Ganjar Pranowo Apresiasi Peran Muhammadiyah pada Bidang Pendidikan
Rabu, 01 November 2023 - 15:45 WIB
Organisasi ini dikenal sebagai sebuah gerakan tajdid, mereformasi, dan menggerakkan perubahan positif di berbagai bidang, terutama dalam pendidikan. Sebagai gerakan tajdid, Muhammadiyah diharapkan untuk berperan aktif dalam merancang strategi dan mencari solusi atas berbagai tantangan sosial yang ada saat ini.
Gerakan Tajdid adalah gerakan pembaharuan dalam ajaran Islam yang sebelumnya telah dipengaruhi oleh kepercayaan takhayul, bidah, dan Khurafat (keyakinan tanpa dasar). Istilah Tajdid berasal dari bahasa Arab yang berarti penyegaran atau penyempurnaan.
Baca juga: Baliho dan Bendera PDIP Dicopot saat Kunjungan Jokowi di Bali, Begini Respons Ganjar Pranowo
Muhammadiyah, organisasi Islam besar di Indonesia, memiliki peran penting dalam berbagai bidang, terutama pendidikan. KH Ahmad Dahlan, pendirinya, adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Muhammadiyah bekerja bersama dengan organisasi besar lainnya seperti Nadhlatul Ulama (NU) untuk kemajuan bangsa, dengan tugas yang saling melengkapi daripada bersaing.
Muhammadiyah, sebagai organisasi dengan visi dan misi yang jelas, mengarahkan upayanya menuju tujuan bersama. Sebagai sebuah gerakan, Muhammadiyah beroperasi di berbagai aspek kehidupan masyarakat di Indonesia, sesuai dengan Anggaran Dasarnya yang mencakup upaya dakwah, perbaikan moral, reformasi, dan berbagai kegiatan di bidang lainnya.
Muhammadiyah mewujudkan misi ini melalui berbagai program dan kegiatan yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangganya, dengan tujuan mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam praktiknya.
Muhammadiyah menciptakan pendidikan yang menggabungkan pendekatan sekolah umum dengan madrasah/pesantren. Untuk merealisasikan gagasan ini, Muhammadiyah mendirikan berbagai jenis lembaga pendidikan, termasuk sekolah umum yang mengajarkan agama, madrasah/pesantren yang mengajarkan ilmu pengetahuan modern, dan perguruan tinggi.
K.H. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, memulai usaha pengembangan sistem pendidikan Islam modern karena melihat dualisme dalam sistem pendidikan di masa kolonial Indonesia. Muhammadiyah, sebagai gerakan dakwah Islam, menggunakan pendidikan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan dakwah dengan menanamkan nilai-nilai Islam.
Salah satu ciri khas pendidikan Muhammadiyah yang masih ada hingga saat ini adalah mata pelajaran AIK (al-Islam kemuhammadiyahan) di semua lembaga pendidikan mereka, sebagai upaya untuk memastikan bahwa nilai-nilai Islam menjadi landasan dalam setiap tindakan dan langkah yang diambil.
Sekolah Muhammadiyah mencerminkan visi pendidikan Islam yang kokoh dan terpadu, sesuai dengan cita-cita pendirinya. Guru dan siswa hidup dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Islam, baik di dalam maupun di luar sekolah. Keunikan Sekolah Muhammadiyah terletak pada pendalaman dan cakupan pendidikan agama Islam, yang mencakup tauhid, ibadah, akhlak, ilmu pengetahuan Islam, dan pemahaman kemuhammadiyahan.
Gerakan Tajdid adalah gerakan pembaharuan dalam ajaran Islam yang sebelumnya telah dipengaruhi oleh kepercayaan takhayul, bidah, dan Khurafat (keyakinan tanpa dasar). Istilah Tajdid berasal dari bahasa Arab yang berarti penyegaran atau penyempurnaan.
Baca juga: Baliho dan Bendera PDIP Dicopot saat Kunjungan Jokowi di Bali, Begini Respons Ganjar Pranowo
Muhammadiyah, organisasi Islam besar di Indonesia, memiliki peran penting dalam berbagai bidang, terutama pendidikan. KH Ahmad Dahlan, pendirinya, adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Muhammadiyah bekerja bersama dengan organisasi besar lainnya seperti Nadhlatul Ulama (NU) untuk kemajuan bangsa, dengan tugas yang saling melengkapi daripada bersaing.
Muhammadiyah, sebagai organisasi dengan visi dan misi yang jelas, mengarahkan upayanya menuju tujuan bersama. Sebagai sebuah gerakan, Muhammadiyah beroperasi di berbagai aspek kehidupan masyarakat di Indonesia, sesuai dengan Anggaran Dasarnya yang mencakup upaya dakwah, perbaikan moral, reformasi, dan berbagai kegiatan di bidang lainnya.
Muhammadiyah mewujudkan misi ini melalui berbagai program dan kegiatan yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangganya, dengan tujuan mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam praktiknya.
Muhammadiyah menciptakan pendidikan yang menggabungkan pendekatan sekolah umum dengan madrasah/pesantren. Untuk merealisasikan gagasan ini, Muhammadiyah mendirikan berbagai jenis lembaga pendidikan, termasuk sekolah umum yang mengajarkan agama, madrasah/pesantren yang mengajarkan ilmu pengetahuan modern, dan perguruan tinggi.
K.H. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, memulai usaha pengembangan sistem pendidikan Islam modern karena melihat dualisme dalam sistem pendidikan di masa kolonial Indonesia. Muhammadiyah, sebagai gerakan dakwah Islam, menggunakan pendidikan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan dakwah dengan menanamkan nilai-nilai Islam.
Salah satu ciri khas pendidikan Muhammadiyah yang masih ada hingga saat ini adalah mata pelajaran AIK (al-Islam kemuhammadiyahan) di semua lembaga pendidikan mereka, sebagai upaya untuk memastikan bahwa nilai-nilai Islam menjadi landasan dalam setiap tindakan dan langkah yang diambil.
Sekolah Muhammadiyah mencerminkan visi pendidikan Islam yang kokoh dan terpadu, sesuai dengan cita-cita pendirinya. Guru dan siswa hidup dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Islam, baik di dalam maupun di luar sekolah. Keunikan Sekolah Muhammadiyah terletak pada pendalaman dan cakupan pendidikan agama Islam, yang mencakup tauhid, ibadah, akhlak, ilmu pengetahuan Islam, dan pemahaman kemuhammadiyahan.
tulis komentar anda