Anak Tukang Sayur Ini Berhasil Meraih IPK Tertinggi di Unej
Jum'at, 03 November 2023 - 12:29 WIB
JAKARTA - Kisah anak tukang sayur yang berhasil meraih IPK tertinggi di Universitas Jember (Unej) ini bisa menjadi inspirasi. Meihilda Dona Pratiwi pun berhasil membikin bangga kedua orang tuanya.
Meihilda Dona Pratiwi atau akrab dipanggil Mei adalah mahasiswa jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unej. Pada wisuda periode IV, Mei berhasil lulus dengan predikat pujian dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,98. Mei sukses meraih IPK tertinggi untuk jenjang sarjana.
Mei berasal dari keluarga tak mampu sehingga dia merupakan penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, beasiswa kuliah yang disalurkan Kemendikbudristek ke PTN dan PTS. Mei pun bisa kuliah gratis dan dapat uang saku bulanan.
Baca juga: Daftar Wisudawan dengan IPK Tertinggi dan Lulusan Termuda ITB di Wisuda Oktober 2023
Orang tuanya bernama Hartadi Sukartiko dan Titik Sujiati. Mei adalah anak rantau. Ibunya berada di Trenggalek bersama sang adik. Sementara Mei harus kuliah di Tegalboto. Sementara ayahnya juga merantau ke Kalimantan.
"Ibu saya hanya berjualan sayur dan sembako kecil-kecilan di rumah. Kalau ayah saya merantau di Kalimantan sebagai dompeng atau penambang emas tradisional," ujar Mei, dikutip dari laman Unej, Jumat (3/11/2023).
Meihilda Dona Pratiwi atau akrab dipanggil Mei adalah mahasiswa jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unej. Pada wisuda periode IV, Mei berhasil lulus dengan predikat pujian dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,98. Mei sukses meraih IPK tertinggi untuk jenjang sarjana.
Anak Tukang Sayur Penerima KIP Kuliah
Mei berasal dari keluarga tak mampu sehingga dia merupakan penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, beasiswa kuliah yang disalurkan Kemendikbudristek ke PTN dan PTS. Mei pun bisa kuliah gratis dan dapat uang saku bulanan.
Baca juga: Daftar Wisudawan dengan IPK Tertinggi dan Lulusan Termuda ITB di Wisuda Oktober 2023
Orang tuanya bernama Hartadi Sukartiko dan Titik Sujiati. Mei adalah anak rantau. Ibunya berada di Trenggalek bersama sang adik. Sementara Mei harus kuliah di Tegalboto. Sementara ayahnya juga merantau ke Kalimantan.
"Ibu saya hanya berjualan sayur dan sembako kecil-kecilan di rumah. Kalau ayah saya merantau di Kalimantan sebagai dompeng atau penambang emas tradisional," ujar Mei, dikutip dari laman Unej, Jumat (3/11/2023).
Unej Kampus Idamannya sejak SMA
tulis komentar anda