI).
“Orang yang sudah meninggal, bagaimana perilakunya bisa masuk ke AI. Harapan saya nantinya anak cucu bisa ngobrol dan berinteraksi. Dari perilaku, cara ngomong, hingga suara dibuat bisa semirip mungkin. Saya memikirkan kodenya (algoritma) seperti apa. Paling tidak bisa mulai dari diri saya sendiri,” tuturnya.
Selain itu, Ridi juga pernah melakukan riset soal kebiasaan masyarakat memulai percakapan saat mengetik pesan di sebuah aplikasi percakapan. “Waktu itu saya riset soal perilaku masyarakat kita saat mengetik di smartphone," jelasnya.
Baca juga: Top 53 Universitas Terbaik di Jakarta Versi UniRank 2023 Terbaru, BINUS Ranking Pertama!
"Kita sampai tahu anak SMP itu misalnya sering ngomong apa, ngobrol formal atau informal, menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Jawa. Kita tahu keyboard virtual itu menyimpan apa yang sering kita tulis,” lanjutnya.
Ridi memang aktif meneliti dan mengaplikasikan riset berguna bagi masyarakat dan perusahaan. Bahkan rata-rata setiap tahun Ridi dapat memublikasikan 1-2 dua riset baru yang diterbitkan di jurnal atau dipresentasikan dalam sebuah konferensi internasional.
“Kita petakan berdasarkan ras kucing dan suaranya, suara kucing ingin kawin, suara kucinglagi sedang marah, kita klasifikasi mood kucing. Sekitar 35-40 ribu video kucing kita kumpulkan dari YouTube, lalu kita ekstrak audionya, kita koneksikan dengan deskripsi yang tertera di video itu,"
Ridi memiliki angan-angan suatu saat dari gawai masing-masing manusia akan bisa mengetahui suara kucing ketika lagi lewat, juga mengetahui apa yang sedang kucing inginkan sehingga pemilik kucing itu pun bisa melakukan apa yang harus dilakukan.
MelaluiAI Berinteraksi dengan Orang Meninggal
Tak hanya riset bahasa kucing, ketika ditanya riset apa yang ingin ia selesaikan di masa mendatang, Ridi berkeinginan membuat riset tentang digital sibling, yaitu orang bisa berinteraksi dengan saudara, kerabat kandung atau orang tua yang sudah meninggal secara digital lewat teknologi kecerdasan buatan (AI).
“Orang yang sudah meninggal, bagaimana perilakunya bisa masuk ke AI. Harapan saya nantinya anak cucu bisa ngobrol dan berinteraksi. Dari perilaku, cara ngomong, hingga suara dibuat bisa semirip mungkin. Saya memikirkan kodenya (algoritma) seperti apa. Paling tidak bisa mulai dari diri saya sendiri,” tuturnya.
Selain itu, Ridi juga pernah melakukan riset soal kebiasaan masyarakat memulai percakapan saat mengetik pesan di sebuah aplikasi percakapan. “Waktu itu saya riset soal perilaku masyarakat kita saat mengetik di smartphone," jelasnya.
Baca juga: Top 53 Universitas Terbaik di Jakarta Versi UniRank 2023 Terbaru, BINUS Ranking Pertama!
"Kita sampai tahu anak SMP itu misalnya sering ngomong apa, ngobrol formal atau informal, menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Jawa. Kita tahu keyboard virtual itu menyimpan apa yang sering kita tulis,” lanjutnya.
Produktif Meneliti di Tengah Kewajiban Mengajar
Ridi memang aktif meneliti dan mengaplikasikan riset berguna bagi masyarakat dan perusahaan. Bahkan rata-rata setiap tahun Ridi dapat memublikasikan 1-2 dua riset baru yang diterbitkan di jurnal atau dipresentasikan dalam sebuah konferensi internasional.
tulis komentar anda