Gaji Rp150.000, Guru Honorer Ini Rela Ngajar Keliling ke Rumah Siswa
Senin, 31 Agustus 2020 - 15:22 WIB
GUNUNGKIDUL - Guru honorer di Kecamatan Semin, Gunungkidul, Pramesti Utami, mengaku prihatin dengan sejumlah siswanya yang tidak memiliki gawai dan kuota internet untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) .
Tak ingin siswanya tidak mendapatkan pendidikan yang layak karena kendala sinyal dan tidak memiliki gawai, dia pun memilih untuk mengajar dengan mendatangi langsung rumah siswanya. (Baca juga: Mirisnya Nasib 900 Ribu Guru Honorer Bergaji Ratusan Ribu )
"Meski status saya hanya guru honorer namun saya memilih untuk mengajar siswa saya dengan mendatangi langsung siswa yang ada," Kata Pramesti Utami, Senin (31/8/2020).
Dalam mengajar dari rumah, Pramesti mengaku dapat mendatangi siswanya 2-3 kali dalam waktu satu Minggu." Jadi saya bisa memantau para siswa saya apakah benar benar belajar atau tidak," Ungkapnya.
Pramesti Utami menerangkan, saat ini dirinya tercatat sebagai guru honorer di SDN Candirejo 2 dengan memperoleh honor sebesar Rp150.000 perbulan. "Meski hanya dibayar segitu saya tidak apa apa yang penting siswa saya dapat pendidikan yang layak," ungkapnya. (Baca juga: Mas Menteri, Ada 1,5 Juta Guru Honorer Belum Tersentuh Bantuan )
Kendala belajar dari rumah tak hanya terjadi pada jaringan internet maupun ketersediaan gawai, para orang tua siswa yang ada mengaku penerapan belajar dari rumah sering kali dirasa tidak efektif sebab siswa cenderung bermain gawai seharian penuh dari pada aktivitas belajar.
Salah satu orang tua siswa, warga Dusun Wareng, Desa Semanu, Kecamatan Semanu, Sri Maryanti mengatakan, semenjak penerapan belajar dari rumah, pihaknya harus menyediakan waktu ekstra agar dapat mengawasi anaknya yang belajar.
"Sehingga waktu saya yang bisa digunakan untuk mengurusi rumah malah saya gunakan untuk mengawasi anak belajar," terangnya. (Baca juga: Soal PJJ, Mas Menteri Mendengar Keluhan Orang Tua, Guru dan Siswa )
Sri Maryanti mengungkapkan, selama BDR pihaknya juga harus mengeluarkan uang ekstra untuk pembelian paket internet yang digunakan anaknya dalam belajar. "Meskipun nominalnya tidak besar tapi jika berlangsung lama tentu saja akan menjadi beban tersendiri bagi para orang tua," ungkapnya.
Tak ingin siswanya tidak mendapatkan pendidikan yang layak karena kendala sinyal dan tidak memiliki gawai, dia pun memilih untuk mengajar dengan mendatangi langsung rumah siswanya. (Baca juga: Mirisnya Nasib 900 Ribu Guru Honorer Bergaji Ratusan Ribu )
"Meski status saya hanya guru honorer namun saya memilih untuk mengajar siswa saya dengan mendatangi langsung siswa yang ada," Kata Pramesti Utami, Senin (31/8/2020).
Dalam mengajar dari rumah, Pramesti mengaku dapat mendatangi siswanya 2-3 kali dalam waktu satu Minggu." Jadi saya bisa memantau para siswa saya apakah benar benar belajar atau tidak," Ungkapnya.
Pramesti Utami menerangkan, saat ini dirinya tercatat sebagai guru honorer di SDN Candirejo 2 dengan memperoleh honor sebesar Rp150.000 perbulan. "Meski hanya dibayar segitu saya tidak apa apa yang penting siswa saya dapat pendidikan yang layak," ungkapnya. (Baca juga: Mas Menteri, Ada 1,5 Juta Guru Honorer Belum Tersentuh Bantuan )
Kendala belajar dari rumah tak hanya terjadi pada jaringan internet maupun ketersediaan gawai, para orang tua siswa yang ada mengaku penerapan belajar dari rumah sering kali dirasa tidak efektif sebab siswa cenderung bermain gawai seharian penuh dari pada aktivitas belajar.
Salah satu orang tua siswa, warga Dusun Wareng, Desa Semanu, Kecamatan Semanu, Sri Maryanti mengatakan, semenjak penerapan belajar dari rumah, pihaknya harus menyediakan waktu ekstra agar dapat mengawasi anaknya yang belajar.
"Sehingga waktu saya yang bisa digunakan untuk mengurusi rumah malah saya gunakan untuk mengawasi anak belajar," terangnya. (Baca juga: Soal PJJ, Mas Menteri Mendengar Keluhan Orang Tua, Guru dan Siswa )
Sri Maryanti mengungkapkan, selama BDR pihaknya juga harus mengeluarkan uang ekstra untuk pembelian paket internet yang digunakan anaknya dalam belajar. "Meskipun nominalnya tidak besar tapi jika berlangsung lama tentu saja akan menjadi beban tersendiri bagi para orang tua," ungkapnya.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda