Guru Besar Psikologi Ukrida Jadi Pembicara di Harvard University dan UCLA
Selasa, 09 Januari 2024 - 10:38 WIB
Dia menjelaskan, pasca musibah gempa bumi itu ternyata terjadi ketidakadilan distribusi bantuan, yaitu warga masyarakat korban gempa memperoleh bantuan dana karena memiliki KTP setempat, sementara yang rumahnya hancur karena gempa malah tidak memperoleh bantuan dana karena tidak memiliki KTP setempat.
baca juga: Ukrida Luluskan Sarjana Terapan Optometri Pertama di Indonesia
Setelah beberapa waktu, untuk menyikapi kondisi demikian, setiap RT atau dusun membuat skenario drama sendiri sebelum, saat, dan setelah gempa. Dalam proses latihan drama terjadi gotong royong dan kerukunan mulai terjalin.
Hal demikian menjadi salah satu upaya bersama guna mengatasi trauma sosial yang terjadi, dan masyarakat setempat merespon kegiatan sosiodrama dengan sangat positif.
“Tujuan pementasan sosiodrama tersebut adalah agar konflik sosial itu dapat tercermin untuk kemudian bisa mencari solusi bersama”, demikian dikatakan oleh Prof. Johana.
Saat sosiodrama diulangi di tahun 2017, para pemain drama di tahun 2007 sudah berusia lebih dari setengah abad. Saat sosiodrama kembali dipentaskan dalam kegiatan pengabdian masyarakat (abmas) di Bantul, yang berperan serta dalam riset tindakan adalah generasi muda.
“Perbedaannya, kalau dulu sosiodrama dipentaskan lebih menyerupai Srandul, dengan para muda dan anak-anak, sosiodrama yang dipentaskan menggambarkan kehidupan saat ini dengan isu-isu sosial yang ada. Pementasannya dengan alat-alat modern dan campuran dengan nyanyian dalam bahasa Inggris,” ujarnya.
Abmas bersama para muda, juga mengajari mereka untuk berdaya dan mengembangkan usaha melalui bazar bahan kebutuhan pokok dan pakaian bekas layak pakai. Walaupun tingkatannya adalah dusun, masyarakat dimotivasi untuk bisa ikut memulihkan keadaan. Salah satunya melalui potensi yang mereka miliki, seperti menggalang dana dengan menjual produk-produk hasil karya mereka.
“Tujuan lainnya adalah membuktikan bahwa seni sosial dapat merevitalisasi kearifan lokal melalui gotong royong, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menangani masalah sosial,” lanjutnya.
Beberapa manfaat serta pelajaran yang diperoleh dari penelitian dan pengabdian pada masyarakat, antara lain mendukung sistem dana bergulir, sebagai wadah melaksanakan demokrasi, koordinasi, dan menyampaikan pendapat bahkan kritik.
baca juga: Ukrida Luluskan Sarjana Terapan Optometri Pertama di Indonesia
Setelah beberapa waktu, untuk menyikapi kondisi demikian, setiap RT atau dusun membuat skenario drama sendiri sebelum, saat, dan setelah gempa. Dalam proses latihan drama terjadi gotong royong dan kerukunan mulai terjalin.
Hal demikian menjadi salah satu upaya bersama guna mengatasi trauma sosial yang terjadi, dan masyarakat setempat merespon kegiatan sosiodrama dengan sangat positif.
“Tujuan pementasan sosiodrama tersebut adalah agar konflik sosial itu dapat tercermin untuk kemudian bisa mencari solusi bersama”, demikian dikatakan oleh Prof. Johana.
Saat sosiodrama diulangi di tahun 2017, para pemain drama di tahun 2007 sudah berusia lebih dari setengah abad. Saat sosiodrama kembali dipentaskan dalam kegiatan pengabdian masyarakat (abmas) di Bantul, yang berperan serta dalam riset tindakan adalah generasi muda.
“Perbedaannya, kalau dulu sosiodrama dipentaskan lebih menyerupai Srandul, dengan para muda dan anak-anak, sosiodrama yang dipentaskan menggambarkan kehidupan saat ini dengan isu-isu sosial yang ada. Pementasannya dengan alat-alat modern dan campuran dengan nyanyian dalam bahasa Inggris,” ujarnya.
Abmas bersama para muda, juga mengajari mereka untuk berdaya dan mengembangkan usaha melalui bazar bahan kebutuhan pokok dan pakaian bekas layak pakai. Walaupun tingkatannya adalah dusun, masyarakat dimotivasi untuk bisa ikut memulihkan keadaan. Salah satunya melalui potensi yang mereka miliki, seperti menggalang dana dengan menjual produk-produk hasil karya mereka.
“Tujuan lainnya adalah membuktikan bahwa seni sosial dapat merevitalisasi kearifan lokal melalui gotong royong, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menangani masalah sosial,” lanjutnya.
Beberapa manfaat serta pelajaran yang diperoleh dari penelitian dan pengabdian pada masyarakat, antara lain mendukung sistem dana bergulir, sebagai wadah melaksanakan demokrasi, koordinasi, dan menyampaikan pendapat bahkan kritik.
Lihat Juga :
tulis komentar anda