Pendidikan Vokasi Siap Dukung Industri Fashion Batik di Indonesia
Selasa, 19 Maret 2024 - 15:15 WIB
Baca juga: Kemendikbud Kenalkan Inovasi Transportasi dan Teknologi dari Kampus ke Industri
Lima SMK yang menandatangani PKS dengan BT Batik Trusmi, yaitu SMKN 30 Jakarta, SMKN 32 Jakarta, SMKN 2 Cirebon, SMK Yami Waled Cirebon, dan SMK Bina Cendekia Cirebon. Bagi industri Batik Trusmi, adanya kemitraan dengan SMK menjadi sebuah peluang untuk mengembangkan bisnis, terutama dalam merekrut SDM tata busana yang terampil dan kompeten.
CEO dan founder BT Batik Trusmi, Sally Giovanny menjelaskan, kolaborasi dengan pendidikan vokasi, khususnya SMK ini dijembatani oleh Kemendikbudristek dan Kementerian Perdagangan (Kemendag).
“Ini seperti gayung bersambut. Kami di industri fesyen, khususnya kriya memang industri yang padat karya sehingga membutuhkan banyak kolaborasi dengan pihak-pihak terkait. Alhamdulillah dijembatani oleh Kemendag dan Kemendikbudristek. Kita tunggu sama-sama ya hasil karya anak-anak kita, mereka sudah tidak sabar untuk ikut fashion show. Jadi nanti kainnya dari kita ya batik trusmi, lalu dikaryakan oleh para siswa SMK,” ungkap Sally.
Dalam dua tahun terakhir, Kemendag bersama Kemendikbudristek juga mendorong keterlibatan satuan pendidikan vokasi dalam ekosistem perdagangan melalui ajang Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW).
“Saya sangat mengapresiasi Kemendikbudristek dalam upaya mengkolaborasikan industri dengan sekolah vokasi. Kami sangat senang hari ini bisa hadir dan menyaksikan penandatanganan. Semoga kolaborasi ini bermanfaat bagi kedua belah pihak, batik trusmi sebagai salah satu brand fashion tidak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri,” ujar Merry Maryati selaku Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kemendag.
SMKN 30 Jakarta sebagai salah satu sekolah yang turut melakukan penandatanganan PKS dengan BT Batik Trusmi optimis bahwa melalui kerja sama yang terbangun akan mampu meningkatkan keterserapan para peserta didik tata busana di sekolahnya.
“Mimpi saya untuk anak-anak saya yang sudah dilatih ini bisa memiliki daya jual, mereka terserap, entah terserapnya kuliah atau kerja atau wirausaha. Mudah-mudahan ini menjadi salah satu ikhtiar sekolah untuk memasarkan lulusan kita supaya bisa langsung terserap di dunia kerja. Trusmi nantinya akan memberikan bahan-bahan yang akan dijahit oleh anak-anak mengikuti standar Trusmi,” imbuh sang kepala sekolah Sri Endang Rahayu.
Lima SMK yang menandatangani PKS dengan BT Batik Trusmi, yaitu SMKN 30 Jakarta, SMKN 32 Jakarta, SMKN 2 Cirebon, SMK Yami Waled Cirebon, dan SMK Bina Cendekia Cirebon. Bagi industri Batik Trusmi, adanya kemitraan dengan SMK menjadi sebuah peluang untuk mengembangkan bisnis, terutama dalam merekrut SDM tata busana yang terampil dan kompeten.
CEO dan founder BT Batik Trusmi, Sally Giovanny menjelaskan, kolaborasi dengan pendidikan vokasi, khususnya SMK ini dijembatani oleh Kemendikbudristek dan Kementerian Perdagangan (Kemendag).
“Ini seperti gayung bersambut. Kami di industri fesyen, khususnya kriya memang industri yang padat karya sehingga membutuhkan banyak kolaborasi dengan pihak-pihak terkait. Alhamdulillah dijembatani oleh Kemendag dan Kemendikbudristek. Kita tunggu sama-sama ya hasil karya anak-anak kita, mereka sudah tidak sabar untuk ikut fashion show. Jadi nanti kainnya dari kita ya batik trusmi, lalu dikaryakan oleh para siswa SMK,” ungkap Sally.
Dalam dua tahun terakhir, Kemendag bersama Kemendikbudristek juga mendorong keterlibatan satuan pendidikan vokasi dalam ekosistem perdagangan melalui ajang Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW).
“Saya sangat mengapresiasi Kemendikbudristek dalam upaya mengkolaborasikan industri dengan sekolah vokasi. Kami sangat senang hari ini bisa hadir dan menyaksikan penandatanganan. Semoga kolaborasi ini bermanfaat bagi kedua belah pihak, batik trusmi sebagai salah satu brand fashion tidak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri,” ujar Merry Maryati selaku Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kemendag.
SMKN 30 Jakarta sebagai salah satu sekolah yang turut melakukan penandatanganan PKS dengan BT Batik Trusmi optimis bahwa melalui kerja sama yang terbangun akan mampu meningkatkan keterserapan para peserta didik tata busana di sekolahnya.
“Mimpi saya untuk anak-anak saya yang sudah dilatih ini bisa memiliki daya jual, mereka terserap, entah terserapnya kuliah atau kerja atau wirausaha. Mudah-mudahan ini menjadi salah satu ikhtiar sekolah untuk memasarkan lulusan kita supaya bisa langsung terserap di dunia kerja. Trusmi nantinya akan memberikan bahan-bahan yang akan dijahit oleh anak-anak mengikuti standar Trusmi,” imbuh sang kepala sekolah Sri Endang Rahayu.
(nnz)
tulis komentar anda