Dear Para Mahasiswa, Ini Kunci Kemenangan di Era Industri 4.0
Selasa, 05 November 2024 - 19:48 WIB
"Tentu saja ramalan itu hanya bisa dicapai dengan kerja keras yang cerdas dan terencana. Antara lain melalui penyelenggaraan berbagai program membangun knowledge base economy yang akan menjadi fundamen untuk mengantar Indonesia menjadi negara maju," katanya.
Ia juga menilai tidak mungkin Indonesia akan menjadi negara maju kalau strukturnya tetap resource base economy, seperti era penjajahan, yang hanya menjadi penghasil barang mentah yang murah. "Kita harus menjadi negara penghasil finished product yang diperlukan dunia, karena nilai tambah terbesarnya ada disitu. Sektor manufaktur yang menghasilkan finished product, akan merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang kuat," katanya.
Pencapaian hal tersebut, banyak tergantung pada peran generasi muda saat ini, termasuk para wisudawan.
"Saya pribadi optimis bahwa di tahun 2045, tepat seabad usia Republik Indonesia, negara yang kita cintai ini benar-benar akan meraih kejayaannya, menjadi negara maju yang penting dalam konstalasi ekonomi global," ucapnya.
Ia juga berpesan pada para mahasiswa dan alumni bahwa lapangan kerja saat ini sangat terbuka lebar, terutama lapangan kerja di luar negeri dan daerah frontline atau pionir di Indonesia.
Mengingat saat ini, negara-negara maju seperti Korea Selatan, Jepang dan Singapura kekurangan tenaga kerja lantaran angka fertilitas menurun. Pun juga di negara-negara maju, sekarang banyak kapal pesiar yang diisi oleh tenaga kerja dari Asia, seperti Indonesia, Pilipina dan lain-lain.
Ia mengajak generasi muda, melihat peluang di dunia bukan hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Karena saat ini dunia telah menyatu.
"Sekarang orang Indonesia yang bekerja di luar negeri jumlahnya 9 juta orang. Dan makin hari makin berkualitas. Satu pesan untuk anak-anak sekarang, jangan takut kerja dari bawah. Musti berani kerja di daerah. Jangan takut kerja di daerah pionir, daerah baru. Jangan takut susah, jangan takut kesulitan, jangan takut bekerja di daerah fronliner. Generasi sekarang harus tangguh, ulet, " pesannya.
Ia juga menilai tidak mungkin Indonesia akan menjadi negara maju kalau strukturnya tetap resource base economy, seperti era penjajahan, yang hanya menjadi penghasil barang mentah yang murah. "Kita harus menjadi negara penghasil finished product yang diperlukan dunia, karena nilai tambah terbesarnya ada disitu. Sektor manufaktur yang menghasilkan finished product, akan merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang kuat," katanya.
Pencapaian hal tersebut, banyak tergantung pada peran generasi muda saat ini, termasuk para wisudawan.
"Saya pribadi optimis bahwa di tahun 2045, tepat seabad usia Republik Indonesia, negara yang kita cintai ini benar-benar akan meraih kejayaannya, menjadi negara maju yang penting dalam konstalasi ekonomi global," ucapnya.
Ia juga berpesan pada para mahasiswa dan alumni bahwa lapangan kerja saat ini sangat terbuka lebar, terutama lapangan kerja di luar negeri dan daerah frontline atau pionir di Indonesia.
Mengingat saat ini, negara-negara maju seperti Korea Selatan, Jepang dan Singapura kekurangan tenaga kerja lantaran angka fertilitas menurun. Pun juga di negara-negara maju, sekarang banyak kapal pesiar yang diisi oleh tenaga kerja dari Asia, seperti Indonesia, Pilipina dan lain-lain.
Ia mengajak generasi muda, melihat peluang di dunia bukan hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Karena saat ini dunia telah menyatu.
"Sekarang orang Indonesia yang bekerja di luar negeri jumlahnya 9 juta orang. Dan makin hari makin berkualitas. Satu pesan untuk anak-anak sekarang, jangan takut kerja dari bawah. Musti berani kerja di daerah. Jangan takut kerja di daerah pionir, daerah baru. Jangan takut susah, jangan takut kesulitan, jangan takut bekerja di daerah fronliner. Generasi sekarang harus tangguh, ulet, " pesannya.
(tar)
tulis komentar anda