Inovasi Pendidikan Vokasi Tarik Perhatian Pebisnis di Business Matching 2024

Jum'at, 08 Maret 2024 - 21:51 WIB
“Saat ini anak-anak vokasi bukan hanya belajar membuat dan melakukan praktik. Namun, mereka juga sudah memperhatikan bahwa kalau mereka memproduksi sesuatu ada kepentingan pelanggan yang harus dipikirkan. Dengan kesadaran tersebut, maka dampak positif tersebut juga dirasakan oleh perguruan tinggi. Pada level perguruan tinggi, riset yang mereka lakukan akan semakin maju dan berkualitas,” tambah Kiki, dalam keterangan resmi, Jumat (8/3/2024).

Selanjutnya, Kiki berharap produksi vokasi terus berkembang, memproduksi karya secara massal, dipasarkan ke pasar industri, dan dipakai oleh masyarakat Indonesia.

“Kami diberi arahan oleh Menko Luhut agar ayo buat produksi yang lebih baik lagi, menyiapkan hasil inovasi ini agar dapat dipakai oleh masyarakat dengan tetap menjaga kualitas serta mematuhi perizinan yang ada,” ucap Kiki.

Sementara itu, Kepala SMKN 2 Salatiga, Sriyanto, menuturkan bahwa sepanjang pameran yang berlangsung selama empat hari tersebut, setidaknya sudah ada lebih dari 10 pihak yang telah melakukan komunikasi untuk membahas kemungkinan-kemungkinan kerja sama. Pembicaraan awal kerja sama tersebut tidak hanya dari kalangan industri, tetapi juga berasal dari pemerintah daerah, hingga asosiasi.

“Rata-rata mereka ingin mengajak kerja sama untuk menghasilkan produk-produk inovasi lokal, utamanya produk yang ramah disabilitas,” kata Sriyanto.

Menurut Sriyanto, awalnya para pengunjung tidak percaya jika produk yang ditampilkan merupakan buatan para siswa SMK. Akan tetapi, dengan suguhan bukti-bukti, para pengunjung justru kagum dan ingin membuka peluang kerja sama.

“Rata-rata mereka mengatakan jika anak vokasi bisa menghasilkan produk lokal yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan pasar. Kuncinya itu diberi kesempatan, kepercayaan, dan binaan,” ucap Sriyanto.

Selain Sriyanto, Kepala SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo, Bambang Sahana, juga mengatakan bahwa banyak pihak industri maupun pemerintah daerah yang berminat untuk mengajak kerja sama. Rata-rata mereka terkesima dengan produk inovasi yang dikembangkan para siswa dan berminat untuk mengembangkan produk inovasi bersama.

“Mereka rata-rata ingin membuat produk pengembangan dari apa yang sudah kami buat, kemudian dibuat sesuai dengan kebutuhan mereka. Misalnya, produk dibuat menjadi lebih ramah lingkungan, lebih ramah disabilitas, dan sebagainya,” kata Bambang.
(nnz)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More