Pakar UM Surabaya Kritisi Program Maksi Gratis: Gaji Guru Honorer akan Semakin Memprihatinkan
Senin, 04 Maret 2024 - 14:57 WIB
JAKARTA - Pakar Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya ( UM Surabaya ) Sri Lestari mengkritisi program makan siang gratis yang dananya akan diambil dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ini mengatakan kebijakan mengalokasikan dana BOS untuk membiayai program makan siang gratis perlu dikaji.
“Jika melihat kualitas pendidikan kita, sarana dan prasarana sekolah di seluruh Indonesia salah satunya diambil dari dana BOS. Selama bertahun-tahun dana BOS ini diandalkan oleh sekolah mulai dari membayar biaya buku hingga gaji guru honorer,” katanya, dikutip dari laman UM Surabaya, Senin (4/3/2024).
Baca juga: JPPI: Program Makan Siang Gratis akan Membuat Biaya Pendidikan Tambah Mahal
Tari mengungkapkan, selama ini dana BOS yang disalurkan Kemendikbudristek saja belum mampu untuk memenuhi segala beban anggaran biaya operasional yang dibutuhkan sekolah.
“Apalagi, jika dana BOS dipotong untuk program makan siang gratis justu mengakibatkan gaji guru honorer yang saat ini masih tidak layak menjadi semakin memprihatinkan,”tegas Tari lagi.
Baca juga: Pemangkasan Dana BOS untuk Makan Siang Gratis Bikin Sekolah Swasta Bangkrut
Dosen Pendidikan Bahasa Inggris ini menyebut, program makan siang gratis tergolong baru. Seharusnya, program baru dirancang secara lebih detail termasuk dari mana pos anggaran yang akan diambil. Bukan lalu mengambil pos anggaran yang sudah mapan sebelumnya.
Adanya program makan siang gratis untuk anak sekolah memang satu hal yang baik jika outputnya tepat sasaran yang berarti bahwa nantinya anak-anak sekolah bisa mendapatkan jaminan makan siang yang bergizi dan setara.
“Jangan sampai program makan siang ini kelak justru membebani APBN pendidikan kita yang justru berakibat pada semakin sedikitnya dana pendidikan sehingga berimbas pada kualitas pendidikan kita nantinya,” pungkasnya.
Dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ini mengatakan kebijakan mengalokasikan dana BOS untuk membiayai program makan siang gratis perlu dikaji.
“Jika melihat kualitas pendidikan kita, sarana dan prasarana sekolah di seluruh Indonesia salah satunya diambil dari dana BOS. Selama bertahun-tahun dana BOS ini diandalkan oleh sekolah mulai dari membayar biaya buku hingga gaji guru honorer,” katanya, dikutip dari laman UM Surabaya, Senin (4/3/2024).
Baca juga: JPPI: Program Makan Siang Gratis akan Membuat Biaya Pendidikan Tambah Mahal
Tari mengungkapkan, selama ini dana BOS yang disalurkan Kemendikbudristek saja belum mampu untuk memenuhi segala beban anggaran biaya operasional yang dibutuhkan sekolah.
“Apalagi, jika dana BOS dipotong untuk program makan siang gratis justu mengakibatkan gaji guru honorer yang saat ini masih tidak layak menjadi semakin memprihatinkan,”tegas Tari lagi.
Baca juga: Pemangkasan Dana BOS untuk Makan Siang Gratis Bikin Sekolah Swasta Bangkrut
Dosen Pendidikan Bahasa Inggris ini menyebut, program makan siang gratis tergolong baru. Seharusnya, program baru dirancang secara lebih detail termasuk dari mana pos anggaran yang akan diambil. Bukan lalu mengambil pos anggaran yang sudah mapan sebelumnya.
Adanya program makan siang gratis untuk anak sekolah memang satu hal yang baik jika outputnya tepat sasaran yang berarti bahwa nantinya anak-anak sekolah bisa mendapatkan jaminan makan siang yang bergizi dan setara.
“Jangan sampai program makan siang ini kelak justru membebani APBN pendidikan kita yang justru berakibat pada semakin sedikitnya dana pendidikan sehingga berimbas pada kualitas pendidikan kita nantinya,” pungkasnya.
(nnz)
Lihat Juga :
tulis komentar anda