Terima KIP Kuliah di UGM, Anak Sopir Truk Ini Ingin Lulus Cumlaude
Senin, 20 November 2023 - 15:29 WIB
"Sebenarnya waktu itu saya juga terpikirkan untuk mengikuti seleksi Beasiswa Indonesia Maju. Tapi, kalau BIM itu kan kuliahnya nanti di luar negeri. Akhirnya saya putuskan untuk kuliah di Yogyakarta saja agar tidak jauh dari rumah seperti permintaan orang tua," ungkapnya.
Menjadi mahasiswa penerima KIP Kuliah tak menjadikannya minder ataupun ragu. Yoga terus mengasah kemampuannya berorganisasi dan mengikuti berbagai kompetisi baik nasional maupun internasional. Ia berhasil mempertahankan capaian akademis meskipun sibuk dengan berbagai kompetisi. Ia juga optimistis bisa lulus dengan predikat cumlaude.
"Saya suka ikut kompetisi karena mengasah kemampuan saya. Saya bersyukur UGM mendukung dan memfasilitasi. Hadiahnya bisa saya gunakan untuk membeli laptop dan handphone yang berguna sekali untuk kuliah. Jadi tidak merepotkan orang tua lagi," katanya dengan bangga.
"Alhamdulillah uang dari KIP Kuliah bisa saya gunakan untuk keperluan sehari-hari, untuk bayar kos, untuk makan. Cukup untuk tinggal di Yogyakarta," tambahnya.
Baca juga: Kisah Kartika, Anak Penjual Bubur Kacang Ijo Tembus Kedokteran Unair dengan KIP Kuliah
Yoga bersyukur karena Pemerintah memberikan bantuan yang bermanfaat untuk mendukung studinya. KIP pertama kali diterimanya di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kemudian, berlanjut di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). "Dulu uangnya untuk beli seragam, sepatu, tas," ujarnya.
Program Indonesia Pintar juga membantunya melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi. "Waktu itu guru saya memberi tahu tentang KIP Kuliah ini. Karena saya termasuk yang sering ikut dan menang lomba, maka saya coba ikut seleksi yang jalur prestasi dengan KIP Kuliah. Mungkin karena saya sebelumnya juga penerima KIP, jadi mudah saja prosesnya. Alhamdulillah lulus dan bisa kuliah di UGM," tutur Alumni SMA Negeri 3 Surakarta ini.
Keluarga berperan penting dalam kehidupan Yoga. Sejak kecil ia dididik untuk rajin, bekerja keras, dan disiplin oleh orang tuanya. Kendati demikian, ibunya menjadi sosok terdekat yang memberikan inspirasi dan semangat baginya terus belajar, berprestasi, dan berjuang mewujudkan impian.
"Ketika saya ikut kompetisi sains itu kan saya sendiri finalis yang tidak ikut les tambahan dengan tutor, makanya saya harus belajar lebih giat lagi. Kadang kalau belajar itu suka lupa waktu. Ibu yang mengingatkan untuk makan, disediakan makanan buat saya," kenangnya.
Menjadi mahasiswa penerima KIP Kuliah tak menjadikannya minder ataupun ragu. Yoga terus mengasah kemampuannya berorganisasi dan mengikuti berbagai kompetisi baik nasional maupun internasional. Ia berhasil mempertahankan capaian akademis meskipun sibuk dengan berbagai kompetisi. Ia juga optimistis bisa lulus dengan predikat cumlaude.
"Saya suka ikut kompetisi karena mengasah kemampuan saya. Saya bersyukur UGM mendukung dan memfasilitasi. Hadiahnya bisa saya gunakan untuk membeli laptop dan handphone yang berguna sekali untuk kuliah. Jadi tidak merepotkan orang tua lagi," katanya dengan bangga.
"Alhamdulillah uang dari KIP Kuliah bisa saya gunakan untuk keperluan sehari-hari, untuk bayar kos, untuk makan. Cukup untuk tinggal di Yogyakarta," tambahnya.
Baca juga: Kisah Kartika, Anak Penjual Bubur Kacang Ijo Tembus Kedokteran Unair dengan KIP Kuliah
Yoga bersyukur karena Pemerintah memberikan bantuan yang bermanfaat untuk mendukung studinya. KIP pertama kali diterimanya di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kemudian, berlanjut di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). "Dulu uangnya untuk beli seragam, sepatu, tas," ujarnya.
Program Indonesia Pintar juga membantunya melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi. "Waktu itu guru saya memberi tahu tentang KIP Kuliah ini. Karena saya termasuk yang sering ikut dan menang lomba, maka saya coba ikut seleksi yang jalur prestasi dengan KIP Kuliah. Mungkin karena saya sebelumnya juga penerima KIP, jadi mudah saja prosesnya. Alhamdulillah lulus dan bisa kuliah di UGM," tutur Alumni SMA Negeri 3 Surakarta ini.
Keluarga berperan penting dalam kehidupan Yoga. Sejak kecil ia dididik untuk rajin, bekerja keras, dan disiplin oleh orang tuanya. Kendati demikian, ibunya menjadi sosok terdekat yang memberikan inspirasi dan semangat baginya terus belajar, berprestasi, dan berjuang mewujudkan impian.
"Ketika saya ikut kompetisi sains itu kan saya sendiri finalis yang tidak ikut les tambahan dengan tutor, makanya saya harus belajar lebih giat lagi. Kadang kalau belajar itu suka lupa waktu. Ibu yang mengingatkan untuk makan, disediakan makanan buat saya," kenangnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda