Terapkan Kurikulum Merdeka, Anak Usia Dini Dikenali dengan Kuliner Khas Kudus
Selasa, 11 Juni 2024 - 10:44 WIB
Baca juga: Tata Cara Pendaftaran Kurikulum Merdeka, Dibuka hingga 28 April 2024
Tidak sampai di sini, TK Masehi Kudus mengenalkan konsep enterpreneurship dengan menggelar market day. Sehingga anak-anak dikenalkan dengan konsep produksi, pengemasan, hingga mengenal penjualan dengan cara yang menyenangkan.
"Jadi bersama dengan guru, anak-anak membuat widaran. Lalu pada market day, karya anak-anak digelar untuk bisa dijual ke orang tua," lanjut Agustin.
Menurut Agustin, sekolahnya yang berdiri sejak 1963 ini pernah mendapat pelatihan dan pendampingan dengan Djarum Foundation mengenai bagaimana memetakan dan mengenali passion anak usia dini untuk membantu perkembangan mereka.
Para guru diajari dengan beragam permainan yang cocok dengan anak sehingga guru bisa dengan baik memfasilitasi anak-anak untuk memilih ragam permainan edukasi yang disiapkan.
"Kami sebagai guru memfasilitasi, memantau, dan mengobservasi anak-anak dan anak-anak p dengan beberapa ragam main yang kita siapkan," ujarnya.
Menurut Agustin, tantangan dalam melaksanakan implementasi Kurikulum Merdeka ialah menyusun capaian pembelajaran. Terlebih proses adaptasi dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka.
"Tapi melalui PMM dan pendampingan dari Kemendikbudristek kita diberi kebebasan menyusun capaian pembelajaran yang dipakai sesuai dengan karakter sekolahnya," ujarnya.
Tidak sampai di sini, TK Masehi Kudus mengenalkan konsep enterpreneurship dengan menggelar market day. Sehingga anak-anak dikenalkan dengan konsep produksi, pengemasan, hingga mengenal penjualan dengan cara yang menyenangkan.
"Jadi bersama dengan guru, anak-anak membuat widaran. Lalu pada market day, karya anak-anak digelar untuk bisa dijual ke orang tua," lanjut Agustin.
Menurut Agustin, sekolahnya yang berdiri sejak 1963 ini pernah mendapat pelatihan dan pendampingan dengan Djarum Foundation mengenai bagaimana memetakan dan mengenali passion anak usia dini untuk membantu perkembangan mereka.
Para guru diajari dengan beragam permainan yang cocok dengan anak sehingga guru bisa dengan baik memfasilitasi anak-anak untuk memilih ragam permainan edukasi yang disiapkan.
"Kami sebagai guru memfasilitasi, memantau, dan mengobservasi anak-anak dan anak-anak p dengan beberapa ragam main yang kita siapkan," ujarnya.
Menurut Agustin, tantangan dalam melaksanakan implementasi Kurikulum Merdeka ialah menyusun capaian pembelajaran. Terlebih proses adaptasi dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka.
"Tapi melalui PMM dan pendampingan dari Kemendikbudristek kita diberi kebebasan menyusun capaian pembelajaran yang dipakai sesuai dengan karakter sekolahnya," ujarnya.
(nnz)
Lihat Juga :
tulis komentar anda