Universitas Budi Luhur Luncurkan Prodi Pariwisata, Ini Keunggulannya

Kamis, 29 Agustus 2024 - 18:35 WIB
Universitas Budi Luhur (UBL) meluncurkan program studi Pariwisata. Peresmian prodi baru pada rumpun Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UBL tersebut dilakukan Rektor UBL Prof Dr. Agus Setyo Budi. Foto/UBL.
JAKARTA - Universitas Budi Luhur (UBL) meluncurkan program studi Pariwisata. Peresmian prodi baru pada rumpun Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UBL. Peluncuran tersebut dilakukan Rektor UBL Prof Dr. Agus Setyo Budi pada Kamis (29/8/2024).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam video sambutannya menyampaikan apresiasinya atas dibukanya prodi Pariwisata UBL. “Hari ini adalah momen bersejarah bagi Universitas Budi Luhur terutama terkait dengan perannya dalam menghasilkan sumber daya manusia di bidang pariwisata dengan dibukanya Program Studi Pariwisata,” kata Sandiaga, melalui siaran pers, Kamis (29/8/2024).

Baca juga: Himahi Universitas Budi Luhur Gelar ASEAN+ Youth Environmental Action 2024: Aksi Nyata Pemuda untuk Bumi

Program Studi ini dirancang dengan pendekatan yang komprehensif yang mengintegrasikan, baik teori maupun praktek dalam Manajemen Pariwisata. Karena itu, Sandiaga mengajak semua pihak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjadi agen perubahan di industri pariwisata, dengan saling bersinergi dalam menjadikan pendidikan pariwisata sehingga sektor pariwisata di Indonesia semakin unggul dan maju.



Sebelumnya, Rektor UBL Prof Agus mengatakan pembukaan prodi Pariwisata yang menawarkan tiga peminatan utama yakni Manajemen Travel, Ekowisata dan Industri Pariwisata. Ini merupakan bagian dari amanah dan statuta serta renstra UBL yang harus diwujudkan. “Jadi pembukaan prodi Pariwisata ini bukan latah. Ini adalah proses perjalanan yang panjang yang memang harus saya wujudkan selaku rektor,” ujarnya.

Menurutnya sektor pariwisata di Indonesia perlu digarap lebih serius lagi. Karena dengan potensi keindahan alam dan ragam budaya yang sedemikian kaya, sektor pariwisata di Indonesia belum mampu mendatangkan wisatawan sesuai harapan.

Baca juga: Avoskin Bahas Empowering Women di Klaklik Connection Goes To Campus MNC Pictures

Sebagai contoh, Rektor membandingkan antara destinasi wisata Phuket di Thailand dengan Bali. “Di Bali, wisata apa saja ada. Laut, gunung dan pusat hiburan semua ada. Tetapi mengapa jumlah wisatawannya jauh lebih kecil dibanding Phuket yang hanya menawarkan pantai? Ini ada apa?” tegasnya.

Selain itu, kunjungan wisatawan ke Indonesia yang durasinya lebih cepat juga menjadi catatan penting yang perlu diperhatikan oleh pelaku industri pariwisata. Rektor mengungkapkan adanya pengalaman-pengalaman kurang menyenangkan yang dialami wisatawan, meski itu hal yang boleh dibilang sangat sepele, akan membuat wisatawan kurang nyaman berkunjung ke Indonesia. “Hal sepele, hal kecil namun dampaknya luar biasa,” tambah Prof Agus.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More