Dijuluki Duta PMM, Ini yang Dilakukan Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 2 Tarakan
Rabu, 06 Maret 2024 - 13:52 WIB
Meski awalnya sempat bingung, tapi ia mengaku platform tersebut memberikan dampak yang nyata bagi sekolahnya. “Saat itu, teman-teman di sekolah lain belum menggunakan PMM. Kami berani menerapkan beberapa materi-materi di PMM untuk dilakukan di sekolah kami,” ujarnya.
Menurutnya, orang akan tetap memilih sekolah swasta kalau itu berkualitas. Nah, dengan adanya PMM ini, ia mencoba untuk belajar bersama. Luar biasa, dari perkembangan PMM jumlah siswa sudah surplus, bahkan sudah indent. “Jadi kami merasa bahwa terbantu dengan PMM ini,” ungkapnya senang.
Asnawi tak hanya menjalankan tanggung jawab sebagai kepala sekolah, tetapi juga dedikasi untuk memajukan pendidikan di Kalimantan Utara.
Berkeliling 490 Sekolah
Sebelum adanya Platform Merdeka Mengajar, kesempatan pelatihan para guru di Indonesia tidaklah mudah. Para guru mesti melewati berbagai proses sehingga membutuhkan waktu dan usaha yang cukup panjang sampai akhirnya mendapat kesempatan pelatihan.
Bahkan tidak sedikit guru yang sudah mengajar puluhan tahun, belum juga mendapatkan pelatihan karena harus menunggu giliran dan ditunjuk oleh dinas dan satuan pendidikannya. Hal tersebut dikarenakan adanya keterbatasan sumber daya, logistik, dan juga biaya untuk dapat menghadirkan pelatihan yang merata di seluruh Indonesia.
Itu sebabnya, dengan setelah adanya PMM ini, Kemendikbudristek membayangkan bahwa semua guru di Indonesia memiliki kesempatan belajar yang sama, dan dengan begitu pendidikan Indonesia akan jauh lebih maju.
Berkat capaian yang didapatkan sekolahnya dalam menerapkan Platform Merdeka Mengajar, Asnawir berinisiatif untuk mengajak sekolah lain di Kalimantan Utara untuk mendapatkan dampak baik dari pemanfaat aplikasi tersebut.
Asnawir sangat menyadari bahwa melakukan Implementasi Kurikulum Merdeka tidak semudah membalikkan telapak tangan, apalagi kondisi di lapangan sangat berbeda dan beragam di setiap daerah di Indonesia.
Menurutnya, orang akan tetap memilih sekolah swasta kalau itu berkualitas. Nah, dengan adanya PMM ini, ia mencoba untuk belajar bersama. Luar biasa, dari perkembangan PMM jumlah siswa sudah surplus, bahkan sudah indent. “Jadi kami merasa bahwa terbantu dengan PMM ini,” ungkapnya senang.
Asnawi tak hanya menjalankan tanggung jawab sebagai kepala sekolah, tetapi juga dedikasi untuk memajukan pendidikan di Kalimantan Utara.
Berkeliling 490 Sekolah
Sebelum adanya Platform Merdeka Mengajar, kesempatan pelatihan para guru di Indonesia tidaklah mudah. Para guru mesti melewati berbagai proses sehingga membutuhkan waktu dan usaha yang cukup panjang sampai akhirnya mendapat kesempatan pelatihan.
Bahkan tidak sedikit guru yang sudah mengajar puluhan tahun, belum juga mendapatkan pelatihan karena harus menunggu giliran dan ditunjuk oleh dinas dan satuan pendidikannya. Hal tersebut dikarenakan adanya keterbatasan sumber daya, logistik, dan juga biaya untuk dapat menghadirkan pelatihan yang merata di seluruh Indonesia.
Itu sebabnya, dengan setelah adanya PMM ini, Kemendikbudristek membayangkan bahwa semua guru di Indonesia memiliki kesempatan belajar yang sama, dan dengan begitu pendidikan Indonesia akan jauh lebih maju.
Berkat capaian yang didapatkan sekolahnya dalam menerapkan Platform Merdeka Mengajar, Asnawir berinisiatif untuk mengajak sekolah lain di Kalimantan Utara untuk mendapatkan dampak baik dari pemanfaat aplikasi tersebut.
Asnawir sangat menyadari bahwa melakukan Implementasi Kurikulum Merdeka tidak semudah membalikkan telapak tangan, apalagi kondisi di lapangan sangat berbeda dan beragam di setiap daerah di Indonesia.
tulis komentar anda