Mau Jadi Pengguna Media Sosial yang Bijak? Ini Sejumlah Syaratnya
Senin, 10 Juni 2024 - 14:14 WIB
MAGETAN - Menjadi warganet yang bijak, kreatif, dan inovatif berarti harus mampu mawas diri, dan menggunakan akal budi dalam beraktivitas. Selain itu, bisa berkolaborasi, berinteraksi, dan berjejaring antar-pengguna, utamanya dalam melakukan posting, chatting, dan sharing.
”Menjadi pengguna media sosial yang bijak harus berpikir kritis dan analitis, mampu menjaga privasi dan keamanan, serta berkomunikasi dengan sopan dan bertanggung jawab,” tutur Ketua Program Studi Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Tulungagung Mei Santi, dalam webinar literasi digital di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Senin (10/6/2024).
Dalam diskusi virtual untuk segmen pendidikan sekolah menengah yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur itu, Mei menegaskan, bijak dalam arti kritis, maka warganet akan mempertanyakan informasi sebelum dibagikan atau dipercaya.
”Lalu, melacak sumber informasi dan memverifikasi, lantaran menyadari adanya bias dan agenda yang tersembunyi dalam konten media sosial,” tambah Mei Santi.
Adapun menjadi warganet yang kreatif, menurut Mei, yakni mengembangkan konten kreatif: berbagi ide dan bakat dengan orang lain, berpartisipasi dalam komunitas online, dan menggunakan media sosial untuk belajar dan berkembang.
”Pahami konten negatif yang melanggar undang-undang, selalu mengingat rekam jejak digital di internet, serta menggunakan media sosial untuk sinergi dan kolaborasi kebaikan yang bermanfaat,” imbuh Mei Santi.
Dalam diskusi bertajuk ”Menjadi Pengguna Media Sosial yang Bijak, Kreatif, dan Inovatif” itu, Mei Santi menambahkan, menjadi warganet yang inovatif berarti memiliki kemampuan memanfaatkan teknologi media sosial terbaru: mencoba platform dan fitur media sosial baru, bereksperimen dengan format konten berbeda, dan up to date dengan tren media sosial terbaru.
”Kreatif juga berarti berpikir di luar kebiasaan, atau memanfaatkan teknologi AI untuk meningkatkan kreativitas dan keterlibatan,” kata Mei Santi di depan para pendidik dan siswa sekolah menengah yang mengikuti diskusi online dengan menggelar nonton bareng (nobar) dari sekolah masing-masing.
”Menjadi pengguna media sosial yang bijak harus berpikir kritis dan analitis, mampu menjaga privasi dan keamanan, serta berkomunikasi dengan sopan dan bertanggung jawab,” tutur Ketua Program Studi Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Tulungagung Mei Santi, dalam webinar literasi digital di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Senin (10/6/2024).
Dalam diskusi virtual untuk segmen pendidikan sekolah menengah yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur itu, Mei menegaskan, bijak dalam arti kritis, maka warganet akan mempertanyakan informasi sebelum dibagikan atau dipercaya.
”Lalu, melacak sumber informasi dan memverifikasi, lantaran menyadari adanya bias dan agenda yang tersembunyi dalam konten media sosial,” tambah Mei Santi.
Adapun menjadi warganet yang kreatif, menurut Mei, yakni mengembangkan konten kreatif: berbagi ide dan bakat dengan orang lain, berpartisipasi dalam komunitas online, dan menggunakan media sosial untuk belajar dan berkembang.
”Pahami konten negatif yang melanggar undang-undang, selalu mengingat rekam jejak digital di internet, serta menggunakan media sosial untuk sinergi dan kolaborasi kebaikan yang bermanfaat,” imbuh Mei Santi.
Dalam diskusi bertajuk ”Menjadi Pengguna Media Sosial yang Bijak, Kreatif, dan Inovatif” itu, Mei Santi menambahkan, menjadi warganet yang inovatif berarti memiliki kemampuan memanfaatkan teknologi media sosial terbaru: mencoba platform dan fitur media sosial baru, bereksperimen dengan format konten berbeda, dan up to date dengan tren media sosial terbaru.
”Kreatif juga berarti berpikir di luar kebiasaan, atau memanfaatkan teknologi AI untuk meningkatkan kreativitas dan keterlibatan,” kata Mei Santi di depan para pendidik dan siswa sekolah menengah yang mengikuti diskusi online dengan menggelar nonton bareng (nobar) dari sekolah masing-masing.
tulis komentar anda