Dinilai Membosankan, Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kampus Perlu Diubah
Selasa, 21 November 2023 - 17:03 WIB
Kemudian teknik pembelajarannya juga harus berbasis projek atau berbasis masalah sehingga metode pembelajarannya dikemas dengan baik, bukan sekedar ceramah melainkan mahasiswa pun bisa berinteraksi dengan dosen.
Baca juga: 7 Contoh Teks Sejarah Pribadi Singkat Beserta Strukturnya
Kemudian dosen-dosen harus memiliki kompetensi sebagai entertain yakni bagaimana membuka ruang komunikasi yang baik atau memiliki strategi menyampaikan yang efektif sehingga pembelajaran bahasa Indonesia pun bisa disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa.
"Itu peran ADOBSI yang akan kita perkuat dan berkoordinasi dengan kampus untuk mencoba melakukan pembenahan secara bertahap," imbuhnya.
Dia menjelaskan, ADOBSI akan segera melakukan pilot project dengan mengundang para dosen MKWK sebagai langkah awal menguatkan kompetensi dosen sehingga dengan metode pembelajaran yang baik dan menyenangkan maka dosen bahasa Indonesia itu pun akan disenangi oleh para mahasiswanya.
Dewan Pakar ADOBSI Prof Endry Boeriswati menambahkan, saat ini mata kuliah bahasa Indonesia di perguruan tinggi mempunyai bobot 2 Satuan Kredit Semester (SKS) yang dinilainya sudah cukup baik. Akan tetapi dia mengatakan, model dan konten pembelajarannya harus disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa saat ini.
Ketua Program Studi Doktor Linguistik Terapan Universitas Negeri Jakarta ini menambahkan, mahasiswa pun perlu diperkuat kemampuan dalam penyampaian atau presentasi dari tugas akhir yang dibuatnya. Apalagi saat ini pemerintah membuka kebijakan bahwa tugas akhir tidak hanya skripsi melainkan bisa proyek, prototipe, maupun sejenisnya.
Sementara Dewan Pertimbangan ADOBSI Prof Fathiaty Murtadho menambahkan, pihaknya tak hanya mengembangkan konten pembelajaran bahasa Indonesia melainkan juga pada perubahan pola pikir para dosen.
Hal ini penting, ujarnya, sebab pihaknya melihat saat ini pembelajaran bahasa Indonesia kurang mengikuti perkembangan fungsi-fungsi pembelajaran bahasa sehingga pendekatan pembelajaran Bahasa Indonesia perlu diubah.
"Kita tidak hanya membelajarkan Bahasa Indonesia sebagai pembelajaran yang hanya kepentingannya untuk menulis tetapi juga untuk kepentingan-kepentingan sosial lainnya," pungkas Guru Besar UNJ ini.
Baca juga: 7 Contoh Teks Sejarah Pribadi Singkat Beserta Strukturnya
Kemudian dosen-dosen harus memiliki kompetensi sebagai entertain yakni bagaimana membuka ruang komunikasi yang baik atau memiliki strategi menyampaikan yang efektif sehingga pembelajaran bahasa Indonesia pun bisa disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa.
"Itu peran ADOBSI yang akan kita perkuat dan berkoordinasi dengan kampus untuk mencoba melakukan pembenahan secara bertahap," imbuhnya.
Dia menjelaskan, ADOBSI akan segera melakukan pilot project dengan mengundang para dosen MKWK sebagai langkah awal menguatkan kompetensi dosen sehingga dengan metode pembelajaran yang baik dan menyenangkan maka dosen bahasa Indonesia itu pun akan disenangi oleh para mahasiswanya.
Dewan Pakar ADOBSI Prof Endry Boeriswati menambahkan, saat ini mata kuliah bahasa Indonesia di perguruan tinggi mempunyai bobot 2 Satuan Kredit Semester (SKS) yang dinilainya sudah cukup baik. Akan tetapi dia mengatakan, model dan konten pembelajarannya harus disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa saat ini.
Ketua Program Studi Doktor Linguistik Terapan Universitas Negeri Jakarta ini menambahkan, mahasiswa pun perlu diperkuat kemampuan dalam penyampaian atau presentasi dari tugas akhir yang dibuatnya. Apalagi saat ini pemerintah membuka kebijakan bahwa tugas akhir tidak hanya skripsi melainkan bisa proyek, prototipe, maupun sejenisnya.
Sementara Dewan Pertimbangan ADOBSI Prof Fathiaty Murtadho menambahkan, pihaknya tak hanya mengembangkan konten pembelajaran bahasa Indonesia melainkan juga pada perubahan pola pikir para dosen.
Hal ini penting, ujarnya, sebab pihaknya melihat saat ini pembelajaran bahasa Indonesia kurang mengikuti perkembangan fungsi-fungsi pembelajaran bahasa sehingga pendekatan pembelajaran Bahasa Indonesia perlu diubah.
"Kita tidak hanya membelajarkan Bahasa Indonesia sebagai pembelajaran yang hanya kepentingannya untuk menulis tetapi juga untuk kepentingan-kepentingan sosial lainnya," pungkas Guru Besar UNJ ini.
tulis komentar anda