Wahyudi, Guru Inspirator: Melampaui Keterbatasan, Menembus Segala Hambatan Menjadi Kemungkinan
Minggu, 24 November 2024 - 12:40 WIB
Wahyudi membawa dan menerapkan ilmu yang didapatkan dari komunitas literasi tersebut kepada anak-anak didiknya sekolah. Mengajari mereka bukan hanya pelajaran sekolah, tetapi juga menulis kreatif. Berkat itulah Wahyudi mendapat penghargaan sebagai Guru Inspirator SMP dan SMA Pelita Cemerlang 2019.
Hari Guru Nasional
Begitu banyak keterbatasan, seperti minimnya fasilitas di sekolah-sekolah daerah terpencil, namun dengan tekad yang kuat Wahyudi dapat melampaui keterbatasan dan membuka setiap kemungkinan bagi dirinya untuk terus berinovasi dan memotivasi anak-anak didiknya untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Dia berharap teman-teman guru lainnya menempuh jalan yang sama dengan lebih kreatif agar menjadi guru dedikatif, inovatif, dan inspiratif. “Jangan biarkan keterbatasan membuat kita menyerah,” ungkapnya.
Peringatan Hari Guru Nasional pada Senin, 25 November, menurut Wahyudi dapat dijadikan momentum bagi para guru dan insan pendidikan untuk terus meningkatkan kapabilitasnya agar melahirkan murid-murid berkualitas.
Wahyudi bertutur, dalam perjalanannya sebagai guru yang penuh tantangan, dirinya pernah tiba pada titik terendah. Ia merasa lelah dan kehilangan motivasi. Semangatnya terbangkitkan oleh murid-muridnya yang menangis saat Wahyudi akan kembali ke Pontianak.
“Itulah momen yang membuat saya mendapatkan kembali semangat dan tekad untuk tetap di jalan ini, di jalan pendidikan,” ucap pria muda yang dikenal enerjik dan talkative ini.
Saat ini selain menjadi pelatih guru di Mentari Group sejak 2022 hingga sekarang, penyandang Magister Pendidikan Bahasa Indonesia (2023) ini juga tengah mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan di Universitas Tanjungpura untuk kembali menjadi guru.
Dalam mengajar dirinya mengacu kepada prinsip Ki Hajar Dewantara, bahwa pendidikan harus sesuai dengan tuntutan kodrat alam dan kodrat zaman. “Maka seorang guru jangan lelah untuk terus belajar, memperbanyak bacaan agar pengetahuannya luas dan tetap aktual dan relevan dengan semangat zaman,” katanya.
Mengenai perubahan kurikulum, Wahyudi melihatnya seperti arus perubahan zaman yang tidak bisa dilawan. Kurikulum berubah tak lain untuk mengikuti kebutuhan dan semangat zaman.
“Esensinya adalah pembelajaran dari seluruh kurikulum ini harus mengandung tiga hal. Pertama,harus menyenangkan. Kedua, harus mencapai kompetensi dan tujuan pembelajarannya, dan yang ketiga adalah pembelajaran harus substansial dan relevan dengan kebutuhan zaman,” katanya.
Hari Guru Nasional
Begitu banyak keterbatasan, seperti minimnya fasilitas di sekolah-sekolah daerah terpencil, namun dengan tekad yang kuat Wahyudi dapat melampaui keterbatasan dan membuka setiap kemungkinan bagi dirinya untuk terus berinovasi dan memotivasi anak-anak didiknya untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Dia berharap teman-teman guru lainnya menempuh jalan yang sama dengan lebih kreatif agar menjadi guru dedikatif, inovatif, dan inspiratif. “Jangan biarkan keterbatasan membuat kita menyerah,” ungkapnya.
Peringatan Hari Guru Nasional pada Senin, 25 November, menurut Wahyudi dapat dijadikan momentum bagi para guru dan insan pendidikan untuk terus meningkatkan kapabilitasnya agar melahirkan murid-murid berkualitas.
Wahyudi bertutur, dalam perjalanannya sebagai guru yang penuh tantangan, dirinya pernah tiba pada titik terendah. Ia merasa lelah dan kehilangan motivasi. Semangatnya terbangkitkan oleh murid-muridnya yang menangis saat Wahyudi akan kembali ke Pontianak.
“Itulah momen yang membuat saya mendapatkan kembali semangat dan tekad untuk tetap di jalan ini, di jalan pendidikan,” ucap pria muda yang dikenal enerjik dan talkative ini.
Saat ini selain menjadi pelatih guru di Mentari Group sejak 2022 hingga sekarang, penyandang Magister Pendidikan Bahasa Indonesia (2023) ini juga tengah mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan di Universitas Tanjungpura untuk kembali menjadi guru.
Dalam mengajar dirinya mengacu kepada prinsip Ki Hajar Dewantara, bahwa pendidikan harus sesuai dengan tuntutan kodrat alam dan kodrat zaman. “Maka seorang guru jangan lelah untuk terus belajar, memperbanyak bacaan agar pengetahuannya luas dan tetap aktual dan relevan dengan semangat zaman,” katanya.
Mengenai perubahan kurikulum, Wahyudi melihatnya seperti arus perubahan zaman yang tidak bisa dilawan. Kurikulum berubah tak lain untuk mengikuti kebutuhan dan semangat zaman.
“Esensinya adalah pembelajaran dari seluruh kurikulum ini harus mengandung tiga hal. Pertama,harus menyenangkan. Kedua, harus mencapai kompetensi dan tujuan pembelajarannya, dan yang ketiga adalah pembelajaran harus substansial dan relevan dengan kebutuhan zaman,” katanya.
tulis komentar anda