KPAI Kritisi SKB 4 Menteri Izinkan Pembelajaran Tatap Muka di Zona Kuning
Sabtu, 08 Agustus 2020 - 12:05 WIB
Ia pun mengajak pemerintah untuk belajar dari pembukaan sekolah di zona hijau, seperti di Pariaman (Sumatera Barat) yang ternyata terdapat 1 guru dan 1 operator sekolah yang terjangkit COVID-19, padahal proses pembelajaran tatap muka sudah berlangsung 1 Minggu.
Kemudian, peristiwa yang sama juga terjadi di Tegal. Dimana, ketika membuka sekolah ternyata ada 1 siswa terinfeksi COVID-19. Terlebih siswa tersebut telah bersekolah selama 2 pekan.
Ia menambahakan, kasus zona hijau di Bengkulu yang membuka sekolah pada 20 Juli 2020, namun 2 pekan kemudian wilayah tersebut menjadi zona merah karena ada tenaga kesehatan di salah satu Puskesmas terinfeksi COVID-19.
(Baca juga: Pemimpin dan Publik Figur Harus Jadi Contoh Disiplin Bermasker)
Retno memaparkan bahwa seharusnya pemerintah daerah harus melakukan tes PCR kepada 30 kali lipat dari kasus dalam populasi. "Artinya, kalau ada 1 siswa terinfeksi maka 30 siswa lain harus di tes. Kalau belum terbukti terinfeksi COVID-19, maka biaya tes tidak ditanggung pemerintah pusat. Jadi, kalau pas buka sekolah dan ternyata ada kasus COVID-19, siapakah yang akan menanggung biaya tes untuk 30 anak/guru di kluster tersebut," ucapnya.
Kemudian, peristiwa yang sama juga terjadi di Tegal. Dimana, ketika membuka sekolah ternyata ada 1 siswa terinfeksi COVID-19. Terlebih siswa tersebut telah bersekolah selama 2 pekan.
Ia menambahakan, kasus zona hijau di Bengkulu yang membuka sekolah pada 20 Juli 2020, namun 2 pekan kemudian wilayah tersebut menjadi zona merah karena ada tenaga kesehatan di salah satu Puskesmas terinfeksi COVID-19.
(Baca juga: Pemimpin dan Publik Figur Harus Jadi Contoh Disiplin Bermasker)
Retno memaparkan bahwa seharusnya pemerintah daerah harus melakukan tes PCR kepada 30 kali lipat dari kasus dalam populasi. "Artinya, kalau ada 1 siswa terinfeksi maka 30 siswa lain harus di tes. Kalau belum terbukti terinfeksi COVID-19, maka biaya tes tidak ditanggung pemerintah pusat. Jadi, kalau pas buka sekolah dan ternyata ada kasus COVID-19, siapakah yang akan menanggung biaya tes untuk 30 anak/guru di kluster tersebut," ucapnya.
(kri)
tulis komentar anda